⌗. 05

638 106 2
                                    

Selama dua hari terakhir, Y/n dan Ucup membantu Piko dengan segala alat dan bahan yang diperlukannya. Piko mengangkat sebuah kotak dari mobil Ucup, Y/n mengambil satu kotak dan dua kotak lainnya di angkat okeh Ucup.

Selama Piko mengerjakan sketsa, Ucup dan Y/n mulai merancang alat pemanas. Beberapa jam berlalu, Piko menggoreskan kuasnya di kanvas dan mulai melukis diatas sketsanya. Sementara itu, Ucup berdebat dengan Y/n karena kesalahan yang keduanya buat.

Saat malam tiba, Piko sudah hampir menyelesaikan setengah dari lukisannya. Sementara Ucup menyerah mengerjakan alat pemanas tersebut. Dia menyenderkan punggungnya dan meletakkan tangannya di belakang sambil menghela nafas.

Piko masih berfokus pada lukisannya, dan Y/n masih mengerjakan sesuatu di komputernya.

Ucup berdiri dan berjalan kepintu, "Keluar dulu ya." Katanya.

"Kemana lu?" Balas Piko, menoleh pada sahabatnya. "Cari angin." Ucup menjawab tanpa menoleh dan berjalan keluar dari ruangan tersebut, "Puyeng gua ga kelar-kelar." Lanjutnya.

Piko dan Y/n saling memandang dan menyusul Ucup keluar dari ruangan tersebut.

Ucup merenggangkan otot-ototnya dan membungkuk di lututnya. Piko berjalan mendekat, "Gimana alat pemanasnya, men?" Dia bertanya. "Susah..! Lihat Y/n aja nyerah duluan." Balas Ucup sambil menunjuk pada Y/n yang berjalan mendekat, "Lu yang bilang mau ngerjain sisanya ya, sat." Y/n menyenggol lengan Ucup.

"Ayo dong, udah jam berapa ini." Balas Piko sambil mengetuk jam tangannya,

"Iye, ntar gue lanjutin lagi." Balas Ucup. Mereka bertiga saling diam hingga melihat Tuk-tuk yang duduk dalam mobil dan Gofar yang mendorong mobil tersebut. "Bentar, bentar." Ucup menepuk bahu Piko beberapa kali sebelum menghampiri Gofar.

"Eee— Far!"

"Sshh!"

Ucup segera menutup mulutnya, "Sorry, sorry."

"Ah— gue mau minta tolong." Bisik Ucup, berjalan mendekati Gofar. Menatapnya dengan bingung, Gofar bertanya "Minta tolong??" Gofar balas berbisik sambil menoleh ke saudaranya, "Minta tolong apaan??" Tuktuk melanjutkan pertanyaannya.

. . .

Pagi akhirnya datang, "Far!"

"Oyy!"

Tuktuk mengangkat tiga kotak paket biru dan meletakkannya di atas meja, "Paket lu sampe, nih." Katanya. "Mantap!" Gofar membalas. Tuktuk menyerahkan kotak-kotak tersebut, "Banyak banget ini." Katanya dengan senyum kecil.

Setelah mengutak-atik alat tersebut, mereka mulai melakukan uji coba. "Aman, lah." Gofar mengkonfirmasi. Tuktuk mulai menancapkan kabel listrik ke stopkontak, lalu Gofar mencoba memutar alat pemanas tersebut. Tak lama setelah Gofar menyalakan alat pemanas itu, cahaya yang nampak seperti benang tipis mulai muncul. Yang berarti mesinnya bekerja.

Gofar menepuk tangannya sekali, dan tertawa bangga karena keberhasilannya sambil melakukan tos tinju dengan Tuktuk, "Hahaha!"

"Whuu!"

Ucup, Piko dan juga Y/n yang menyaksikan ikut tersenyum karena alat pemanas mereka akhirnya bekerja. Selama beberapa jam selanjutnya, Piko segera menyelesaikan lukisan itu. Hingga akhirnya, dia hanya perlu menambahkan detail pada kanvas yang sudah terisi penuh.

Mereka meletakkan lukisan tersebut di bawah alat pemanas, Y/n dan Piko menyesuaikan letak lukisan sementara Ucup mulai menyalakan alat pemanas. Kedua lelaki itu kemudian memutup lukisan tersebut dengan papan kayu, dan mendiamkan lukisan itu selama beberapa menit untuk dikeringkan.

𝐍𝐎𝐂𝐄𝐔𝐑! mencuri raden saleh x reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang