PdMT 7. IKATAN.

293 25 2
                                    

Dan jantung ini..

Rasa sakit ini..

Tidak...

Apakah ini saatnya untuk Pria ini kembali...

Tidak..

Pria itu belum siap melakukannya...

Tetapi.. Dia.. Matanya.. Dan penutup wajah itu...

Siapa dia...

....

"Tuan muda, apakah tuan muda baik-baik saja?". Ucap Peat saat tidak sengaja Seseorang menabrak Noeul.
"Aku tidak apa, Phi Peat". Ucap Noeul lalu berdiri di bantu oleh Peat juga.

Sementara Panglima sudah maju untuk memperingati Pria yang menggunakan topeng itu.

Mereka bertemu lagi, tapi sepertinya kali ini. Noeul merasa bahwa Pria itu sedang menahan sakitnya. Terlihat dari caranya berdirinya.

"Panglima tidak perlu berlebihan". Ucap Noeul.
" Tapi dia hampir membuat Tuan muda terluka". Ucap Panglima membela.

"Tidak apa panglima, oh iya tolong izinkan aku berbicara padanya". Ucap Noeul.
Panglima awalnya ragu. Tetapi saat melirik kearah Peat. Panglima jadi menyetujui saja apa yang Noeul inginkan.

Noeul tentu saja langsung mendekati Pria bertopeng itu.

"Apa ku baik-baik saja". Ucap Noeul mencoba mendekati Pria bertopeng itu.
Tapi sayang sekali Pria bertopeng itu malah semakin memundurkan langkahnya saat Noeul mendekati. Seperti menghindarinya. Apa Pria bertopeng ini tidak tahu siapa Noeul.

"Hei, apa kau mendengarku?". Ucap Noeul.
"Jangan mendekat, tolong.  Jangan mendekat". Ucapnya lirih dengan terus menahan Noeul agar tidak terlalu dekat dengannya.

"mengapa?". Ucap Noeul.
"Kalung itu, dari mana kau mendapatkannya?". Ucap Pria bertopeng itu dengan nafas hampir habis.
"Kau,  tidak sopan bertanya seperti itu?". Ucap Panglima menegurnya.

Noeul tentu saja langsung menghentikan Panglima. Noeul tidak suka jika ada orang yang ikut campur di dalam urusannya.

Noeul yakin Pria ini mengenal kalung ini. Itu sebabnya Pria ini bertanya padanya.
Hanya saja Noeul tidak ingin membicarakan hal ini di sini.

Lihatlah ada banyak orang di sini. Meskipun mereka terlihat tidak perduli tetapi telinga mereka bisa mendengar apa yang Noeul ucapkan.

Ini bukan tentang apa yang sebenarnya ingin mereka dengar tapi di dalam peraturan kerajaannya. Tidak di wajibkan untuk membicarakan hal penting tentang kerajan mana pun. Hal ini termasuk dalam catatan cerita mereka.

Noeul tidak akan bisa mengatakan langsung bukan.
" Jika kau ingat tahu, datanglah ke perpustakaan di pusat kota, pada waktu pagi harinya. Aku di sana". Ucap Noeul.

"Tuan muda". Panggil Peat.
" Tidak apa, Phi Peat.  Lagi pula aku tidak akan sendiri di sana". Ucap Noeul.
Peat tentu saja langsung pasrah mendengarnya.

Undangan,  lokasinya, itu penting di rahasiakan. Tetapi Noeul malah mengatakan bahwa dia ada di pusat kota di keesokkan harinya.  Ini sangat berbahaya.

Seperti Peat harus siap  dengan apa yang akan Peat Terima nanti.
jika Raja dan Ratu tahu tentang hal ini. Tentu saja Peat tidak akan menjamin bahwa dirinya akan selamat.

Jika kalian pikir tugas Peat itu sebagi pelayan Pribadi Noeul itu benar. Tetapi Ratu sudah memperingati Peat untuk tidak lancang pada Noeul meskipun Ratu tahu bahwa Noeul dan Peat mereka sangatlah deket. Tapi pekerjaan tetaplah pekerjaan.
Peat juga harus menyadari itu.

PANGERAN DAN TUAN MUDA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang