chapter 8

3K 108 9
                                    

Xavier sangat senang karena bisa sedekat ini dengan pujaan hatinya, yang sudah lama ia sukai.

Sudah hampir 5 tahun ia memendam rasa cintanya kepada remaja ini. Bermula dari rasa kesal berubah menjadi rasa cinta yang tak terhitung banyaknya.

Kini Xavier sedang bermanja ria dengan Farel. Meskipun secara normal tidak disebut dengan 'bermanja'. Dengan duduk bersebelahan lesehan dilantai, Xavier membuat alasan ingin mengajari Farel PR yang ia berikan. Farel merasa tadi siang Pak Xavier tidak memberikan tugas. Namun Xavier beralasan bahwa Farel lupa mencatat karena tertidur di ruangan miliknya.

Farel dengan serius mengerjakan 'PR' yang baru diberikan Pak Xavier. Sedangkan Xavier, merangkul pundak kecil Farel.

Farel awalnya risih tangan Pak Xavier berada di sebelah pundaknya tetapi mendengar alasan dari Xavier yang mengatakan

"Agar saya melihat tugas kamu, benar atau salah"

Farel pun percaya-percaya saja. Meski sedari tadi Xavier mengendus-endus tengkuk lehernya dengan sensual.

"Nghh... P-pakhh" lenguh Farel pelan.

Xavier mengelus pelan paha Farel dengan gerakan sensual. Terus mengelusnya sampai perut.

pletak

suara pulpen terjatuh ke meja.

"Enghh.. P-pak... ngapain.."

"P-pak.. s-stopph....."

Desahan Farel mengalun merdu dengan nyaring di ruang tamu yang hening itu.

Dengan nafas yang memburu sirat akan nafsu yang sudah berada di ubun-ubun, Xavier mengelus kasar puting yang mencuat dari balik seragam Farel.

"Mphh..nghh... Enghh.. ssh.." Farel terus mendesah keras sambil mendongakkan kepalanya.

Xavier nampak menikmati ekspresi kenikmatan Farel. Ia terus memelintir puting mencuat itu.

Farel meremas sebelah tangan kekar Xavier guna menyalurkan betapa nikmatnya permainan tangan Xavier di puting nya.

"Ahh..a-ahh.. shh ahh" Farel membuka mulutnya melolongkan desahan.

Tanpa sadar lidah Farel keluar. Seolah meminta agar Xavier menciumnya.

Xavier yang melihat itu tersenyum lalu menjulurkan lidahnya ke lidah Farel. Ia masih tersenyum dengan lidah yang sudah menyatu tanpa ciuman itu.

Farel yang merasa tidak ada pergerakan di mulutnya membuka mata. Dengan mata sayu ia melihat Xavier yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh cinta sekaligus tersirat nafsu didalamnya.

Farel bimbang dengan perasaannya, ia ingin sekali menyedot lidah yang berada di lidahnya saat ini. Tapi ia gengsi, ia ingin Xavier yang memulainya.

Xavier melihat tatapan itu, tatapan yang seolah menggodanya. Ia tak tahan dan langsung saja menyedot lidah itu dengan kuat.

Farel yang mendapat serangan mendadak itu membelalakkan matanya, lalu setelah itu memejamkan matanya kembali.

"Eunghh..mphh.." Farel mendesah tertahan.

"Slrupp..slruppp..mhh" Xavier ikut menikmati ciuman. Ia terus menyedot lidah itu kasar sampai air liur keduanya keluar dari sela-sela bibir mereka.

Cup

Xavier mengecup pelan bibir bengkak itu lalu mengangkat Farel ke sofa lalu membuka kancing seragamnya dengan cepat.

Baru saja ingin melahap leher jenjang Farel lagi, tiba-tiba...

Tok

Tok

Tok

Suara pintu terdengar membuat kedua insan penuh nafsu itu tersadar lalu saling menatap. Farel menundukkan kepalanya menahan malu lalu berlari kearah pintu.

Ceklek

Xavier berada di belakang Farel dan tersenyum miring melihat siapa yang datang...




TBC...

Kira-kira siapa yang datang tuchh

VOTE YAA 😣😣🥰

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Abstrak 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang