Hujan

79 53 56
                                    

Melihat hujan, sama seperti aku melihatmasa lalu-Sasa Gawinda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat hujan, sama seperti aku melihat
masa lalu
-Sasa Gawinda

" By, aku takut, "

" By, terus disamping aku ya, "

Hari ini Jakarta hujan. Kedua remaja itu tampak sedang menunggu air tetesan itu mereda

" Kenapa hujannya harus jam segini sih, "

" Jadi ga bisa pulang sekarang, " keluh Ara memandang hujan

" Padahal gue punya rencana ke salon sama my pacar, " imbuh Meli juga menambahkan keluhan Ara

Meli melirik Yora dan Artha yang sedang berduaan, tapi entah kenapa Artha sama sekali tidak mengajak Yora berbincang bahkan menenangkannya. Padahal sudah jelas terlihat dari raut wajah gadis itu jika ia takut dengan kedatangan petir. Takutnya, petir itu tiba tiba muncul dengan suara yang menyeramkan dan membuat sahabatnya semakin ketakutan

" Ra, mending lo kesini deh, " ajak Meli setelah sekian lama menahan rasa jengkelnya melihat Yora dan Artha

" Ga mau, gue sama Artha aja. " kata Yora, mendekatkan jaraknya satu kaki ke Artha

Artha mengembuskan nafas dengan berat, seakan-akan ada beban berat yang tertahan ditubuhnya. Dia maju beberapa langkah lalu mengadahkan satu tangannya membuat tetesan air hujan terkumpul menjadi satu di sana, lalu ia genggam

" Kamu kok ga takut sama hujan, "

" Aku lagi ketakutan, malah kamu mau main hujan hujanan. " Yora menarik kasar tangan Artha, dan hal itu membuat dirinya hampir terjatuh. Untungnya dia masih bisa menjaga keseimbangan saat membalikkan tubuhnya menghadap Yora

Artha tidak marah, hanya membalas dengan senyuman kecil. Lalu pandangannya mengedar ke kelas lain melihat anak anak yang keasikan bermain dengan air. Walaupun terlihat seperti anak kecil, tapi bagi Artha itu sangat menyenangkan, dia bisa merasakan kebahagiaan yang sama dengan mereka, hingga membuat dirinya tersenyum lepas

" Apa yang perlu ditakuti dari hujan?, "

" Hujan itu rahmat, hujan itu tau segalanya, hujan yang menutupi kesedihan kita. "

Dahi Yora berkerut " Hujan yang membuat trauma, apalagi hujan petir.Bahkan hujan adalah perusak rencana yang sudah dibuat, padahal aslinya sangat menyenangkan jika dilakukan. "

Mendengar ucapan Yora, Artha justru menunjukkan senyumannya, tapi lebih tepatnya senyuman remeh

Yora membalas senyumannya Artha dengan memanyunkan bibir andalannya " By, ga lucu tau !!!, "

Saat itu, dua remaja laki-laki mendatangi mereka. Mereka adalah pacarnya Ara dan Meli

" Kenapa berdiri disini ay?, mending nunggu didalam kelas kamu sama aku. " ujar pacar Meli, lalu merangkul gadis itu menuju ke dalam kelas

Segala Masa Lalu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang