Xavier mengecup pelan perpotongan leher Farel membuat Farel tanpa sadar menikmatinya?
Tangan Xavier tak tinggal diam, ia mengelus tonjolan di celana seragam Farel. Ia tahu muridnya ini sudah tegang.
"Ahh.. shh" desahan Farel mengalun indah kala Xavier meremas tonjolan dibalik celananya.
Resleting dibuka oleh Xavier dan dibukanya celana dalam hitam itu dengan cekatan. Diraihnya penis sedang milik Farel. Ia sudah tidak terkejut lagi dengan ukurannya karena ia tahu betul Farel adalah pria normal pada umumnya.
Mengocoknya pelan.
"L-lebih c-cepathh pakkhh.." tanpa sadar Farel meminta lebih. Ia berpegangan pada bahu kekar Xavier.
clok.. clok.. clok..
Suara mesum terdengar nyaring dari tangan Xavier.
Berlangsung cukup lama, hingga cairan kental yang cukup banyak tertampung di telapak tangan Xavier.
Farel mengejang kuat dan mencengkram bahu Xavier menyalurkan betapa nikmat pelepasannya.
Xavier meraih tissue yang ada di atas meja lalu mengelapnya, dan juga mengelap sisa-sisa mani di penis Farel.
Xavier tersenyum smirk melihat pemandangan dimana Farel sibuk menghirup oksigen dengan rakus. Dengan mata sayu dan 3 kancing terbuka.
"Mphh..slrmphh" Xavier mencium bibir pink cerry itu dengan rakus.
Sampai Farel merasa kekurangan oksigen, tak membuat Xavier menghentikan perbuatan cabul nya.
"Mpuahh.." Xavier melepaskan pagutan bibir itu sebentar dan mulai meraup lagi bibir penuh saliva keduanya itu.
"Mphmphh..slrpp..slrpp.." suara kecipak basah terdengar sangat nyaring di ruangan itu. Mungkin terdengar sampai luar?
"S-stophh.. pak.." erangan Farel mencoba berbicara ditengah Xavier masih menyedot lidahnya kuat.
Xavier terus menyedot lidah Farel dengan rakus, sesekali ia menggigit pelan lidah itu dan kembali menyedotnya.
Tak tahan ingin keluar lagi, Farel terpaksa menyemburkan sperma nya ke celana Xavier tanpa disentuh sama sekali!
Xavier melepaskan pagutannya dan melihat celana nya basah oleh cairan kental milik Farel.
Xavier terkekeh kecil. keluar tanpa disentuh heh?
Lalu membenarkan seragam Farel. Menggendong Farel ala koala untuk memasuki ruangan kecil yang berada disana. Ternyata kamar pribadi milik Xavier.
Xavier menidurkan Farel ditengah ranjang empuk itu yang belum pernah ia pakai dengan hati-hati. Menyimpannya seperti berlian yang mudah pecah.
Setelah itu ia mengecup pelan kening Farel lalu pindah ke bibir pink cerry yang selalu menggoda itu dengan pelan sirat akan kasih sayang bukan sirat akan nafsu semata.
Lalu Xavier mengganti celananya yang basah terkena sperma Farel-nya. Mengingat itu membuat ia terkekeh sendiri.
****
"Jalankan rencananya! jangan sampai gagal"
"Baik tuan"
****
Hari sudah sore, sekolah sudah sepi kecuali yang mengikuti Ekstrakurikuler di lapangan.
Farel menggeliat tanda sudah bangun dari tidurnya. Ia duduk lalu berusaha mengingat apa yang baru saja terjadi. Melihat kesamping, ini bukan kamarnya, lalu dimana ia sekarang? Farel panik, apakah ia diculik? tapi seingatnya tadi siang ia bersama pak Xavier..
astaga.. mengingat hal itu membuat rona merah muncul di pipinya. Ia malu! Ia pria normal, masih suka wanita, tapi kenapa bisa keluar dengan tangan seorang pria juga sepertinya? memalukan! Farel menutup wajah dengan kedua tangannya.
ceklek
Pintu terbuka menampakkan sosok pria jangkung. Menghampiri Farel yang masih belum sadar akan kehadirannya.
tak
menyimpan segelas air di nakas.
"Apa kamu malu?" Xavier terkekeh lucu.
deg
Farel terlonjak pelan lalu menoleh ke samping kanannya. Sontak kedua pasang mata itu bertemu, menimbulkan perasaan getar di hati Farel.
"P-pak Xavier..." gugup Farel
"Itu namaku sayang"
blush
sedikit rona merah keluar dari kedua pipi Farel. Ia mengalihkan pandangannya lalu tertuju pada gelas berisi air yang tersimpan dinakas lalu mengambilnya.
Dengan rakus, Farel meneguk airnya sampai keluar dari sela bibirnya sedikit sedikit.
"Mari kita pulang"
Farel menatapnya sebentar lalu mengangguk kecil. Ia turun dari ranjang merapihkan seragam nya sedikit, lalu berlari kecil meninggalkan ruangan itu.
Xavier yang melihat terkekeh kecil, melihat Farel-nya malu seperti itu. Kemudian menyusul.
Kini keduanya berada didalam mobil mewah milik Xavier.
"Tas ku..? bagaimana?" tanya Farel pelan pada dirinya sendiri namun masih terdengar oleh Xavier, ya memang suasana di mobil sangat hening.
"Ada di belakang" ucap Xavier tak berekspresi tanpa mengalihkan pandangannya ke depan.
Farel mengangguk kecil berulang kali. Xavier melihatnya dan itu sangat menggemaskan!
****
Sesampainya di depan rumah Farel, Farel mengusulkan untuk mampir sebentar kerumahnya, dan kesempatan itu tidak boleh disia-siakan oleh Xavier. Lagipula ia tak sabar melihat ekspresi orang yang tinggal dirumah Farel.
Xavier tersenyum kecil.
Rumah sederhana namun terkesan cantik itu Farel tinggali bersama sepupu laki-laki satu-satunya.
ceklek
pintu bercat putih gading terbuka. Farel menyimpan tasnya ke sofa dan mempersilahkan Xavier untuk duduk.
"Bapak mau minum apa?"
"Apa saja"
"Baiklah" Farel langsung menuju dapur untuk membuatkan secangkir teh. menurutnya secangkir teh hangat mampu menghilangkan penat dan haus.
Xavier menelisik setiap inci dari rumah ini. Tanpa sepengetahuan siapapun, Xavier dengan cekatan menempelkan sebuah kamera kecil berbentuk batu kecil yang siapapun tidak akan melihatnya jika tidak diteliti lebih. Ia menyimpannya di sudut rumah dan juga.. kamar serta toilet Farel.
Gila? ya memang itu nama tengahnya.
Farel kembali menuju ruang tengah tempat Xavier berada, namun ia tak melihat Xavier disana. Kemana ia? Farel menaruh cangkir nya ke meja lalu mulai mencari Xavier.
Xavier baru saja menyimpan kamera pengawas di belakang rumah Farel. Ia sedikit terkejut kala melihat Farel menghampiri nya, namun ia cepat menormalkan ekspresi nya kembali.
"Bapak lagi ngapain disitu?" kerutan bingung terlihat di dahi Farel.
"Saya mencari toilet"
"Toilet? emm.. toilet disini kerannya lagi rusak.. oh iya, di kamar ku ada kok pak, bapak udah gak tahan?"
Xavier hanya mengangguk. Lalu mengikuti langkah kecil Farel-nya ke kamarnya. Untung saja tidak ketahuan.
T
B
C..VOTE ATUUUU PLIS YAH HARGAIN 😣😣
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstrak 🔞
Teen FictionSeorang Guru sekaligus CEO yang terobsesi kepada seorang remaja lugu sekaligus muridnya sendiri. Warning!! Boylove!! jangan salah lapak ya. Kalo tidak suka jangan baca.