Farel berjalan di lorong koridor menuju kelasnya. Setelah menelepon teman menanyakan dimana letak kelasnya. Dan nasib sial apalagi yang menimpanya, ia tersesat lupa kearah mana tadi berbelok. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari ruang guru.
Bruk
Farel memejamkan mata ketika dirasa ia akan jatuh setelah menabrak dada bidang dan keras seseorang. Karena sedari tadi ia hanya menunduk sambil menggumamkan kata seperti nyanyian.
Tapi ia tak merasakan sakit. Dan ia membuka mata nya perlahan.
Seperti adegan di drama sinetron, Farel mematung tanpa kedip ketika melihat sosok pria tampan dan menawan. Didalam hatinya ia merasa iri begitu melihat pria yang ia akui lebih tampan dari dirinya.
Dengan alis tebal serta tatapan tajamnya dan jangan lupa bibir tebal itu membuatnya berdecak kagum.Dengan bibir yang sedikit terbuka dan mata jernih yang berkilau tanpa kedip. Membuat sosok pria tampan yang masih memegang pinggang Farel itu menatapnya penuh kekaguman.
Seperti melihat sumber air di padang pasir, sosok pria asing yang tak lain dan tak bukan adalah Guru baru di sekolah SMA itu tersenyum penuh kemenangan dalam hati ketika menemukan apa yang selama ini ia cari.
"Emm.. maaf" Setelah kesadaran mulai merasuki pikirannya, Farel segera meminta maaf.
Xavier, adalah Guru baru di sekolahnya itu tak berhenti memandangi remaja dihadapannya itu.
Seolah merasa terus di perhatikan, Farel mendongakkan kepala nya dan ia melihat pria tampan itu terus melihatnya tanpa kedip dan tanpa senyum sedikit pun pula.
Tiba-tiba dering ponsel yang bersumber dari handphone Farel mengalihkan dua intensi mereka yang masih saling pandang itu.
"Handphone sialan" batin Xavier. Ia sangat terganggu karna dering ponsel itu.
"Kamu dimana sih? kok gak sampai-sampai dari tadi?" ucap di seberang telepon itu.
Farel sedikit menjauhkan diri dari Xavier sembari tersenyum kecil.
Xavier yang melihat senyuman itu tidak jadi untuk membanting handphone yang sedang dipegang Farel itu. Ia langsung lunak begitu saja ketika diberikan senyuman itu meskipun hanya senyuman kecil.
"Aku tersesat, aku gak tau dimana letaknya. Dan aku tidak sengaja bertemu dengan pria asing. Sepertinya ia Guru baru disini." jelas farel panjang lebar.
Setelah itu ia mendengar jawaban dari temannya bahwa minta bantuan dari pria itu saja pasti dia mau.
Sedikit mempertimbangkan ide itu akhirnya ia memberanikan untuk bicara kepada pria asing didepannya ini.
"Eum.. maaf bolehkah aku meminta bantuanmu? apa boleh kau antarkan aku ke ruang guru? emm.. aku tersesat.." ucap Farel dengan memelankan sedikit suaranya diakhir kalimat.
TBC. VOTE YA.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak 🔞
Teen FictionSeorang Guru sekaligus CEO yang terobsesi kepada seorang remaja lugu sekaligus muridnya sendiri. Warning!! Boylove!! jangan salah lapak ya. Kalo tidak suka jangan baca.