Tiga hari bersikap mesra dan menunjukkan keakuran rumah tangga pada orang tua Sopan tak begitu sulit. Apalagi Sopan juga mudah diajak kerjasama. Tapi, jika [Name] lihat selama tiga hari ini―Sopan sedikit berbeda.Seperti salah tingkah ketika mereka saling bergandengan, atau saat malam ia malu-malu untuk memeluk pinggang [Name]. Padahal [Name] nya tipe 'ayo aj gweh mah'.
Saat makan malam bersama, Sopan juga tak sekalipun melirik ke arah istri FrostFire, apa mungkin karena ada FrostFire dirinya jadi tak berani? Menurut [Name], sih, begitu. Dirinya tak tahu saja selama makan malam yang Sopan lihat adalah dia.
Tapi dari sini mulai kelihatan, Sopan sudah move on atau belum? Mungkin belum tapi ada peningkatan.
Setidaknya, sekarang mereka tak perlu berpura-pura seperti itu lagi, sudah sampai rumah, kok. Saatnya kembali normal seperti sebelumnya.
Tidak ada peluk, satu kamar, gandengan, cium keni―ups, ada deh. Cukup mereka saja yang tau tentang itu.
"[Name],"
"Yaa? Ngomong aja langsung, gak usah slowly plus jeda gitu."
Kadang [Name] itu suka greget sendiri karena Sopan kalau ngomong lama, terlalu pelan. Beda banget sama bestie-bestienya.
"..."
"Apaan, Pan? Jangan di-PHP."
"... Nanti saja, deh. Kamu lagi sibuk, ya?"
Iya, sibuk scrolling sosial medianya.
"Enggak, sih. Berusaha sok sibuk aja. Apa?"
Kali ini, [Name] letakkan ponselnya di atas meja depannya. Semua fokus yang tadi hanya pada ponsel, kini dia tujukan pada Sopan.
"Sudah gak sibuk, kenapa?"
Untuk beberapa saat, pemuda itu memerah. Namun tak lama, ia menetralkan wajahnya dan duduk di samping sang istri. Dia ambil napas terlebih dahulu untuk beberapa detik sebelum berbicara.
"Itu ... soal kamarmu."
"Kamarku kenapa?"
"Atapnya sedikit bocor. Kemarin 'kan hujan deras dan kita tak ada di rumah. Jadi, malam ini kamu tidak bisa tidur di situ."
"Terus? Aku tinggal tidur di kamar tamu, kan?"
"Bisa, sih."
"Ya sudah. All clear."
Pemuda itu gelisah mendengar jawaban [Name], ia diam beberapa saat, seperti memikirkan sesuatu sebelum akhirnya kembali angkat suara.
"Tapi di ruangan untuk tamu, ranjangnya belum ada. Kemungkinan sofa, kamu mau di sofa?"
"Ih? Fr? Ya enggak lah! Badanku sakit, Pan."
"Nah, karena itu―"
"―aku nginep aja di rumah FrostFire?"
Loh, eh. Mata Sopan langsung melebar. Nope, istrinya tak boleh ke sana kecuali ada urusan penting―sebenarnya gapapa, sih. Cuma Sopan takut ada keributan.
"Bukan begitu ... maksudku- kamu malam ini tidur di kamarku lagi saja, bagaimana?"
Ini mah namanya modus.
; bahasa.
Bukan main-main. Malamnya, [Name] beneran datang ke kamar Sopan dengan bantal dan gulingnya. Agar mereka tak rebutan guling maksudnya.
Namun, Sopan yang melihat hal itu langsung mengerutkan keningnya tak suka. Kenapa [Name] membawa guling? Kan bisa pakai gulingnya walau hanya satu.
"Kenapa sampai bawa guling...."
"Why not? Biar gak rebutan."
Gak salah, sih.
[Name] tak begitu banyak omong. Dirinya langsung menaruh peralatan tidurnya di atas kasur Sopan. Setelah itu, gantian dirinya yang naik ke atas kasur, dan merebahkan diri di samping Sopan.
Sebenarnya, [Name] tahu―atap kamarnya tak bocor. Tadi ia sudah melihat keadaan kamar miliknya dan tak ada yang bocor. Namun, jika Sopan bilang seperti itu untuk modus, ya kenapa enggak? Siapa tahu bisa membantu mereka berdua.
Saat ingin membelakangi Sopan dengan guling yang ia peluk erat―tiba-tiba, suara benda empuk jatuh ke lantai terdengar di telinga [Name]. Membuat gadis itu menoleh ke arah Sopan.
"Apa yang jatuh?"
"... Guling ku, hehe."
"Ambil."
"Jatuhnya jauh."
"Alasan."
[Name] mah tau, cuma pura-pura gatau aja. Ini namanya modus―modus basi yang dulu sering dialami oleh sahabatnya.
"Aku sudah nyaman di posisi ini sih, [Name]."
"Maksudmu pw?"
"Pw? Password?"
Elus ada aja udah.
"... PW itu posisi wueanak. Masa gak pernah dengar?"
"... Tak pernah, tuh."
Astaga, dunia Sopan itu bagaimana sih? [Name] seperti ingin menyerah saja untuk memahami Sopan.
"Terserah. Aku mau tidur."
"... Aku juga."
"... Ambil gulingnya."
"Jauh, [Name]."
Sopan mendekat ke arah istrinya, memperkecil jarak di antara mereka agar lebih mudah untuk mengambil kesempatan. Ia melingkarkan tangannya di pinggang [Name] dengan perlahan, yang mana hal itu disadari oleh [Name].
"... Kayak kemarin saja, bagaimana? Ini juga sangat nyaman untuk dipeluk."
Tuh, kan. Apa [Name] bilang? Sopan ini modus. Membuat [Name] geleng kepala karena dirinya.
"Astaga ... kalau mau modus gak usah gini juga, Sopan. Basi tau ga sih?"
"... Ketahuan, ya?"
"IYALAH. Keliatan banget kamu modus."
Ini [Name] butuh meme 'pake nanya' untuk Sopan sepertinya.
"... Tapi-"
"Apa?"
"Aku tak bohong, kok. Pelukan [Name] memang nyaman, aromanya juga wangi. Akhir-akhir ini aku juga sering merasa salah tingkah sendiri ketika berada di dekat kamu, [Name]. Ini kenapa, ya? Apa aku sudah sepenuhnya move on?"
Oh begitu? Ah affh iyh?
"...."
"Kenapa baru sadar sekarang, ya?"
―Sopan___
Haloo aku kembalii setelah kemarin ditunda 🙇♀️ ternyata aku telat makan WKWKWK tp ini tenggorokan ku ga enak banget, sih. Mungkin karena aku telat makan + akhir-akhir ini aku makan gorengan terus?? ADUHHH NANTI AKU ATUR LAGI DEH JAJANKU
kali ini lumayan pendek, ya hmz parah banget aku/heh
aku lagi gatau mau ngomong apa pokoknya see u besok!
KAMU SEDANG MEMBACA
bahasa; b. sopan [√]
Fanfiction╰──> ˗ˏˋ BoBoiBoy Sopan x Reader 𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘧𝘳𝘦𝘬𝘶𝘦𝘯𝘴𝘪, 𝘵𝘦𝘵𝘦𝘱 𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘪𝘯𝘪𝘬𝘢𝘩𝘪𝘯. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢? 𝘠𝘢 𝘚𝘰𝘱𝘢𝘯. 𝘐𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘫𝘢𝘬𝘴𝘦𝘭, 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢�...