Y/n menatap kedua sahabatnya yang sedang menatap kearah layar laptop yang sama. Lukisan Raden Saleh terpampang di layar itu. Y/n membiarkan headsetnya menggantung di lehernya, sementara mulutnya menguyah sebuah permen karet.
"Ini bukan cuma forgery. Ini tuh suruh bikin.. apa tadi kata Dini?"
"Sedetail dan semirip mungkin." Ucup meniru kata-kata Dini, nada suaranya terdengar berat. "Itu dia." Piko kembali menatap layar tersebut. "Tapi, Pik. Kalo lu berhasil, duitnya bisa langsung nyelesaiin masalah. Trus kita dapet sisa sebesar- satu milyar." Ucup kembali meyakinkannya.
"Penangkapan Diponegoro itu, Cup.. bukan cuma sekedar lukisan." Ucup dan Y/n memusatkan perhatian mereka kepada Piko, "Terlepas dari kompleksitas warnanya yang- ribet dan tekniknya yang tinggi, ya.. Lukisan ini punya banyak banget emosi dan simbol-simbol."
"Pertama, peristiwanya tu di gambarin dalam situasi yang.. ee- vague. Antara pagi atau sore. Protes Raden Saleh terhadap penangkapan yang curang ini, ternyata dari penggambaran orang-orang belanda yang ia bikin jadi kerdil. Sementara.. Diponegoro nya- perhatiin."
"Dibuatnya tu sangat gagah, dan gesturnya tuh.. kaya orang-orang yang mau nangkep dia."
"Lukisan ini penting buanget buat Indonesia. Dan bukan cuma karena Raden Saleh tuh- ya, simbol seni rupa modern pertama kita, yah. Tapi lukisan ini.. simbol perlawanan."
Y/n dan Ucup mendengar penjelasan Piko, gadis itu duduk di atas meja sambil tersenyum mendengarkan kata-kata Piko. Dia memang tidak tahu banyak tentang lukisan, meski dirinya sendiri juga seorang artis yang bekerja di bidang busana. Piko berjalan menjauh, meletakkan jarinya di dagunya. "Tapi.. tapi Dini buat apa ya, minta kita bikin ginian?" Dia bertanya.
Ucup menghela nafasnya, dia menutup laptop dan berdiri dari kursinya. "Udah! Yah, gausah overthinking. Besok, gue bawain data-data restorasi terakhir
dari Jerman 2012 besok, yah?" Ujarnya, meraih tas dan menyampirkan tasnya di bahunya."Sekalian biar Y/n sama gue yang cari kanvasnya, oke?" Ucup menepuk bahu Piko, lalu menyeret lengan Y/n bersamanya. "Tapi gue gapernah setuju ikut elo-"
"Udah, ayo! See you, man."
"Yak, tiati."
"Yookk."
Y/n menggerang sambil meraih helmnya. Dia mengikuti Ucup di belakang, "Kunci." Pintanya. Y/n melolotinya sebelum merogoh kantung di sakunya dan memberinya kunci motor miliknya. "Bawa kek, mobilmu. Boros nih bensin gue." Y/n berkata sambil duduk di belakang Ucup yang sedang menyalakan mesin motor.
"Bensin doang, aelah."
"Bensin mahal anjing."
"Aduh!" Ucup menggerutu saat dia menerima tamparan di helmnya. "Iya, iya, ntar gue yang beliin dah." Katanya, tepat sebelum memutar gas dan pergi dari sana. Tapi itu aneh menurut Ucup jika Y/n mengomel tentang mahalnya bensin, toh itu tidak seperti Y/n tak bisa membeli satu tangki full.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐎𝐂𝐄𝐔𝐑! mencuri raden saleh x reader
Fanfiction✦. MENCURI RADEN SALEH X FEMALE READER INSERT . ❝ B4JING4N !" © 2023 - LLUXURI0US