Wedding Day

15 1 0
                                    

Pernikahan Serin dan Bara dilaksakan di hotel milik Wechsler, hotel ini dinamakan Luxury Wechsler salah satu hotel yang cukup elit di indonesia.

Setelah ijab kabul dua pengantin ini duduk dan berfoto dengan para tamu, sialnya tamu dari masing-masing keluarga sangat banyak. Dari rekan Bara dan para investor, karena ini adalah pernikahan anak konglemerat tentu saja pestanya juga tidak mengecewakan.

"Kalau lelah duduk saja dulu," kata Bara, melihat Serin yang sudah memasang wajah cemberut sedari tadi.

Pernikahan yang tak pernah Serin sangka dalam hidup terjadi di umur nya 25 tahun. Bahkan tidak ada pikiran untuk menikah di umur yang muda ini.

Terlebih lagi, menikah dengan pria yang misterius. Menikahi Serin karena masa lalu-nya yang sialan itu.

"Serin Omg akhirnya lo nikah juga," tiga sahabatnya yang menjadi bridesmaid nya sudah cekcok seperti cacing kepanasan. Heboh dan sangat berisik.

"Rin kita masih bisa ngumpul barengkan?" Ucap Nisa

Serin memutarkan bola matanya lelah "Gue memang sudah nikah bukan berarti Nggak bisa main barengkan?" Ucapnya sembari melirik Bara. Terlihat Bara tidak peduli dengan ucapan tersebut.

"Serin hadiah dari gue lo pake ya, untuk nanti malam ninaninu," jawab Gabi.

Hah? Oh shit Serin melupakan malam pertama, setiap orang yang sudah menikah akan melakukan ninaninu kan? Sial. Ia melirik Bara, terlihat Bara menunjukan senyum jahilnya dan menaikan alis seraya berkata

'Tunggu nanti malam Serin. Mau pakai gaya apa malam ini?'

Oh... Serin merinding melihat tatapan mesumnya, takut Serin takut melakukan itu. Ia belum siap untuk itu, belum lagi Serin tidak siap dengan pernikahannya, ini saja terpaksa masa iya mau ditambah gitu-gitu.

Serin frustasi!

-----

Acara pernikahan memang di tentukan sampai jam 6 sore, agar pengantin bisa beristirahat yang cukup. Kegiatan hari ini memang luar biasa menakjubkan lelahnya, ini lebih melelahkan dari pada mabuk dan berjoget di club.

Sesampainya di rumah Bara, ia langsung merebahkan diri disofa. Badannya sakit serasa tulangnya ingin lepas dari tubuh Serin, bediri berjam-jam dan menampilkan senyum palsunya itu sangat melelahkan.

Serin menyentuh bibirnya dan tulang pipinya sembari memijat.

"Erin jangan tidur disana, mandi dan setelah itu sholat maghrib,"

"Kamar gue dimana?" Ucap Serin. Bara langsung berdiri dan menatapnya tajam.

"U-uh apa?" Gugup Serin ditatap tajam oleh bara. Tidak diserangkan? Kalau memang akan diserang tuh orang Nggak waras beneran. Apa Nggak lelah?

"Kita tidur di kamar yang sama, diranjang yang sama, dan di kamar mandi yang sama." Ucapnya tegas.

"Jangan berani-berani untuk tidur dikamar lain, kalau kamu melakukan itu, aku akan melakukannya juga sekarang," kata bara. Serin mengeryitkan alisnya.

Melakukan apa?

Benar, karena sudah menikah Serin harus terbiasa dengan Bara, berbagi kamar, lemari dan juga kamar mandi.

Serin menyentak kakinya kesal, tetapi ia berjalan ke kamar pengantin yaitu kamar Bara sudah di hiasi banyak bunga dan aaggh menjijikkan.

"Berlebihan sekali untuk pengantin yang terpaksa melakukannya," omel Serin.

----

"Tidur Rin, kenapa tidak tidur?" Kata Bara, sudah selesai melakukan pekerjaannya.

Alasan Serin tidak tidur adalah ia berjaga-jaga kalau Bara akan menerjangnya nanti.

Masya Allah, Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang