⌗. 03

726 123 0
                                    

     Masih membenamkan wajahnya di sofa, Ucup memutar kursinya untuk mendengarkan dengkuran lembut dari Y/n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih membenamkan wajahnya di sofa, Ucup memutar kursinya untuk mendengarkan dengkuran lembut dari Y/n. Dia tersenyum, mengeluarkan ponselnya dan mengambil fotonya yang sedang tertidur. Dia mungkin menggunakannya sebagai blackmail.

Ucup berdiri untuk mengambil minuman di kulkas. Saat dia kembali, dia mendengar bunyi bip terus menerus dari komputernya. Dia dengan panik segera berlari menuju monitornya, "Tsk, ah!" Ucup menggerang kesal.

"Yuuhu." Suara Piko yang baru saja masuk kedalam rumah membuat ia menoleh, "Pik, Pik! Listrik! Matiin listrik! Buruan! Buruan!" Mendengar perintah dari sahabatnya, Piko berlari secepatnya menuju saklar listrik dan mematikannya.

Ruangan itu berubah menjadi gelap, hanya tersisa remang-remang cahaya yang berasal dari bulan. "Aman, ga?" Piko bertanya, dia berjalan menyusul Ucup ke sofa. Pemuda itu menghela nafasnya, dia meraih minuman yang ia ambil sebelumnya dan mulai membukanya. "Harusnya sih, aman."

"Kok tumben sih?" Tanya Piko, berjalan mendekatinya. "Tauk, nih." Balas ucup sembari mengangkat bahunya. "Itu Y/n ngapain di sini?" Pertanyaannya membuat Ucup menoleh pada Y/n yang sedang tidur pulas, bahkan dengan kegaduhan yang mereka buat. "Ada pemadaman di daerah apartnya, gitu deh.. Kayaknya." Ucup menjawab, kembali mengangkat bahunya.

"Tck, tck." Piko mendecakkan lidahnya sambil menatap Ucup dengan gelengan kepala, "Apaan?" Dia bertanya. "Lo kalo jadi cowok itu.. yang peka." Piko meraih kemeja yang ada didekatnya dan meletakkannya diatas tubuh Y/n.

"Nanti juga dibuang.." gumamnya sambil menatap sosok yang tertidur itu. Ucup berkedip dua kali, dia masih menyesap minumannya dengan tampang polosnya. "Lagian-" dia mencoba mengalihkan pembicaraan, "Lu kok tadi ga bilang ada Sarah." katanya, "Kan gue jadi gaenak."

"Lu 'kan tahu," Piko melepaskan tas selempangnya dan bergabung dengan Ucup untuk duduk di Sofa, "Dia 'kan gapernah suka kalo misalnya dia gatau sama apa yang gua lakuin."

"Emang apa salahnya sih kalo lu.. CSan sama dia?"

Ucup menggaruk kepalanya, mengingat hal memalukan yang telah ia lakukan malam ini. Piko menaikkan kacamatanya, lalu mereka diam dalam keheningan yang canggung. "Panas.." Suara lain memecahkan kecanggungan itu, "Bangun juga lo, kebo." Balas Ucup.

Y/n segera sadar karena ejekan tersebut, dia melemparkan kemeja yang ada diatasnya kearah Ucup, lalu mengangkat punggungnya untuk duduk. Y/n menguap, "Apa bedanya sama di apart kalo listriknya sama-sama dipadamin.. duh."

Mereka bertiga diam, kembali ke keheningan canggung.

"Bokap di bandung gimana?" Ucup bertanya, sekali lagi memecahkan keheningan.

Y/n dan Ucup saling menatap satu sama lain sebelum menatap Piko, dia menyenderkan kepalanya ke sofa. Menceritakan apa yang terjadi saat dia berkunjung ke bandung untuk mengunjungi ayahnya yang di penjara di sana. Dia menyebutkan bahwa ia berdebat dengan ayahnya, dan ayahnya berkata bahwa dibutuhkan sebanyak dua miliar, sehingga kasusnya kembali di buka.

𝐍𝐎𝐂𝐄𝐔𝐑! mencuri raden saleh x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang