Kenal Bara Sebelum Nikah

16 1 0
                                    

Hari berganti dengan cepat tidak terasa tanggal pernikahan yang dijanjikan tinggal lima hari lagi. Selama itu Serin hanya tidak peduli dengan Bara, ia tidak datang ke fitting baju beberapa minggu yang lalu tentu saja orangtua-nya tidak tau hal itu, tapi tidak tau sekarang, karena sekarang weekend yang selalu damai menghampiri Serin tetapi kali ini tidak, orangtua nya saat ini sedang cekcok!

Pasalnya Serin berbohong tentang fitting baju, saat ditanya Yusuf ia mengaku kalau tokonya tutup, sekarang ia malah harus mendengar ocehan mereka berdua.

"Serin, sebenarnya jam berapa kamu datang ke toko?" Tanya Yusuf yang sangat sabar dengan anaknya.

"Jam 1 pa, emang kenapa?" Jawab enteng Serin.

"Astaga Serin, kamu sudah di hubungi sama calon mertua kamu kan?" Serin mengangguk jujur memang faktanya begitu ia sudah dihubungi tapi memang dia yang tidak mau datang.

"Bara nunggu kamu disana 3 jam,"

"Terus?"

"Terus hari ini kamu pergi sama Bara untuk fitting baju,"

"Apa? Masih jam 8 pa cepat banget, aku ada pemotretan sampai jam 12 siang,"

"Bara yang akan antar kamu sampai kamu selesai pemotretan setelah itu fitting baju,"

"Masalah baju itu sudah beres pa, besok Ziza datang bawa hasilnya," ucap Ani yang membawa segelas teh dari dapurnya.

"Sayang, anak mama coba kamu kenal Bara aja dulu, kamu yang menilai bara bagaimana. seperti ngobrol, kencan atau melakukan hal-hal pada umumnya orang pacaran,"

Dia mesum!

"Mama benar, gunakan aja lima hari ini untuk lebih mengenal Bara Rin," Yusuf angkat bicara.

"Bukan papa lepas tanggung jawab dari kamu karena sudah melakukan hal-hal yang merugikan, coba kamu ingat tahun kemarin kamu sudah tiga kali nabrak orang yang alhamdulillah-nya mereka Nggak sampai meninggal,"

Serin memainkan kuku tangannya yang sudah tidak bisa berkutik.

Ada tiga perkara Serin menabrak orang yang pertama adalah, menabrak tukang bakso membawa kendaraan dalam keadaan mabuk.
Yang kedua, Menabrak gojek karena memakai Earphone dan berjoget dalam keadaan mengendarai.
Yang terkahir menabrak gerobak ketupat yang gerobak itu tidak salah apa-apa, dengan fokus bermain ponsel dalam keadaan mengendarai. Inilah kesalahan anak konglemerat yang masih dalam perlindungan Tuhan.

"Kamu mau papa masuk kan ke pasantren kakek kamu, tapi kamu malah milih bunuh diri. Untung juga tidak apa-apa, papa mau kamu berubah Serin. Papa sayang sama kamu,"

"Mungkin Bara memang jodoh kamukan? Mungkin dia bisa membuat kamu berubah? Saling kenal satu sama lain Nggak salahkan Sayang?" Ucap Ani.

Benar... Setidaknya ia berusaha untuk mengenal Bara. Seharusnya Serin bisa menilai orang itu jika dia bukan yang ia mau, mungkin Serin bisa aja negoisasi untuk membatalkan pernikahan ini kan?

-----

Setelah berdiskusi dengan orangtuanya, pada akhirnya ia bersama dua orang didalam satu mobil. Tentu saja mama mertuanya ikut menjemput Serin.

Ughh aku tidak nyaman, seperti terimidasi.

"Bar mama nanti turunin ke rumah tante Emi ya," Sarah buka suara meredekan suasana yang mencengkram.

"Nanti pulangnya mau dijemput juga?"

"Nggak usah, mama nanti pulang sama papa aja,"

Karena jarak tempuh hanya 20 menit jadi tidak terlalu lama untuk mengantar mama ke rumah kakaknya.

Masya Allah, Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang