chapter 3

3.3K 77 1
                                    

Xavier tak menyangka ia bisa bertemu dengan sang pujaan hatinya secepat ini. Awalnya ia sangat kesal dan hampir ingin memaki orang yang telah menabraknya dengan tidak sengaja ketika sedang berbelok. Tapi setelah tahu orang yang menabraknya ternyata orang yang selama ini ingin ia temui.

Farel, sang orang yang menabraknya itu tiba-tiba meminta bantuan Xavier untuk mengarahkan dimana letak ruang guru. Mungkin ia tersesat pikir Xavier. Dan tak lama Xavier bergumam lalu membolehkan ia mengantar sang pujaan hati ke ruang guru.

Sebenarnya kalau bukan Farel yang meminta bantuan, ia sangat tidak sudi menerima bantuan itu. Yah.. tapi karna ini Farel, akan Xavier lakukan sepenuh hati. Kalaupun Farel meminta pulau serta vila sekalipun ia akan menyanggupinya.

Ia sudah sangat hafal letak bangunan SMA ini karna bangunan ini termasuk saham dari perusahaannya. Intinya Xavier adalah pemilik sekolah ini.

Karna tak mau membuat sang pujaan hatinya menunggu lama, ia langsung menuntunnya dengan melewati koridor yang tadi dilewati oleh Farel dan belok kanan. Terlihatlah tulisan 'Ruang Guru' di pintu masuk ruangan itu.

"Terimakasih banyak Pak" perkataan lembut nan ramah itu membuatnya tidak tahan untuk segera memiliki Farel seutuhnya. Tetapi ia harus sedikit bersabar.

Xavier hanya bergumam lalu ia pergi untuk melanjutkan jalan yang sempat tertunda untuk sampai ke ruangan khusus dirinya. Tidak banyak murid dan guru yang tahu bahwa Xavier adalah pemilik sekolah ini karna ia pertama kalinya datang dan langsung dibuatkan ruangan khusus oleh orang suruhannya.

"Cuek banget deh" gumam Farel setelah melihat kepergian Guru baru itu.

****

Beruntungnya Farel karna datang sangat terlambat ke kelasnya. Karna di kelas pun belum ada guru karna sedang rapat guru untuk tahun ajaran baru. Ia melihat tata letak ruangan di Mading depan ruang guru lalu memfotonya, agar ia tidak lupa lagi.

Ketika ia memasuki kelas semua pasang mata tertuju padanya, kelas yang tadinya ramai pun tiba-tiba hening. Farel sempat terkejut lalu tak menghiraukan semuanya. Matanya menelusuri meja yang terdapat temannya dimana. Dan terlihatlah temannya sedang duduk di kursi tengah paling depan dan menyisakan tempat duduk untuk Farel.

Temannya itu beruntung dapat kelas yang sama dengan Farel dan sebangku pula. Dan temannya Farel itu sudah berteman sejak SD.

Farel pun lekas duduk di bangkunya.

"Dika, kenapa semua orang menatapku seperti itu? aku sedikit takut melihatnya"

TBC.. VOMENT YA

Abstrak 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang