Ulangan harian

1 1 0
                                    

Happy reading




Suasana kelas XI IPA 6 tampak ricuh. Terkhusus bangku belakang yang dipenuhi segerombolan laki-laki.

"Anjir lah. Ulangan mulu ulangan," decak Jezan kesal seraya menatap jam dinding. Berharap jarumnya berhenti berdetak.

"Bacot lo! mending baca," Satria melempar kulit kacang ke arah temannya yang memiliki kesabaran setipis tisu itu.

"Sat .. nanti nyontek yaa," kedua alis Jezan terangkat bergantian. Kedua tangannya menyatu memohon kepada Satria.

Satria yang melihat itu mengedikkan bahunya acuh. Pandangannya ia fokuskan lagi ke tumpukan buku matematika di atas meja.

"Pelit lo, Sat."

"Tenang kita nyontek bareng-bareng," Bobby merangkul bahu Jezan.

"Mau join ga, Nic?" tanya Bobby. Nicho yang merasa terpanggil itu langsung mendekatkan tubuhnya dan merangkul bahu mereka.

"Gas lahh," ketiga pemuda itu tertawa licik. Sudah menjadi kebiasaan mereka selalu berkerja sama menjawab soal ulangan.

"Gak setia kawan lo pada," ujar Jezan menatap ke tiga temannya yang lain.

"Belajar lebih baik," Zade mencoba menasihati temannya.

"Susah .. kalau udah goblok mah," Aden menatap sinis ke arah Jezan.

Uhukk ..

Nicho yang sedang fokus minum itu tersedak kala mendengar ucapan sarkas Aden.

"Mulut Aden itu mirip kata-kata yang ada di Tv," Nicho membisik pelan ke arah Bobby.

Bobby yang masih belum paham dengan maksud Nicho mengangkat kedua alisnya. "Maksudnya?"

"Setajam silett,"

"WOY GURU WOYYY." Teriakkan yang mampu membikin gendang telinga pecah serta membuat seluruh murid bergegas duduk.

Tak .. tak .. tak

Derap langkah kaki terdengar. Semakin mendekat sumber suara. Semakin mencekam aura kelas. Perlahan bulu kuduk berdiri memberikan rasa merinding yang menjalar ke seluruh tubuh.

"Selamat pagi," Lelaki kepala lima dengan kacamata kotak khas yang bertengger di hidung minimalisnya itu mengucapkan salam.

"Pagi, Pak Surya." Ruangan kelas seperti tempat kosong. Tidak ada satupun yang berani berbicara terlalu keras termasuk saat menjawab salam dari guru mereka.

"Hari ini kita ulangan. Taruh tas kalian di depan. Dan sisakan alat tulis saja di atas meja." Perintah Pak Surya. Sontak semuanya mengikuti arahan yang diberikan.

Kini dihadapan seluruh murid terdapat kertas keramat yang dibagikan Pak Surya. Bagaimana tidak? Pak Surya kerap kali membicarakan ke kelas lain tentang nilai matematika XI IPA 6.

Tentu saja, sasaran empuk yang tidak lain yaitu tiga serangkai. Jezan, Bobby, dan Nicho.

Mungkin kuping anak kelas lain sudah jengah mendengarkan cerita Pak Surya tentang tiga serangkai itu. Bagaimana mereka selalu berada di urutan terbawah saat pelajaran matematika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

shazadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang