THIS IS HOW WE "END" : BAGIAN 7
Sejak tadi sore, Rosalyn tidak mempunyai mood untuk makan siang setelah pulang dari sekolah. Banyak sekali hal yang membuat moodnya hari ini cukup kacau, mulai dari mulut dia sendiri yang tidak bisa dikontrol saat membahas ayah Serena. Dan Peter yang entah kenapa tiba-tiba menghilang dari sekolah sampai kini tidak bisa dihubungi dimana keberadaanya
Rosalyn tidak masalah jika dirinya tidak diantar kembali kerumah oleh Peter. Dia hanya butuh kabar dari pacarnya yang memang kerap kali menghilang seperti kejadian sekarang, pikiran Rosalyn kemana-mana. Terahir kali Peter hilang tanpa kabar dan jejak seperti ini, ternyata pria itu ikut aksi tawuran dengan antar sekolah yang melibatkan anak-anak geng didalamanya
Untung saja ia ingat ada Farrel, sepertinya jika Rosalyn tidak mengancam Farrel untuk memberitau dia dimana Peter berada waktu itu, sudah pasti sampai saat ini hal tersebut pasti akan dirahasiakan oleh mereka berdua. Rosaly sangat yakin akan hal itu, Meski terkena omelan Rosalyn habis-habisan, Peter hanya bisa nunduk lalu terdiam mendengarkan semua ocehan kekasih dihadapannya itu. Dan memang pada ahirnya hanya Rosalyn yang mampu membersihkan luka ditangan dan muka Peter.
Yang bisa dilakukan Rosalyn sekarang, hanyalah berdoa agar Peter tidak melakukan hal-hal bodoh yang bisa mencelakai dirinya sendiri. Rosalyn bersumpah, jika mendapati lelaki tersebut melakukan hal diluar nalar seperti dulu, dia akan menghabisinya detik itu juga tanpa ampun. Bodoh, tenaga Rosalyn cukup kuat untuk memukuli Peter hingga terjungkal jika memang itu bisa.
Bi Emi yang sedang membersihkan beberapa foto dari debu-debu kini konsennya teralihkan .Karna keberadaan Rosalyn dari tadi cukup membuat bi Emi kebingungan, ahirnya ia menghampiri Rosalyn yang tengah terduduk diam didapur sendirian sambil melamun dan tidak lupa juga dengan ponsel yang terus berada digenggaman perempuan itu "neng... kamu sakit?"
Bi emi datang sambil memegang halus pundak Rosalyn, ia tersentak "eh bi Emi,ada apa bi?"
"kamu kenapa nak?" wanita paruh baya tersebut duduk bersebelahan dengan Rosalyn
"bibi perhatiin dari tadi kamu ngelamun terus, sebentar lagi nyonya sama bapak pulang loh"
"kok tumben mereka pulang cepet?" tanya Rosalyn
Bi Emi menggindikan bahunya acuh "loh ngga tau lah bibi juga"
Merespon nya dengan senyuman, Rosalyn berbalik kembali menghadap meja makan seperti posisi Rosalyn pertama sambil terus saja terdiam, sontak bi Emi yang memperhatikannya langsung mengerti kenapa anak remaja disebelah kanan dia tampak murung sambil sesekali mengecek ponsel ia setiap ada pesan notifikasi masuk.
"nak Peter ngilang tanpa kabar lagi yah??"
Rosalyn kaget dan menoleh dengan cepat "tebakan bibi tepat sasaran sih"
Bi Emi tertawa kecil "kamu lupa ya, bibi sama kamu tuh udah dari kamu mulai kelas tiga sd nak... jadi rasanya mustahil kalo bibi ngga tau apa yang sering kamu hawatirin"
"Peter bukan anak kecil lagi, bibi yakin dia ngerti apa yang harus dia khawatirin"
Rosalyn berkecamuk pada pikiran ia sendiri, untuk apa dia meghawatirkan orang yang tidak menginginkan kabar dari kita sendiri. memang bukan sesuatu hal yang mudah untuk mengalihkan pikiran dari hal seperti itu,tapi melupakan sejenak masalah tersebut bukan hal yang salah kan
Sadar dengan perilaku yang aneh dan menghabiskan waktu saja, Rosalyn memilih melupakan semua kejadian hari ini yang membuat dirinya kesal dan mendatangkan mood yang tidak baik, Rosalyn sadar. Semua hal bisa terjadi dengan baik jika kita membawannya dengan energi yang positif
Karna bosan dirumah, dalam benak Rosalyn akan bagus jika dia mengelilingi sebuah danau besar buatan yang ada disekitar komplek belakang perumahan nya, rumah yang sekarang dia tinggali memang bisa dibilang cukup besar dan tidak bisa sembarangan orang masuk kedalamnnya. Butuh akses khusu untuk bergabung dengan wilayah ini
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS HOW WE "END"
Teen Fictionterimakasih Alvin. Dari semua kisah ini tertulis, kamu telah mengambil sebagian babnya menjadi "kita". tapi belum sempat kita merangkai ulang cerita itu. semesta tidak berpihak, nyatanya aku harus melepaskan kamu sebelum kisah kita benar benar dimul...