Beach

1 0 1
                                    

Happy Reading !!



Mobil yang di dominasi warna hitam itu melaju dengan cepat membelah jalanan yang padat merayap.

Ke enam pemuda dengan outfit semi formal itu duduk dengan tenang di tempatnya masing masing. Kericuhan terjadi di bangku tengah dan belakang. Bobby, Satria, Nicho, dan Jundhi saling berebut makanan yang ada di plastik.

Tentu saja makanan ringan yang di buat oleh Bobby saat pagi tadi.

"Bob kata gua lu jualan aja dah," ucap Jundhi dengan mulut yang di penuhi makanan. Ia sudah memegang tiga pie buah.

"Lo pernah buat kue sus ga? Buat lah," Nicho mengusulkan kue favoritnya itu.

"Anjir jangan. Kue sus mah ga enak, enek enek gimana gitu," dengan cepat Jundhi membalas ucapan salah satu sahabatnya itu. Dari dulu ia tidak menyukai kue sus. Tetapi takdir malah mempertemukan dirinya dengan pecinta kue sus.

"Apaan si, kue sus itu ga enak. Lo hidup di jaman apa enggak suka sus?" tatapan peperangan terpatri jelas di manik mata Nicho. Ia tidak akan terima ketika seseorang menghina makanan kesukaannya.

"Lah emang kagak enak."

"Apaan si lo aneh banget. Enak gitu juga,"

"Enak darimana?"

"Lo salah nyobain kue sus. Kadang ada yang amis. Kalau lo bener aja. Ketagihan."

"Mau seberapa pun gua makan. Gua tetep bakal gak suka."

"Aneh banget lo Jun,"

"Lahh lo lebih parah Nic-"

"Ngomong lagi gua cipok tuh bibir satu satu," ucap Aden sontak membuat seluruh sahabatnya menatap tajam.

"Ngeri banget anjing. Mainnya langsung cipok," Satria mendekatkan dirinya ke arah Jundhi dan Nicho. Menatap Aden penuh ketakutan.

Sementara Bobby masih setia mempertahankan wajahnya yang melongo. Ucapan Aden memang selalu di luar nalar. Kadang Bobby takut sendiri Aden ternyata memiliki kelainan seksual.

Mobil yang tadinya berisik seperti pasar malam. Kini langsung senyap seusai Aden mengeluarkan kata keramat.

Zade yang merasa sedikit aneh dengan keadaan canggung ini. Membalikkan badannya ke arah belakang. Memastikan seluruh temannya baik baik saja.

Sepertinya semua masih shock dengan pengakuan Aden, "Lo kalau ngomong seenak jidat. Ngeri tau ga?" ucap Zade mencoba mencairkan suasana.

"Iya lo, Den. Jantung kita pada kejedar kejeder nih," Bobby akhirnya memberanikan diri membuka suara.

"Den cari cewek lah. Biar otak lo yang miring lurus dikit," Nicho menatap Aden dengan tatapan kekhawatiran. Dari segi muka Aden memiliki wajah tampan, otak di atas rata-rata. Cewek mana si yang gak mau. Tapi sampai sekarang Nicho belum pernah denger Aden membicarakan satu gadis pun.

"Betul tuh. Asal mau cipok aja. Punya otak ga? Rontgen dulu sono," sahut Jundhi

"Takutnya pas di rontgen otak lo di dengkul," celetuk Satria sembarangan Sontak Aden yang mendengar hal itu menatapnya dengan tatapan horor.

"Hehehe canda," Satria mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membuat tanda peace.

Aden kembali fokus menyetir. Hingga akhirnya mereka sampai di pantai dan segera mencari tempat parkir.

Hari ini yaitu hari spesial untuk adik Johan. Dia akan berulang tahun yang ke-15.

Johan merupakan teman sekelas mereka berenam. Oleh karena itu ia berinisiatif mengajak teman sekelasnya datang. Terkhusus Satria ia sudah membooking dirinya supaya mau mengisi acara ulang tahun adiknya.

shazadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang