09. berwarna

3.5K 418 198
                                    


"Cantik!"

"... Thanks?"

"Bukan Aunty, tapi aku di foto ini."

"Oh."

Hati [Name] agaknya sedikit tertohok. Padahal ia sudah percaya diri dan berterimakasih, ternyata ponakannya itu bukan mengarahkan kata cantik pada dirinya. Melainkan pada foto pernikahan mereka dengan keluarga besar di sekelilingnya.

Kalau mau jujur-jujuran, itu saking banyaknya keluarga besar akhirnya fotonya dibagi dua karena tak muat panggungnya. Selain itu, takut roboh.

Sedikit menjelaskan, hari ini Duri menitip kedua anaknya pada [Name] dan Sopan. Dikarenakan mereka akan pergi ke rumah orang tua istri Duri yang bisa dibilang cukup jauh. Akan repot jika membawa anak-anak.

Sepertinya sih, sekarang mereka sudah di dalam pesawat. Tadi Sopan dan [Name] sempat ke bandara untuk pamit dengan mereka dan membawa kedua anak kembar milik Duri.

Iris dan Lilacia

Yang satu kalem, dan yang satu lagi lumayan banyak omong. Tak apa, selama tidak begitu rewel sih [Name] oke-oke aja.

Lagipula, hari ini ia tak mengurus mereka sendirian. Ada Sopan yang sedang libur hari ini. Kebetulan hari ini kan tanggal merah. Makanya mereka juga bisa pergi ke bandara untuk melihat Duri dan keluarganya.

Lalu? Sopan di mana? Ah, pemuda itu berada di dalam dapur sedang menyiapkan makan siang karena sudah memasuki waktu makan siang si kembar. Duri bilang, biasanya si kembar selalu makan jam 12:30 siang. Kalau terlambat, mereka bisa-bisa sakit perut karena tak terbiasa.

Akhirnya, Sopan yang menyiapkan makan siang, dan [Name] yang menjaga mereka untuk sementara.

Untungnya, dua bocah ini tak begitu banyak ulah, kok. Paling sekedar lompat di atas sofa atau guling-guling di lantai.

"Aunty!"

"Iya?"

"Bagusan yang mana?" Lila menunjukkan dua gambarannya pada tante barunya itu. Di mana yang satu isinya sebuah keluarga di taman, dan satu lagi isinya sepasang suami-istri (?) mungkin? Entahlah, [Name] tak tahu. Intinya di situ ada laki-laki dan perempuan yang saling bergandengan tangan.

Astaga, kenapa bocah yang umurnya belum ada lima tahun ini bisa gambar seperti ini? Dulu saat belum menyentuh umur lima tahun, [Name] hanya bisa menghambur setrikaan ibunya.

"Dua-duanya bagus."

"Pilih satuuuu."

"Emang buat apa? Dua-duanya bagus, kok."

Gadis cilik itu cemberut mendengar jawaban [Name] yang terkesan membosankan.

"Ini tuh yang empat olang, kelualga! Aku, Ilis, Mama, sama Papa. Yang dua olang, Aunty [Name] sama Om Opan. Makanya, pilih satu."

Kalau dilihat, memang mirip, sih. Tapi....

"... Kenapa Aunty sama Om Sopan background nya hampa banget? Sedangkan kamu banyak warna dan enak diliat."

Untuk beberapa saat, gadis cilik itu diam. Dia mencoba memikirkan jawabannya. Sebelum akhirnya dengan polos dia memberi jawaban finalnya yang sudah dipikirkan beberapa detik itu.

"Um ... kalena Aunty belum ada adek bayi?"

"... Hah?"

"Kata Mama Lila, kelualga bakalan belwalna kalau meleka lame banget! Kalau meleka bahagia dan punya banyak anak, nanti meleka bakal belwalna."

Ah, [Name] paham.

"Jadi kamu gambar kayak gini because we don't have any children yet?"

"Iya! Aunty sama Om halus ada adek bayi dulu. Balu nanti Lila gambalin lagi! Nanti Lila kasih bunga telus beklonnya pelangii. Nanti adek bayinya di tengah-tengah kalian."

bahasa; b. sopan [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang