PdMT 15. KETEPATAN TAKDIR.

127 16 5
                                    

"Genggam tangan ku". Pinta Sang Dewi.
Ketiganya pun ber genggaman tangan.
Sang Dewi mulai membaca mantranya, tidak lama asap-asap itu kembali muncul untuk mengelilingi sang Dewi dan ketiganya (Ratu).

Asap-asap itu pun beralih pada satu tangkai bunga mawar itu untuk kembali mengelilingi bunga mawar itu.
Bersaman dengan itu kelopak bunga itu perlahan terbuka satu persatu hingga habis.  Disanalah inti dari penantian ini.

Mutiara suci yang sangat di nantikan, begitu indah tertanam menjadi jantungnya sebuah takdir kehidupan.

Terdengar alunan rengekan itu bisa mereka semua dengar dengan jelas. Sangat hidup dan punya harapan yang besar.

"Sekarang ulurkan tangan kalian, buat anakku senyaman mungkin di pelukan hangat kalian". Ucap sang Dewi.

Ketiganya pun tersenyum mendengarnya.
Satu persatu dari mereka pun mendekatinya (anak dari sang Dewi yang di utus menjadi jantungnya perdamaian dunia).

Tetapi alunan rengekan itu tidak juga berganti....

...

Sang Dewi tersenyum, lalu meminta ketiganya (Raja) untuk mengambil alih secara bergantian juga.

Saat giliran anak itu di gendongan anak bungsunya seketika alunan rengekan itu berganti menjadi nyanyian yang sangat indah.

Begitu indah pula senyuman-senyuman yang lainnya. Karena takdir yang terpilih sudah jatuh kepada anak bungsunya.

Harapannya telah tercapai. Sang Dewi tersenyum bahagia. Anaknya tidak pernah salah memilih.

"Selamat Untuk kalian, aku berharap kalian tidak pernah mengecewakan takdir ini". Ucap sang Dewi.
Keduanya juga saling tersenyum bahagia.

"Sayang maafkan Ibu. Ini bukanlah sebuah tanggung jawab atau pun hukuman yang berat untukmu.  Tetapi inilah takdir tuhan yang harus kau jalani.  Ibu tidak bisa membantah takdir ini. Ibu mencintaimu sama seperti Mereka yang juga mencintaimu di sini". Ucap sang Dewi tulus.

Sang Dewi pun akhirnya kembali pergi dan menghilang setelah  meninggalkan pesan pada sang tertua " Untuk tetap berhati-hati  di kerajaan awan. Sebab firasatnya mengatakan anaknya tidak akan aman jika di sana". Sang tertua pun juga berpikir begitu.

Harap-harap itu hanya ke khawatiran sesaat saja.

"Selamat saudaraku". Ucap anak Sulung memberi selamat.
Tidak dengan anak tengah ini, yang hanya bisa diam saja. Tidak memberikan selamat pada sang anak seperti kakak tertuanya.  Tidak perlu heran. Karena memang ini sudah menjadi sifatnya.

....

Kembali pada masa ini, Raja Vegas dan Boss anaknya. Saifah telah memutuskan untuk kembali beristirahat disini.  Tapi sebelum itu. Saifah tidak memutuskan benar-benar beristirahat sebab firasatnya tiba-tiba merasa tidak enak.

Sementara Boss juga merasakan hal yang sama juga.

" Agrahhh. . Sakit". Rintih Boss sambil memegangi dadanya yang berdenyut sangat sakit. Detak jantungnya berdetak sangat kencang dan hal itu menandakan sesuatu yang tidak normal telah terjadi.

Vegas yang melihat Boss anaknya juga merasa tidak nyaman, lalu Vegas berdiri untuk memeriksa anaknya itu.

Saat Vegas mendekat, tidak sengaja Vegas menerima pesan singkat yang sebenarnya terputus-putus seperti mengatakan.
"Tol.... Tolong... Se......, selamatkan Noeul".
Vegas tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi tidak memperdulikan apakah pesan itu penting atau tidak.

Yang Vegas harus lakukan sekarang Adalah, dia harus mencari istrinya. Agar istrinya bisa membantu Boss anaknya. Astaga Vegas baru menyadari satu hal.  Kemana perginya istrinya dan Noeul.

PANGERAN DAN TUAN MUDA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang