💜Happy Reading💜
Aku selalu ingin berhasil melebihi kesuksesanmu. Aku juga meninggalkan semua yang menjadi cita-cita dan kesenangan. Aku sudah bekerja keras selama jauh dari rumah, karena aku takut mengecewakanmu.
Ayah ....
Terkadang rasanya sangat sulit sehingga aku ingin menyerah saja.
Tetapi aku punya seseorang yang menyemangatiku. Dia yang selalu berkata tidak masalah apa aku bisa sukses atau tidak. Namun tetap saja, aku terus ingin sukses dan memiliki kebanggaan.
Kini seseorang itu telah pergi.
Kesendirian ini membuatku takut.
Sepertinya aku benar-benar mencintainya.
Hari ini aku kembali ke sisimu, untuk memenuhi kewajibanku. Untuk mencoba melupakan dia yang selalu mengisi hatiku. Menyamarkan bayangan wajahnya di antara keindahan ladang bunga matahari.
Meski aku tahu itu sulit.
Bahkan ... tidak mungkin.
💚💚💚
Angin semilir menyertai hangat sinar matahari menjadikan musim semi di Wuxi begitu indah dan berwarna.
Wang Yibo memutuskan berhenti bekerja. Dia telah menyelesaikan semua urusan di kantor dan pulang ke kota kelahirannya yang telah lama ia tinggalkan. Beberapa kawan melepasnya di stasiun kereta cepat dengan linangan air mata. Sebagian mungkin air mata buaya.
"Jangan lupa untuk selalu menelepon." Zhuocheng memeluknya erat penuh ketulusan.
"Jika kau menikah kau harus mengundangku." Haoxuan lebih dramatis lagi, menangis terisak di bahunya seperti anak kecil yang segera dibalas tepukan hangat. Namun Yibo tak peduli akan semua drama ini.
"Berhenti menangis. Kau membuatku merinding," desisnya, berjuang menahan kesedihannya sendiri. Untuk tidak terhanyut arus melankolis yang menyesakkan.
Kota kelahirannya tak berubah semenjak terakhir kali dia pergi, memulai langkah pertama petualangannya. Memutuskan untuk meneruskan jejak keluarga, mengelola tanah pertanian dan ladang bunga matahari yang berombak dan membentang di sebuah kawasan pedesaan di Wu Xie. Semangatnya tumbuh kala dihadapkan pada fakta bahwa ayahnya terbaring tak berdaya akibat terkena serangan stroke. Kini dirinya adalah satu-satunya harapan keluarga.
Memang butuh waktu lama bagi Yibo untuk menyesuaikan diri. Terlebih, orang tuanya memutuskan untuk menetap di rumah pertanian di desa dan mengosongkan rumah masa kecil Yibo di tengah kota. Dia juga harus lebih banyak belajar, membaca banyak buku dan majalah tentang bisnis pertanian juga mengunjungi rekan dan kawan-kawan ayahnya.
Selama menjalani pengalaman baru mengelola bisnis keluarga, diam-diam Yibo mendalami hobi-nya lagi di bidang fotograpi. Hadiah dari Explosure yang dia klaim adalah kamera terbaru yang bisa menangkap objek dan pencahayaan terbaik.
Objek pemandangan di kota kelahirannya masih sangat kaya akan keindahan. Sungai-sungai mengalir berkelok-kelok, airnya bening gemerlap. Bangau-bangau putih berenang di pagi dan sore hari menghadapkan wajah mereka ke arah matahari. Bunga-bunga liar merah cerah mengatasi suram semak belukar. Savana dengan kawanan rusa di bawah barisan flamboyan.
Pegununungan ungu kebiruan nan megah di kejauhan. Ladang bunga matahari seindah mimpi.
Yibo melewati hari-hari yang sempurna. Namun ia merasakan ada satu tempat yang tak terisi di satu sudut dalam hatinya. Seperti karya seni yang belum terselesaikan, Yibo merasa canggung, tidak yakin, separuh matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐨𝐫𝐭𝐫𝐚𝐢𝐭 𝐨𝐟 𝐋𝐨𝐯𝐞 (𝐄𝐧𝐝 𝐏𝐝𝐟 )
FanfictionPadahal aku telah menyerah. Padahal aku telah melupakan impianku untuk menemukan objek terindah di muka bumi. Namun, tiba-tiba kau datang dengan senyuman indahmu. Xiao Zhan, impianku tentangmu membuatku takut. Aku takut ... tidak menemukan akhir ya...