08. serangan

3.5K 444 193
                                    


Ini hari Minggu. Itu artinya Sopan libur, dan sebelumnya Sopan juga sudah menjelaskan, dia selalu senggang hanya ketika Minggu saja, jadi jika mau keluar rumah bersama―maka keluar hari ini.

Namun, pasutri ini masih berada di atas ranjang yang sama―dengan posisi saling berpelukan, iya saling berpelukan. Sopan sudah tidak dibelakangi lagi oleh [Name].

Menurut Sopan, rasanya benar-benar seperti memeluk guling, tapi yang ini manusia.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, dan keduanya sudah bangun. Hanya saja malas untuk mengangkat badan dari ranjang. Bahkan Sopan yang biasanya selalu bangun pagi saja kini masih berada di ranjang.

Sampai-sampai [Name] heran.

"Sopan?"

Gadis itu mendongak ke atas untuk melihat wajah bangun tidur Sopan, yang mana sang pemilik wajah langsung membuat senyum tampan edisi pagi hari. "Iya?"

Suaranya serak seperti ciri khas orang yang baru bangun tidur. Dan jujur saja, [Name] suka suara Sopan yang begini.

"... Minggir, aku mau buat sarapan."

"Ayo kita buat bersama."

Pemuda itu meregangkan otot-ototnya setelah melepaskan lengannya dari pinggang sang istri. Dia segera turun dari ranjang dan membenarkan piyamanya yang berantakan karena baru bangun tidur.

"Hari ini mau sarapan apa?"

[Name] tak langsung menjawab, ia turun terlebih dahulu dari ranjang Sopan. Lalu menghampiri Sopan yah berada di ambang pintu sedang menunggu jawabannya.

Gadis itu mendekati wajah Sopan, mencium pipinya sekilas sebelum melewatinya untuk turun ke bawah.

"Morning. Kurang tau, deh. Cek kulkas dulu ada apa aja." setelahnya, ia melaju begitu saja meninggalkan Sopan yang masih terdiam di tempat alias membeku karena kelakuan [Name] yang tiba-tiba.

"... Aku dicium?"

Untuk pertama kalinya, wajah Sopan dicium oleh perempuan―selain bundanya―yang membuat dirinya shock karena hal itu.

Ya, oke. Sopan tau ia sudah move on dan tadi malam mereka memang membicarakan tentang rumah tangga mereka. Tapi tentang morning kiss atau hal lain sepertinya belum disetujui dua pihak.

Astaga. Sopan tidak bisa. Ini terlalu tidak biasa untuknya. Duh, langkah [Name] terlalu cepat.

Tak lama, pemuda itu mendengar teriakan dari bawah yang ia yakini itu asalnya dari dapur atau depan meja makan.

"Ayo sini turun! Ada smokebeef, mau ga?"

"A-ah ... boleh, [Name]."

Ia segera menutup pintu kamarnya, menuruni tangga dan mendatangi istrinya yang baru saja mengeluarkan smokebeef dari kulkas.

Untuk beberapa saat, tangannya reflek memegang bekas kecupan tadi begitu melihat [Name] yang baru mulai memasak. Astaga, otaknya tak bisa diajak kerja sama sekarang.

"... Gausah dipegang begitu terus juga, Pan. Kamu shock ya oke, tapi jangan shock terus."

[Name] tahu, suaminya ini pasti masih shock karena serangan tiba-tiba darinya. Ya habisnya semalam [Name] tak sengaja mendengar Sopan bilang ingin merasakan yang namanya dikecup dan dipeluk―bukan memeluk.

Mungkin karena semalam Sopan kira [Name] sudah tidur, jadi ia berbicara seperti itu.

"Ayo buat sarapan dan omongin ini semua."

; bahasa.

Selesai.

Semuanya sudah selesai; sarapan dan pembicaraan mereka.

bahasa; b. sopan [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang