"Beri aku kesempatan sekali lagi"
Kalimat itu masih terngiang di telinga Winter, ia bahkan tidak memperhatikan Guru yang ada di depan kelas, ia masih saja memikirkan kejadian pagi tadi saat Ibunya berteriak, ia bahkan bisa melihat amarah di wajah Ibunya. Itu adalah kali pertama ia melihat sang Ibu marah dan meninggikan suaranya.
"Hyung, kau baik-baik saja?" Sejeong mendekat dan berbisik.
"Hmm" Winter hanya menggumam.
"Kau butuh sesuatu?"
"Ssaem, aku ijin ke toilet" Winter mengangkat tangannya kemudian berjalan keluar kelas saat sang guru mengangguk.
Sejeong hanya menatap kepergian Winter dengan tatapan tidak mengerti. Ia tahu masalah yang sedang dihadapi Winter, bahkan semalam mereka bertemu hanya untuk membahas hal itu. Tapi ia berpikir jika semuanya sudah tidak apa-apa, dan sekalipun masalah itu tidak akan selesai begitu saja, setidaknya Winter sedikit lebih santai. Tapi apa yang Sejeong lihat tidak demikian, wanah Winter hustru terlihat lebih kacau dari semalam.
"Nona Kim, apa ada masalah?" Sang Guru menegur Sejeong yang terlihat tidak fokus.
"Ah! perutku sakit" Sejeong berpura-pura "...sepertinya semalam aku memakan makanan basi" gadis itu tidak masuk akal.
Sang guru haya menggeleng dan megisyaratkan agar gadis itu keluar dan melakukan hal yang seharusnya.
Sejeong tidak menyia-nyiakan kesampatan, ia bergegas keluar kelas dan mencari keberadaan Winter. Sejeong berlari ke toilet laki-laki dan mendapati bebrepa siswa laki-laki.
"Apa yang kau lakukan!?" mereka yang ada di dalam refleks membelakangi Sejeong yang menerobos masuk.
"Kalian melihat Winter Hyung?" Sejeong tidak kunjung keluar.
"Pergilah! Dia tidak ada di sini" seorang siswa mengusir Sejeong.
"Dasar gadis gila!" mereka mengumpat setelah Sejeong pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa.
Setelahnya Winter terlihat keluar dari salah satu bilik toilet. Hal itu membuat beberapa siswa menoleh ke arah Winter yang menunjukkan ekspresi wajah muram. Winter tidak mengatakan apa pun, juga siswa yang ada di tempat itu. Mereka menahan nafasnya saat Winter sedang mencuci tangan.
"Aah menyeramkan sekali" siswa yang ada di tempat itu bernafas lega saat Winter keluar dari tempat itu.
Winter menaiki tangga yang menuju atap gedung dan tidak berniat kembali lagi ke kelasnya. Saat ini ia hanya ingin berdiam diri tanpa ada siapa pun yang mengganggunya, Ia hanya butuh ketenangan saat ini.
Tapi saat ia membuka pintu penghubung atap, ia melihat Sejeong menunggunya di tempat itu.
"Hyung—"
"Kembalilah ke kelas" Winter tidak ingin Sejeong terlibat terlalu jauh dalam masalah keluarganya.
"Tapi Hyung—"
"Aku baik-baik saja" Winter mengusap kepala Sejeong.
Gadis itu menelisik penampilan Winter dari atas hingga kaki.
"Jangan pernah berpikir untuk melompat dari atap gedung" Sejeong yang khawatir dengan keadaan Winter sejak kemarin.
"Ide bagus" Winter tersenyum tipis.
"Hyung!" Sejeong memukul perut Winter hingga laki-laki itu tertawa.
"Tidak akan" Winter menenangkan gadis itu "...kembalilah ke kelas, dan hubungi aku jika jam sekolah sudah selesai"
Sejeong hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan Winter di atap gedung, gadis itu sesekali menoleh ke arah Winter yang terlihan menengadahkan kepalanya menatap langit yang terik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Breeze
Short Story"Membuat janji itu sangat mudah, tapi kau butuh keberanian untuk menjaga janjimu dan menepatinya" -Baekhyun- "Aku tidak pernah menganggap masalaluku denganmu adalah kesalahan, bahkan sejak hari di mana kau membawa kabar mengejutkan, aku berjanji den...