chapter 5

2.8K 81 0
                                    

aku upp yeyyy vote ya kawann!!
-
-
-

Semua pasang mata terfokus pada sosok pria tampan yang memakai jas abu-abu dan bersepatu pantofel hitamnya. Terlihat semua pasang mata di kelas itupun terkagum-kagum melihat pria yang sudah berumur tetapi masih tetap tampan. Ralat, sangat tampan.

Semua gadis yang ada dikelas itu menatapnya dengan mata berbinar seolah mendapatkan sesuatu yang berharga dan antik. Tidak kalah dengan laki-laki pun ketika melihatnya langsung merasa iri.

"Silahkan pak" ucapan wali kelas itu menginterupsi dan membuyarkan lamunan semua murid.

"Nama saya Xavier mengajar Fisika" perkenalan yang singkat, padat, dan jelas.

Semua murid melongo tak percaya pada perkenalan yang sangat singkat itu. Tak terkecuali Farel.

Pertama kali Guru itu melangkahkan kaki ke dalam kelas, Farel sudah memperlihatkan rasa ketertarikan. Tapi segera ia enyahkan pikiran bahwa ia mengagumi seorang pria.

"Apakah ada pertanyaan anak-anak?," pertanyaan dari wali kelas sekali lagi membuyarkan lamunan murid-murid.

Salah satu murid perempuan mengacungkan tangannya ke atas. Dan dipersilahkan oleh wali kelas.

"Pak, udah punya pacar belum?" pertanyaan salah seorang gadis berambut panjang di kursi kedua dari depan membuat semua murid menatapnya.

Menurut Farel, itu sangat memalukan. Kenapa ia menanyakan hal yang bersifat pribadi bagi seseorang? Tanpa sadar Farel menggerutu kesal sembari melihat kepada siswi berambut panjang itu.

"Saya belum memiliki pasangan" jawaban itu membuat siswi dikelas itu ribut dan berbisik-bisik.

Namun ketika Xavier mengucapkan jawaban itu, matanya tertuju pada seorang siswa didepannya. Dengan seringai yang terpatri di wajahnya.

Farel yang sedari tadi memperhatikan Xavier, terhenyak ketika pandangan mata mereka beradu.

Ia seketika merinding melihat senyuman itu. Seperti ada sosok psikopat yang menatapnya sembari tersenyum menyeramkan sebelum ia di bunuh.

Memang itu terlalu berlebihan, tetapi memang benar adanya. Ketika Xavier yang jarang tersenyum kepada orang lain, dan kini ia tersenyum sangat tipis yang tertuju kepadanya.

"Baiklah, kita sudahi saja perkenalan hari ini. Dan untuk perkenalan guru-guru yang lain nanti menyusul sesuai jadwal di mata pelajaran yang sudah ibu kirim."

"Untuk sekarang ibu mau pamit untuk ke ruang guru, dan kelas hari ini pak Xavier yang akan menemani kalian. Sampai jumpa anak-anak." lanjut ibu wali kelas.

"Sampai jumpa!" ucap semua murid serentak.

Siswa-siswi bersorak-sorai ketika tau guru tampan itu akan disini sampai jam istirahat dimulai.

Xavier tampak menuliskan sesuatu di papan tulis. Murid-murid sontak terdiam dan memperhatikan guru itu yang sedang menuliskan sesuatu.

Cukup lama Xavier menulis, dan tulisan itu terlihat sangat panjang.

Semua murid melihat ke papan tulis, dan ternyata itu adalah beberapa peraturan yang harus di ikuti selama belajar mengajar oleh Xavier.

"Catat dan pahami" ucap Xavier.

"Baik pak!" ucap serentak murid-murid.

Farel mencatat yang ada di papan tulis dibuku tulis yang kosong.

Tiba-tiba ia membelalakkan matanya terkejut ketika membaca peraturan nomor ke 2 yaitu "setiap belajar mengajar diharapkan meja yang urutannya paling depan harus pindah kebelakang dan harus duduk sendirian dengan meja terpisah".

Murid yang berada pada barisan depan pun banyak yang menggerutu tak terima ketika membaca peraturan itu. Tetapi mereka hanya diam dan menerima dengan pasrah keinginan guru mereka itu.

Farel terdiam. Artinya setiap ada pelajaran Fisika, ia harus pindah ke belakang? yang benar saja! ia sedikit minus soal penglihatan, oleh karena itu, temannya menempatkannya di bangku paling depan.

"Sial, sial, sial" gumam Farel sembari lanjut mencatat.

Xavier yang sedari tadi selalu memperhatikan Farel pun tersenyum sangat tipis, bahkan orang lain harus melihatnya secara dekat agar kelihatan.





TBC. VOTE YA UTK MENGHARGAI PENULIS 🤗🤗

Abstrak 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang