Enies Lobby, (Name) dan Robin sudah sampai disana sekarang. Mereka berdua dan anggota CP-9 yang lain berjalan keluar dari kereta menuju Gedung Pengadilan di Pulau Utama.
"Menyedihkan, ya, (Name)?" Ujar Phobus sambil terkekeh, diikuti tangannya memegang pundak (Name).
(Name) hanya diam sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, risih dengan perlakuan Phobus, terutama sejak awal mereka bertemu.
"Jangan menyentuhnya, Phobus." Kaku menepis tangan kiri Phobus dari pundak kanan (Name). Dan akhirnya Kaku dan Phobus ber-adu tatapan tajam, hingga harus di lerai oleh Kalifa.
"Jangan bertengkar disini, Kaku, Phobus. Kita harus segera menuju Gedung Pengadilan. Dan Phobus, kembali ke tempatmu." Peringat Lucci, membuat Phobus mendecih, lalu terpaksa berjalan tepat di belakang pria merpati itu.
(Name) menghela nafas sedikit lega karena Kaku memilih untuk berjalan di bagian belakang, sehingga jaraknya dan Phobus cukup jauh.
"Edgard, ku harap kau tidak melakukan sesuatu yang merugikan dirimu sendiri. Kau juga tidak bisa melakukan apapun dengan borgol itu." Kaku memperingati (Name) dengan berbisik, gadis itu melirik ke arah Kaku yang bermuka datar.
"Kenapa kau selalu memperingati ku? Kita musuh, bukan?" (Name) membalas dengan berbisik juga, membuat Kaku langsung mengernyit dan melirik balik.
"Kau tidak tahu prinsip ku, Edgard. Jangan menilai ku hanya sekilas." Kaku tidak terima dengan apa yang (Name) katakan sebelumnya, membuat (Name) sendiri mengangkat alis.
"Apa prinsip mu, Kaku-San? Prinsip untuk melindungi musuhnya?"
Kaku hanya terdiam untuk sekejap, pegangannya pada pundak kiri (Name) tiba-tiba menjadi lebih kuat dan bertambah kuat. Hal itu membuat (Name) terkejut dan sedikit mendesis, Kaku seperti marah karena pertanyaan-pertanyaan (Name) sebelumnya.
"Prinsip ku adalah melakukan tugas dengan sempurna. Dan tetap melindungi seseorang yang penting untukku." Kaku berkata tepat di telinga (Name).
(Name) hanya terdiam untuk sesaat, pegangan pada pundaknya lama kelamaan mulai melemah dan menjadi lebih ringan, seperti sebelumnya. (Name) melirik kembali pada Kaku, dan melihat pria berusia 23 tahun itu menutup setengah wajahnya dengan kerah baju.
'Orang penting?' (Name) mengernyit, lalu mengembalikan pandangannya ke arah depan sebab mendengar suara Lucci agar cepat berjalan.
👒🍖🏴☠️
"Kita sudah hampir sampai, Nami?" Luffy bertanya dengan memperhatikan ke depan, kepalanya keluar dari jendela kereta untuk melihat keadaan.
"Ehm! Sebentar lagi kita akan sampai ke Enies Lobby. Hanya menghitung menit, Rocketman akan segera sampai disana secepatnya, Luffy." Nami menjelaskan, membuat Luffy mengangguk paham.
"(Name).."
Luffy telah mendengar semua cerita dari Sanji, tentang (Name) yang ternyata memiliki Batu Cakrawala dengan kekuatan besar. Lalu tentang Buster Call dan pulau rumah Robin, yaitu Ohara. Mereka adalah orang penting yang di buru oleh Pemerintah sejak lama, jadi Luffy sedikit paham bahwa Robin dan (Name) ialah orang yang berbahaya untuk Pemerintah.
'Terlalu lama jika harus menunggu sampai Rocketman memasuki pulau. Aku harus bergerak duluan.' Luffy membatin dengan pemikiran gila miliknya. Lalu, Luffy dengan cepat melompat ke atas, menuju tempat yang memudahkan dirinya meluncur ke arah pulau Enies Lobby.
Sementara itu di dalam Rocketman. Nami, Zoro, Sanji, Chopper, Paulie, dan Sogeking sedang terkena tekanan karena kelakuan Mugiwara no Luffy yang sekarang sudah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity Series | Axiomatic [Monkey D. Luffy x Readers]
AdventureKamu bertemu dengannya, sungguh beruntung dirimu bertemu dengan pemuda itu. Tanpa dicari, dirinya datang mengubah hidupmu menjadi lebih baik. Dia, Monkey D. Luffy. 👒🍖🏴☠️ "Tolong, bawa aku bersamamu...