Jadi jalan-jalan ?

235 206 79
                                    

Dia bisa menjadi temanku
dan bisa menjadi pelindungku
Sasa Gawinda

Sepulang sekolah, betapa terkejutnya Sasa melihat Leo yang masih memakai seragam sekolah tengah duduk di sofa rumahnya
  
Terlihat disana juga, Afi dan Dhe Ratih sedang menemaninya dengan menyajikan roti kering yang sudah ditaruh di meja. Sasa terdiam, gadis itu tidak menyangka jika Leo bisa datang kerumah lebih cepat darinya. Padahal gadis itu sudah dibonceng Reva dengan kecepatan yang sangat tinggi sampai rambutnya terbang kemana-mana. Sasa berpikir apakah Leo benar-benar akan meminta izin untuk membawa healing bersama? Semoga TIDAK

" Neng Sasa kenapa berhenti dipintu, ga baik loh kalau gadis perawan kayak Neng ada disitu " celetuk Dhe Ratih yang tersadar melihat dirinya sudah tiba

" Kata Leo kalian mau jalan-jalan ya, ? " ucap Afi menatap Leo dan Sasa secara bergantian

" Emm Sasa tadi bilang kalau diizinin sama kalian baru pergi, "

" Boleh-boleh, lagian Bunda kenal Sama Leo "

" Nih emak-emak sok asik deh " ucap Sasa dari dalam hatinya

" Eehh... "

" Masa Leo masih pakai seragam sekolah " Sasa mencoba mengalihkan perbincangan mereka. Namun Leo berdiri dari duduknya dan berjalan ke arahnya. Kedua insan itu saling berhadapan namun Sasa tidak berani memandang

" Gue pakai hoodie aja udah pas menurut gue, kalau lo mau ganti baju, gue bakal nunggu "

Sasa mengangguk " Agak lama gapapa kan ? " tanyanya yang langsung dijawab Leo dengan anggukan juga

Gadis itu langsung menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya, didalam sana gadis itu langsung membuka lemarinya mengambil blouse bewarna coklat dan celana panjang bewarna putih. Tidak memakai skincare apapun, gadis itu hanya memakai pelembab, sunscreen dan bedak agar wajahnya tidak terlalu kusam. Tidak lupa juga ia memakai liptint tipis-tipis dan menyemprotkan parfum ditubuhnya

Gadis itu membuka pintu kamar dan berjalan menuju ruang tamu. Pandangannya terus ia fokuskan ke semua orang yang ada disana termasuk Leo yang sudah siap dengan memakai hoodie nya. Di anak tangga terakhir, Sasa mendekati Dhe Ratih dan menyalami punggung tangannya, mata mereka saling bertatapan dan Dhe Ratih memberikan kode kepadanya dengan melirik Afi yang sedang duduk di sofa. Sasa mengerti, ia harus menyalimi punggung tangan Afi juga meskipun agak terpaksa

Sesi menyalimi sudah selesai, kini kedua remaja itu berjalan keluar ke arah sepeda motor yang sudah siap untuk membawa mereka pergi. Leo menaiki terlebih dahulu dan disusul dengan Sasa yang ia bonceng

" Cafe kesukaan lo dimana ? " tanya Leo memulai perjalanan mereka

" Bingung gue "

" Kalau ke restoran gimana ? ''

" Ga !!! " tolak Sasa dengan cepat

Jelas itu membuat Leo semakin bingung

" Terus kita kemana ?? "

" Ke cafe Adamvra six aja. Tau ga jalan kesana ? "

" Tau kok. Oke gas nihh "

                                   •
                                   •
                                   •
Cat hijau sage dan pohon sinterklas menjadi identitas dari cafe Adamvra six. Ditambah lukisan pegunungan yang indah melekat ditembok yang cukup lebar membuat mata terasa sejuk saat melihat

" Berasa di daerah pedesaan sih "
 
Mereka berjalan beriringan memasuki cafe, dapat dilihat keadaan cafe itu tidak terlalu ramai. Mereka berjalan ke arah meja yang ada dipojok ruangan karena itu adalah tempat favorit bagi Sasa

Segala Masa Lalu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang