Chapter 01

577 51 9
                                    

Beijing, 2022

Sinar matahari pagi jatuh di atas sebuah foto berbingkai yang tergantung di dinding satu ruangan apartemen minimalis yang sepi.

Foto itu menggambarkan sekawanan bangau putih yang bermain dan bercengkerama di sungai, di antara bebatuan. Berlatar belakang langit biru tua tersaput cahaya fajar yang berpendar kemerahan.

Wang Yibo menggerak-gerakkan lengan dan bahunya, lantas berguling mengubah posisi tidur. Sakit yang menyengat mencengkeram pelipisnya. Dia mengerang, meringis, tanpa membuka mata.

"Eh, kau sudah bangun .... " terdengar suara seorang laki-laki, pelan, merdu, dan berlagu hingga Yibo menganggap bahwa dia berada di alam mimpi.

"Belum," Yibo menggumam, mengernyitkan dahi.

"Ini sudah siang," suara itu berkumandang lagi. Kali ini lebih jelas.

Hehh!!

Wang Yibo membuka mata nyalang, seketika terperanjat.

"Si-siapa??" Dia menggoyang-goyangkan kepala, kemudian tanpa menyadari bahwa dirinya terbaring di sofa, dia mengubah posisi dengan cepat.

Sruukkk!!

Separuh tubuhnya menjuntai ke bawah, sementara satu tangan bergelayut di pinggiran sofa.

"Astaga, kau tidak apa-apa?"

Sepasang tangan pucat membantunya ke posisi duduk yang manusiawi di lantai yang dialasi karpet bulu, bersandar pada kaki-kaki sofa.

"Siapa kau??" tanya Yibo agak panik.

Dia menggosok-gosok mata, menyapu rambut kusutnya ke arah belakang. Jemarinya beralih ke pelipis, memijat-mijatnya dengan kuat.

"Aku Xiao Zhan, panggil saja Zhan."

Seorang pemuda dengan usia nyaris sebaya dengannya duduk di atas karpet di depan WangYibo. Wajahnya tampan, ramah, dan menawan. Senyuman merekah di wajahnya yang segar dan cerah, mendebarkan hati.

Aih!!

Wang Yibo mencengkeram rambut, berjuang mencari-cari suatu ingatan dalam kepalanya, tetapi dia tidak mengingat mengapa dan bagaimana pemuda bernama Xiao Zhan itu tiba-tiba berada di kamar tidur apartemennya, dan mengapa pula dia tidur di sofa..

Wang Yibo melirik tempat tidur. Spreinya ditarik rapi dan kencang, bantal, guling selimut juga terlipat rapi.

"Semalam, terima kasih." Pemuda bernama Xiao Zhan tersenyum lagi, lebih tulus.

Hahh??!!

Wang Yibo menekan punggung kakunya ke kaki sofa, kini denyutan di pelipis merangkak turun ke leher.

"Se-malam? Apa yang telah kulakukan semalam?" Dia menunjuk hidungnya sendiri. Sorot matanya diselimuti terror.

"Ya, kau memperlakuanku dengan sangat baik," sahut Xiao Zhan.

Degh!

Wajah Yibo memucat. Ingin rasanya dia mengobrak-abrik isi kepalanya, mengacak-acak otaknya hingga berceceran di lantai.

Sebenarnya ada apa ini?

Seorang pemuda tak dikenal menyelusup ke dalam apartemennya, mengaku-aku bahwa semalam dirinya telah berbuat baik.

Wang Yibo berpikir, ini bisa dianggap sebagai jenis pelanggaran privasi dan tindak kriminal, atau mungkin pemuda ini seorang penguntit.

Siapa yang tahu!

Meski wajahnya terlihat manis, tampan dan santun, tetapi bukankah akhir-akhir ini penjahat seringkali berpura-pura baik.

Oke! Jadi ini trik basi!

𝐏𝐨𝐫𝐭𝐫𝐚𝐢𝐭 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang