PdMT 5. TETAP PADA PERJANJIAN.

284 31 0
                                    

"Bagaimana menurut mu sayang, apakah kau yakin untuk datang esok. jika sekarang saja... Anakmu itu tidak kembali ". Ucap Raja.

Sang istri menoleh lalu menjawab...
"Bukankah kita sudah berjanji". Jawab sangat Ratu.

Sepertinya sang Raja lupa dengan hal itu.
Bagaimana dengan esok..
Keduanya hanya bisa berharap bahwa anaknya Pangeran Boss bisa kembali secepatnya.

...

Noeul sudah siap dengan dirinya, sekarang adalah hari terakhir Noeul menjalani hukumannya dan hari ini juga. Noeul harus mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan Ayah, seperti perintah dari sang Ayah Handa.

"Tuan Muda sangat cantik dan menawan, sepertinya siapapun yang melihatnya pastinya akan jatuh cinta". Ucap Peat.
"Berhenti memujiku cantik, Phi Peat. Atau aku akan melepaskan pakaian ini". Ucap Noeul.

" Maafkan hamba Tuan Muda, hamba hanya tidak bisa menahan untuk memujimu". Ucap Peat.
"Aku tidak mengerti?  Mengapa Ayah handa memintaku untuk memakai ini.. Seperti ada yang tidak beres.. Tapi tentang apa ya?". Ucap Noeul.

"Tuan muda sekarang waktunya.. ". Ucap Peat.
" Baiklah ". Ucap Noeul.
Noeul bersama Peat tentu saja langsung pergi keruangan sang Raja.

Sesampainya di sana. Noeul di sambut oleh beberapa orang yang ada di sana hanya ada beberapa orang-orang yang berjaga di sana ada juga beberapa orang yang baru saja Noeul lihat.

Betapa terkejutnya Noeul saat....
Ternyata bukan hanya ada Ayah dan ibundanya saja. Melainkan ada satu pemimpin lain. yang Noeul tau bahwa beliau ini adalah salah satu dari pemimpin selatan. Ya maksudnya mereka benar-benar orang yang memimpin sebuah negeri itu.

"Apakah ini anakmu Raja Mew". Tanya Vegas.
" Kau benar sekali, Raja Vegas, dia anakku. Duduklah sayang dan perkenalkan ini Raja Vegas dari negeri yang jauh di selatan beserta istrinya Ratu Pete". Ucap Mew.

Noeul tersenyum, lalu menjawab..
"Selamat datang Ya mulia Raja Vegas dan Ya mulia Ratu Pete. Semoga hari kalian menyenangkan perkenalkan namaku Noeul tetapi orang-orang selalu memanggilku Eul". Ucap Noeul.

Pete tersenyum..
" Anakmu sangatlah cantik, Ratu Gulf". Ucap Pete pada Gulf. Noeul tentu saja bisa mendengar pujian itu dan Noeul tidak suka jika harus di puji seperti itu.
"Terimakasih untuk itu, bukankah hal itu memang sudah jelas". Ucap Gulf.

" Aku tahu kau cantik dan suamimu tampan. Tapi tetap saja.. Dia lebih baik di antara kalian". Ucap Vegas.
"Karena kau memujimu sayang, Ayah tidak akan pernah marah". Ucap Mew.

Hanya ada tawa setelahnya.. Hanya saja obrolan itu tidak bertahan lama. Saatnya sarapan pagi pun dimulai.
Noeul tentu saja makan dengan lahap.. Sampai tidak sadar jika samua mata tertuju padanya.

Noeul tidak tahu, sebab di saat makan. Tidak ada yang boleh berbicara saat itu. Terkecuali sarapan ini sudah berakhir. Di lanjut dengan minum Teh bersama...

Noeul masih duduk di tempatnya, sesekali Noeul menjawab beberapa pertanyaan yang Ratu Pete ajukan padanya.
Noeul mulai bosan sekarang, Noeul harus melakukan sesuatu.

"Ayah. Maaf aku jika telah memotong pembicaraan mu dengan Ya mulia Raja Vegas. Tapi sebelum itu Bolehkan Noeul bertanya?". Ucap Noeul.
" Katakan saja sayang, Ayah mendengarkan mu". Jawab Mew.

"Apakah aku sudah bebas dari hukumku Ayah". Ucap Noeul.
" Hem..  Sepertinya ini akan  sulit. Coba tanyakan pada Ibunda mu saja". Ucap Mew.

Noeul tentu saja langsung menoleh menatap kearah ibunda nya udah meminta jawaban.
Gulf menarik nafas lalu menghembuskan nya secara perlahan.

"Ibunda apa hukumku sudah selesai?". Tanya Noeul pada Ibunda nya.
"Apa yang ingin kau katakan sayang sebagai pemohon jika aku melepaskan mu hem". Ucap Gulf.
" Noeul berjanji tidak akan mengulanginya lagi". Ucap Noeul berjanji.

"Hanya itu?". Ucap Gulf.
"Ya, Hanya itu". Ucap Noeul.
"Baiklah. Aku sudah memutuskan.. Bahwa hukuman mu tidak bertambah. Hanya saja.... ". Ucap Gulf terpotong.
"Hanya saja?". Noeul.
"Kau harus ikut bersama Ratu Pete bersama mu". Ucap Gulf.

Hening..

" Ibunda.. Apa yang baru saja Ibunda katakan. Aku benar-benar tidak mengerti.. Ayah handa tolong jelaskan padaku". Ucap Noeul.
"Ini sudah menjadi keputusan Ayah dan Ibu sayang. Ayah harap kau bisa ikut bersama Raja Vegas dan Ratu Pete bersama mereka. Karena Ayah yakin jika kau di sana hari Ayah akan terasa tenang". Ucap Mew.

"Noeul sudah berjanji Ayah, tapi apa ini?". Marah Noeul.
Noeul langsung pergi begitu saja dari sana.

Noeul masih tidak mengerti dengan jalan pikir kedua orang tuanya.
Noeul tau, Noeul salah.. Tapi Noeul tidak ingin pergi dari sini. Noeul akan melakukan apa saja sebagai hukumannya dan Noeul juga sudah berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu. Noeul tidak ingin pergi.

Seperginya Noeul dari hadapan mereka semua...

"Peat tolong awasi Noeul". Perintah Raja pada Peat yang memang ada disana.
" Baiklah ya Mulia, hamba izin pamit". Peat pergi

"Tolong maafkan aku, Raja Vegas. Hal seperti ini memang tidak bisa di Prediksi. Aku yakin Noeul anakku hanya terkejut saja. Akan aku usahakan untuk bicara padanya nanti". Ucap Mew.

Vegas paham..

Vegas sama sekali tidak tersinggung dengan hal itu, toh bagaimana pun juga. Noeul memang harus ikut bersama mereka.

....

Suara isakan tangis dapat Peat dengar saat dirinya hendak menemui Noeul.
Noeul hanya bisa menangis sejadi-jadinya sampai tidak menyadari jika ada luka di pergelangan tangannya.

Ceroboh lagi, itulah Noeul. Tidak perduli dengan darah. Anak ini masih saja menangis dengan apa yang baru saja di lakukannya.

" Tuan Muda, bolehkah hamba masuk". Ucap Peat.
"Masuklah". Jawab Noeul.

Peat masuk, lihatlah bertapa kotornya kamar ini. Persis sama seperti kekacauan semalam. Padahal baru saja kamar ini di bersihkan semalam dan sekarang lihatlah sudah kotor kembali.

"Phi..hiks.. Eul tidak ingin pergi". Lirihnya.
" Hiks.. Eul thu, Eul salah... Tapi tolong jangan pisahkan Eul dari semua ini". Ucap Noeul.

Peat langsung memeluk Noeul, Noeul membalas pelukan itu.
"Hiks.. Eul sudah berjanji Phi peat. Tolong katakan pada Ayah aku tidak ingin ikut bersama mereka". Ucap Noeul.

" Hamba yakin ini yang terbaik, tuan muda. Hamba tidak bisa membantu Anda. Tolong Maafkan Hamba Tuan Muda. Tapi sepertinya, Ya mulia Raja pasti sudah memikirkannya. Untuk keselamatan mu". Nasehat Peat.
"Phi peat mu ini yakin sekali, jika Ibunda pasti juga berat melepaskan mu. Ini sudah keputusan yang tidak bisa di ubah. Phi Peat yakin ini yang terbaik". Ucap Peat.

Noeul tidak yakin, Noeul hanya tidak bisa jika harus berpisah jauh seperti ini.
" Ayo tersenyum, lihatlah bukakan kah ini Noeul yang selalu ceria dan Ceroboh". Hibur Peat. Peat juga mengobati tangan Noeul.

Noeul hanya bisa diam diam pelukan Peat.
"Eul ingin pergi jalan-jalan, sebelum Eul benar-benar pergi jauh dari sini". Ucapnya.
" Baiklah seperti yang Anda inginkan Tuan muda". Ucap Peat.

....

"Kita akan tinggal di sini untuk sementara waktu, panglima bagaimana dengan tugasmu?". Ucapnya.
"...Sepertinya..akan sulit ya mulia.... ". Ucap nya.
" Tetap pantau dari kejauhan. Gunakan saja kemampuan mu itu". Ucapnya.
"Baiklah ya mulia, segera Hamba laksanakan.

....

PANGERAN DAN TUAN MUDA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang