Winter Breeze 4

796 179 48
                                    

Baekhyun duduk di bangku panjang dengan yang ada di depan kamar perawatan, kedua tangan bertaut, wanita itu sesekali meremas jemarinya. Wajahnya dan matanya sedikit membengkak. Seorang siswi berseragam sekolah yang sama dengan Winter tampak merangkul bahunya dan sesekali mengusapnya. Sejeong ikut serta ke Rumah Sakit bersama salah satu pegawai toko.

Baekhyun menatap Sejeong dan Winter secara bergantian tanpa disadari keduanya. Sosok Winter dan Sejeong mengingatkan dirinya dan Chanyeol semasa sekolah. Walaupun usia Winter dan Sejeong lebih muda darinya dan Chanyeol.

Tak lama, seorang pria paruh baya datang dengan langkah tergesa, tangannya meraih knop pintu dan hampir membukanya. Tapi pria itu urung melalukannya, pandangan matanya teralihkan oleh sosok Winter yang duduk bersandar sembari memejamkan matanya.

Baekhyun yang menyadari kedatangan pria itu menunduk, ia tahu pasti siapa pria itu, ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Baekhyun tahu, sebenarnya tidak ada kepentingan apa pun ia di tempat itu.

"Kau, gadis itu kan?" Pria paruh baya itu.

Sejeong dan Winter melihat ke arah suara, sedangkan Baekhyun masih menunduk dan menahan air matanya.

Pria itu kembali menatap Winter yang juga sedang melihat ke arahnya. Winter bangkit, remaja itu sadar siapa pria itu. Winter melihat kemiripan antara Chanyeol dan pria yang berdiri di sekitarnya itu.

"Tuan--"

"Sejeongie, temani Winter ya?" Baekhyun tidak membiarkan Winter melanjutkan kalimatnya.

"Nak, Eomma ingin minum. Dan, saat menuju ke sini, eomma melihat food truck yang menjual Bungeoppang, belikan untuk eomma, ya?" Semua orang paham jika itu hanya alasan Baekhyun.

"Tapi eomma" Winter yang enggan meninggalkan Ibunya.

"Eomma mohon, ya?" Baekhyun memohon.

Sejeong bisa membaca situasi, ia hanya berpamitan dan membawa Winter pergi dari tempat itu.

Pria paruh baya itu manatap punggung Winter yang menjauh hingga menghilang di ujung koridor. Baekhyun hendak berdiri saat ia ditinggalkan berdua dengan pria itu, tapi urung ia lakukan karena pria itu mengambil tempat duduk disampingnya terlebih dahulu. Wajah pria itu tidak lagi terlihat sombong, Baekhyun melihat garis penuaan semakin nampak di wajah pria paruh baya itu.

Keduanya masih diam, tidak ada pembicaraan apa pun. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Baekhyun terlalu bingung dengan kalimat apa yang harus ia sampaikan, dahulu, ia hanya bertemu beberapa kali dengan pria itu, pun tidak ada pembicaraan apa-apa, hanya bertemu dan melihat. Begitu pun pria itu, ia tidak pernah mengenal sedikit pun tentang Baekhyun selain 'Gadis yang membuat putranya menjadi berandal'. Seburuk itu kah Baekhyun di mata pria itu?

Tak lama, Baekhyun mendengar helaan nafas berat dari pria yang duduk di sampingnya.

"Sekeras apa pun aku memisahkan kalian, dan sekeras itu juga ia melawanku, Ayahnya" Pria itu tiba-tiba.

Baekhyun menegang mendengarnya.

"Dan selama ini aku sudah membohonginya jika kau sudah melupakannya dan menikah dengan pria lain"

Baekhyun menoleh, wajahnya terlihat sinis menatap pria itu, apa salahnya? Kenapa pria itu tega padanya?

"Kenapa anda begitu picik Tuan Park? Sehina apa Saya di mata Anda hingga anda terus saja menyalahkan ku, bahkan Putra Anda sendiri tega diperlakukan seperti itu!" Baekhyun marah atas apa yang ia dengar.

"Saat aku membawanya ke Belanda, ia terus saja melawan. Dan aku terpaksa mengatakan jika aku akan merestui kalian jika Chanyeol sudah lulus dari universitas" Tuan Park tidak terganggu dengan perkataan Baekhyun "...dan aku berjanji akan mengurusmu juga bayi kalian"

Winter BreezeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang