Fitting

15 1 0
                                    

"Ma coba tanya sama teman mama dia bisa nggak buat baju mendadak?"

"Yauda, nanti mama telpon,"

Serin turun dari kamar langsung bertanya "Pa kenapa papa terima lamaran orang itu?"

"Dia baik, sopan juga anaknya," jawab Yusuf.

"Kalau hanya itu Lucas juga lebih baik dan sopan,"

Yusuf menggelengkan kepalanya, "Sifat yang Bara punya tidak dimiliki pria manapun Serin,"

"Tap-"

"Kenapa? Kenapa baru protes sekarang? Kenapa nggak tadi malam saja kamu berontak seperti orang gila?" Yusuf meninggikan suaranya tidak marah hanya bersikap tegas.

Serin pergi setelah mendengar nada yang berbeda.

"Mau kemana kamu?" Tanya Yusuf, Serin mengabaikan dan terus berjalan menutup telinganya agar tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang di dengarnya.

'Guys, club biasa ya,' pesan untuk grup circlenya.

Gebi
Sip Ser kek biasa ya? Traktir

Bella
Gue dengar dari bokap kalau lo mau nikah ya Rin?

Nisa
Gila! Erin nikah? Beneran lo Rin?

Serin
Berisik lo pada! Ngga usah banyak tanya datang aja, gue traktir lo pada biar diam mulut lo!

Nisa
Galak bener Rin,
mau nikah loh wkwkwk

Serin mengendarai Ferrari-nya dengan kecepatan tinggi, dia nggak peduli kalau kali ini ia akan menabrak seseorang lagi. Pernikahan yang bahkan aku tidak tau! Aarg sialan Bara sialan.

Belum lagi ia dibuat pusing dengan lima belas tahun yang lalu, perkataannya selalu terngiang- ngiang dikepalanya sejak malam itu. Mana ada orang yang niat menikah dengan alasan seperti itu, bukankah menikah harus dua orang yang mencintai?

Alasannya ngebuat gue ragu untuk menikah dengannya!

Lucas kenapa ngga pernah sadar sih dengan perasaan gue? Gue udah berusaha buat dia sadar, tapi si brengsek itu selalu mengatakan 'kita teman saja Rin,' 'Teman aja cukup kok,'

Apa semua lelaki seperti ini ya?

Sialnya lagi hari ini ia lagi badmood untuk melakukan pemotretan, izin sakit sama manager bisa Nggak ya? Semua ini karena Bara. Ya Tuhan tolong hamba untuk membatalkan pernikahan ini ucapnya membatin.

Tiba-tiba ia mendengar suara dari sisi kirinya, 'Bagaimana bisa terkabul, minimal sholat lah Serin' ia membulatkan matanya.

Sialan!

-----

"Bar nanti fitting baju sama Serin jam 9" pesan masuk dari Sarah.

Bara langsung membalasnya dengan singkat. Ia melihat jam ditangannya masih jam 6, kerjaan kantor masih lumayan numpuk.

"Pak, sebagian kerjaan bapak kerjakan dulu, disambung lagi besok. Ibu tadi sudah menghubungi saya kalau bapak akan fitting jam 9,"

Bara menganggukan kepalanya setuju, dengan begini nggak akan memakan waktu lama dan ia juga udah muak dengan suasana kantor.

Sampai saat ini Bara belum bertukar nomor dengan Serin, astaga bagaimana ia bisa lupa meminta nomor calon istrinya.

Masya Allah, Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang