Hari Pertama Sekolah

45 14 11
                                    

Melupakanmu, tidak semudah kamu mengganti aku
- Sasa Gawinda -

Tapakan kaki terlihat saat siswa baru itu memasuki kelas. Siswa laki-laki dengan tas yang tersandang di punggungnya. Siswa itu menghadap ke seluruh para penghuni kelas, dan dirinya memberikan senyuman menggoda ke arah Sasa, membuat gadis itu tersenyum geli

"Bisa-bisanya dia masuk ke kelas ini, " gumam Sasa memejamkan matanya, berharap itu hanya sebuah khayalan yang ia lihat

" Sa? lo kenapa? ngantuk?, " pekikan Reva dikelasnya yang hening, dan hal itu menarik perhatian ibu kepala sekolah

" Kamu kenapa? sakit? kalau sakit segera pergi ke Uks. "

" Ti-Tidak Bu, tadi saya cuman kelilipan, " ujarnya disertai cengiran di akhir

Semua pandangan tertuju padanya, termasuk ibu kepala sekolah yang masih memastikan gadis itu baik-baik saja " Kalau sakit, kamu bisa izin ke Uks untuk istirahat, " ucapnya tuk kedua kalinya. Setelah itu, keadaan kembali normal

" Kalau begitu, kamu bisa memperkenalkan diri dihadapan teman teman baru kamu sekarang."

" Perkenalkan nama saya Dewanggara, tapi lebih tepatnya, kalian panggil saya dengan sebutan Angga saja, terimakasih. "

" Bagus, silahkan kmu duduk dibangku yang sudah disediakan. " mendengar perintah itu, Dewanggara berjalan ke arah bangku yang dimaksud, melewati bangku Sasa. Dan kedua insan itu saling menatap satu sama lain

(⁠'⁠ ⁠.⁠ ⁠.̫⁠ ⁠.⁠ ⁠'⁠)

" Jangan buntutin gue terus Ngga, "

" Dasar cowok tengil !!! " sejak tadi Sasa terus mengomel karna Dewanggara selalu mengikuti dia

Jam istirahat telah tiba, saat tiga gadis yang saat ini sudah bersahabatan akan pergi ke kantin, Dewanggara langsung mendekat ke mereka dan tepatnya ia berada disamping Sasa

" Lo itu murid baru, jadi ga usah sokab sama kita ! " ujar Reva, sambil memukul punggung Dewanggara dari belakang

" Lo ga tau?, gua itu memang temennya Sasa."

" Bukannya, lo baru pertama kali ini lihat Sasa?," Reva dan Khensa mengucapkannya secara bersama sama

" Kalau ga percaya, langsung tanya aja sama orangnya, " timpal Dewanggara dengan santainya

Sasa melipat kedua tangannya di depan dada
" Eehh... iya sih, tapi si tengil ini masih belum bisa disebut temen seratus persen bagi gue, "

" Ke kantin aja Ken, Va... " ia menarik salah satu tangan kedua temannya, mengajak pergi ke kantin guna menghindari pemuda itu

 ̄⁠︶

Dewanggara asik berjalan mengelilingi sekolah. Menyapa beberapa siswi yang menurutnya cantik. Tiba-tiba ada seorang pemuda yang memiliki tubuh lebih tinggi dari dia, menghampiri dirinya dengan ekspresi seperti akan mengamuk

Tatapan Dewantara menyorot bingung ke arah pemuda itu, memperhatikan setiap ujung badannya dan berakhir dengan melihat raut muka pemuda itu

" Kalau ngelihat, santai aja bang, "

" Ga bisa ! berani banget lo nyapa cewek gue!, "
jawab pemuda itu. Rupanya itu adalah inti masalah mereka berdua

Segala Masa Lalu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang