Menghapus Jejaknya

4 0 0
                                    

10 menit sebelumnya

Bara keluar dari kantor karena sudah jam 12 lewat, ia akan mengantar Serin kerumah sakit dan bertemu dengan dokter Irfan. Sebelum bertujuan pulang kerumah, Bara singgal ke toko roti terdekat.

Sesampainya di Rumah "Siapa yang datang?" Ucap Bara. Karena ia melihat mobil yang tidak ia ketahui berada di perkarangan rumahnya.

Ia memakirkan mobilnya lalu masuk kerumah. Ketika ia menginjakkan lantai rumah tersebut pemandangan yang tak senonoh terlihat di matanya.

"What the hell are you doing!" Kata Bara menahan geram.

Serin melototkan matanya lalu mendorong Lucas sampai tersungkur.

"Sepertinya ada tamu tak diundang," ucapnya kali ini dengan menggumpalkan tangannya dan rahang yang mengeras.

----

Serin berdiri lalu berlari kecil kearah Bara dengan tertatih. "Aku sama Lucas nggak melakukan hal aneh. Tanya saja Linda," ucap Serin gugup.

"Lucas lo sebaiknya pulang, jangan datang kesini tanpa izin gue dan untuk sementara jangan temui gue dulu!" Ucapnya menyambung.

Bara mengeraskan rahangnya, Serin dengan cepat mengelus tangannya dan beberapa detik ia mulai mereda.

"Kamu jangan salah paham. Aku enggak melakukan hal apapun,"

"Berduaan dan kamu hampir dicium," ucapnya geram. Bara benar-benar dalam keadaan marah.

"Aku tau tapi aku menolaknya. Kamu lihat sendirikan bagaimana aku mendorongnya," ucapnya. Bara memejamkan matanya lalu menggendong Serin dengan cepat untuk naik keatas.

"Linda tolong telepon dokter Irfan, dan katakan besok ia akan menjumpainya. Lalu kamu bisa pulang," ucapnya tegas. Saat bertemu Linda di tangga.

"Baik pak,"

Di kamar ia melempar Serin ke kasur, Bara yang seperti ini sangat menakutkan.

"Wait, kamu mau ngapain?" Tanya serin yang gugup melihat Bara membuka jas lalu dasinya diikuti melapaskan kancing kemeja.

"Dimana saja dia menyentuhmu," tanya Bara dengan sabar. Kini ia sudah bertelanjang dada.

"Apa?"

"Dibagian mana dia menyentuhmu!" Tanyanya geram.

"Hanya tangan," Bara langsung menciun tangan. Lalu perpindah ke bibirnya "Kamu hampir dicium disini kan?" Tanya Bara.

Serin mengangguk, dengan cepat Bara melahap bibir Serin tanpa ampun. Kemarahan terpendamnya bisa dirasakan oleh Serin, diketahui bagaimana cara ia menyium Serin. Dengan sangat Kasar.

Bara melepaskan ciumannya "Bagaimana bisa seorang yang sudah bersuami berduan dengan laki-laki,"

"Dia datang secara tiba-tiba,"

"Kenapa tidak mengusirnya?" Tanya Bara tertekan. Ia sudah dipenuhi oleh emosi yang ganas, Serin terdiam. Bagaimana ia mengusirnya Lucas temannya. "Aku tidak bisa mengusirnya," jawab Serin

"Kenapa?"

"Karena dia temanku, mana ada teman mengusir teman yang ingin berkunjung,"

"Kalau begitu biar aku melakukan hubungan suami istri denganmu. Tidak ada bantahan, karena aku suamimu. Yang sudah jelas melakukan itu tidak berdosa kita sudah sah dalam hukum maupun agama."

"Tapi-tapi,"

"Enggak ada tapi-tapi. Kenapa dengan suamimu menolak tapi dengan temanmu tidak menolak?" Ujar Bara. Serin mengeryitkan keningnya apa maksud ucapannya barusan?

Masya Allah, Istriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang