Modus Bara

13 1 0
                                    

"Sudah nunggu dari tadi?" Tanya Serin ke Lucas, yang sudah duduk diantara banyak meja. Ia tampan tapi tidak setampan Bara, Lucas wajah-wajah asli Asia wajar saja ketampanannya kalah sama Bara yang mesum, yang notebene nya ia berwajah campuran jerman.

"Nggak kok, gue tadi meeting disini, pas dekat studio lo," jawabnya

"Oh... Cuman itu? Nggak ada yang lain?"

"Yang pastinya gue kangen sama lo," Serin tersipu malu, sialan padahal Nggak ada hubungan apa-apa, perkara kita saling suka ia jadi sensitive.

Benar-benar terasa lebih nyaman ketika berbicara dengan orang yang disukai, bahkan cerita tidak pentingpun jadi penting.

Andai aja yang pertama gue temui Bara, mungkin Nggak sesusah ini. Dan gue juga akan setuju dengan pernikahannya.

Tersadar dengan yang dipikirannya, ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. Berniat untuk menghapus jauh-jauh pikiran tantang Bara.

"Rin, lo Nggak apa-apa?" Tanya Lucas yang melihat Serin menggelengkan kepalanya.

"Huh? Nggak kok, aku baik-baik saja,"

Hampir satu jam mereka bercerita tentang banyak hal, pekerjaan, hari ini berjalan dengan baik atau tidak, dan beberapa candaan. Serib bercerita tentang semuanya begitu juga dengan Lucas.

"Rin sebelum kita pisah disini, lusa gue ada proyek besar dichina," ucapnya

"Ah serius lo? Selamat dong,"

"Terima kasih, makannya malam ini gue mau traktir di club biasa. Lo bisa nanti malam?"

"Belum tau sih, nanti gue hubungi lo kalau gue bisa malam ini,"

"Oke, bye," Serin membalas lambaian tangan Lucas. Huuhff sepertinya energinya sudah kembali.

----

Serin yang tidak pernah mengirim pesan ke Bara. Tapi kali ini ia harus terpaksa mengirimnya dengan pesan.

'Gue sudah selesai'

Pesan tersebut terkirim, tanda centang dua berubah berwarna biru, tapi tidak ada balasan.

'Gue tunggu 10 menit, jangan lama'

'Kalau lama gue pulang naik taksi'

Hanya dibacanya? Bara lo bener-bener suka bikin Gue emosi.

Ini adalah suatu kemajuan yang terpaksa dilakukan Serin!

Beberapa menit kemudian Bara datang dengan motor mogenya bukan dengan mobilnya, Ini sengaja Bara lakukan agar ia semakin dekat dengan Serin. Ada aja akal bulusnya.

Jujur Bara terlihat berlipat-lipat kerennya, bahkan wanita disekelilingnya terus-menerus menatap Bara.

"Ayo naik," kata Bara, tanpa menjawab Serin menaiki motor besar itu. Tapi sialnya Bara tidak menjalankan motornya.

"Kenapa belum jalan?" Tanya Serin.

"Kamu lupa sesuatu," jawab Bara, Serin mengerutkan keningnya apa yang ketinggalan? Ia segera memeriksa isi tasnya, sudah lengkap ada dompet ponsel dan beberapa uang pecahan.

"Nggak ada yang ketinggalan," Balasnya.

"Kamu mau jatuh? Pegang aku," ucap Bara, lalu menggiring tangan Serin ke pinggang Bara, dengan posisi tubuh Serin menempel dipunggung Bara. Seperti memeluk.

"Modus lo sudah basi!" Kata Serin, Yang sebenarnya terjadi adalah wajah Serin sudah memerah padam, untung Bara tidak lihat. Entah kenapa ia jadi malu.

Bara wangi, parfum yang dipakainya sangat nyaman di hidung Serin, tanpa di sadarinya kepala Serin menyanggah di bahu Bara. Terasa nyaman dengan bahu yang atletis, Serin merasakan otot-otot bahunya, Sepertinya Bara suka olahraga tubuhnya pas sekali untuk bersandar.

Masya Allah, Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang