Shopping

13 1 0
                                    

Diruang kerja Bara, Bara yang fokus dengan laptopnya. Tiba-tiba Serin membawa teh hangat untuk Bara.

"Ini tehnya,"

Bara mengeryitkan dahinya ada yang aneh dengan sikap Serin hari ini.

"Kenapa tiba-tiba, biasanya kamu nggak seperti ini,"

Yah... Karena Serin sudah memutuskan untuk menjadi seorang istri yang sungguhan, jadi ia menyiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh Bara, termasuk menyediakan teh atau kopi saat sedang bekerja.

Dan Serin harus terbiasa dengan keberadaan Bara dan menerima semua hal yang sudah terjadi.

Ia menghembuskan nafasnya gusar "Aku sudah memutuskan untuk menjadi istri sungguhan," ucapnya cepat.

"Jadi menurutmu selama ini kamu hanya istri pura-pura?" Tanyanya.

"Bukan seperti itu! Biasanya aku tidak peduli dengan hal-hal seperti ini, aku hanya mementingkan diriku. Masih belum menerima kalau aku sudah menikah,"

I see...

"Dan gaya bahasamu juga sangat baik,"

Serin memutarkan bola matanya "Garis besarnya aku tidak ingin dihukum,"

"Sini," Bara memanggil Serin untuk duduk dipangkuan Bara.

Serin memasang wajah bingung "Untuk apa?" Pasti mau mesum lagi, kenapa selalu dia yang paling diuntungkan dalam pernikahan ini!

"Tidak mau!" Jawabnya ketus.

"Katanya mau jadi istri sungguhan,"

Memang... Tapi tidak harus duduk dipangkuan-nya juga kan.

Ish! "Tidak harus duduk di pangkuanmu kan?"

"Harus,"

"Bara!" Panggilnya dengan kesal.

"Ya ada apa?" Jawab Bara enteng. Bara berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Serin.

Serin sedikit meringis, "Jangan mendekat," ucapnya.

Tapi Bara tetap melangkah mendekat, lalu menarik tangan Serin, Bara menjatuhkan dirinya disofa dan Serin jatuh di pangkuan Bara.

"Serin, ayo kita belajar untuk saling mencintai, dan terbiasa dengan sentuhan."

Faktanya Bara sudah jatuh cinta sejak lama dengannya, tapi tak apa ia ingin jatuh cinta lagi untuk yang paling dalam kali ini.

"Boleh cium?" Tanya Bara sembari menyentuh bibir Serin.

Di detik-detik seperti ini dan suasana yang bagus kenapa pria satu ini harus izin!

"Kenapa bilang sih!" Jawabnya kesal.

Bara langsung menyatukan bibirnya dengan bibir Serin, melumatnya dengan lembut. Dan mengabsen yang ada di dalam mulutnya. Seperti memakan permen, Bara tersenyum ketika Serin membalas ciuman dan lilitan Bara.

Ini bukan pertama kali Serin berciuman, tapi baru kali ini Serin merasakan ciuman yang luar biasa, apa karena Bara pintar dalam memungut bibirnya? Sampai Serin tidak menyadari kalau tangannya sudah memeluk leher Bara.

Ciuman panas dan menuntut sesuatu, ciuman yang sangat dewasa.

Serin melepaskan ciuman-nya karena pasokan diparu-parunya sudah menipis. Ia tertawa melihat Bara yang memerah wajahnya. Seharusnya Serin yang malu karena ciuman Bara, tapi lihat sekarang Bara ia sangat lucu.

Tiba-tiba ia merasa kalau pahanya bergetar, menandakan ponsel Bara berbunyi. Serin segera bangkit tapi ditahan oleh Bara "Disini saja," bisiknya.

"Waalaikum salam, ada apa ma?"

Masya Allah, Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang