𝙠𝙖𝙣𝙩𝙞𝙣

4 1 0
                                    

THIS IS HOW WE "END" : BAGIAN 3

Ruang kelas dua belas Ipa siang ini terdengar sangat berisik, dibandingkan dengan kelas lainnya yang berada tidak jauh dari ruangan Rosalyn, sebelah kanan mereka terdapat anak - anak Ips yang sama ributnya tetapi tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan kelas Ipa.

Karena guru - guru sedang mengadakan rapat yang secara tiba - tiba, otomatis jadwal ngajar mengajar berganti menjadi jamkos selama dua jam kedepan. Sebetulnya semua kelas mereka diberikan tugas masing - masing secara kelompok, tapi tidak ada yang mengerjakannya satupun

Ada anak yang berlarian keluar kelas, ada yang menggosip, ada yang mabar game online. bahkan beberapa ada yang memilih untuk pulang dan kembali lagi saat jam mata pelajaran ahir dimulai agar namanya terdapat diabsen kelas, tak sedikit siwa juga yang memutuskan untuk makan dikantin.

Berbeda dengan anak - anak yang rajin, mereka lebih memilih untuk diam ditempatnya dan mengerjakan soal demi soal latihan ulangan yang sebentar lagi akan dihadapin untuk simulasi ujian ahir. Berhubung sudah kelas dua belas maka siswa - siswi tidak bisa banyak bermain lagi. Lantas mereka akan menemukan arti hidup yang sesungguhnya disaat semua sudah menyelesaikan sekolah.

Berbanding terbalik dengan murid yang ambis, Rosalyn serta Serena. Sahabatnya, memilih untuk menyaksikan drama korea yang sedang trend ahir - ahir ini disemua platform sosial media, keduanya memiliki kegemaran yang sama dalam hal menyukai yang berbau bau kekorea an

"Kalo sampe Letnan Lee mati, gue obrak abrik ni planet satu!" Serena membuka suara karna melihat adegan sang idolanya yang mengorbankan diri demi keselamatan semua anak dari pelaton tiga

BRAG... "Anjing, lari cepet bisa ngga sih!" Sekarang ia memukul meja dan mengoceh karna greget pada adegan dimana Letnan Lee berlari bersusah payah menghindari dari kejaran para monster

Serena menggoyangkan lengan Rosalyn "ihh dia bisa selamat kok! Apa harus gue susulin aja ya"

"Woi kalian kenapa diem aja lagi, bantuin kek!"

"Keluar sanaa"

"Halah! Nangis mah ngga nyelesain masalah"

"LARI NGGA LARI!!"

Tidak tahan dengan semua ocehan Serena, kesabaran Rosalyn yang dipemdam sedari tadi sudah sampai diujung tanduk "anjing sia serena teu daek cicing sungut teh!"

"Nonton mah nonton we atuh, gandeng nyaho teu!"

Serena diam "anu... jangan pake bahasa sunda, gue ngga ngerti"

Sial, Rosalyn lupa

"Abisnya lo banyak bacot, nonton yang bener"

Tatapan mematikan Rosalyn beri untuk Serena, meski sudah hafal dengan sifat sahabatnya yang satu ini. Kadang kala Rosalyn memang kesal harus menasehati berulang kali, bayangkan saja jika kalian sedang asik nonton tapi tiba - tiba ada manusia yang merusak ketegangan dan keseruan film tersebut dengan cara mengoceh dan berteriak

Selang beberapa menit berlalu, Serena tidak lagi banyak bersuara. Mereka berdua terlarut fokus pada series drama action dilayar ponsel milik Peter

Tiba - tiba Serena menoleh pada Rosalyn untuk bertanya sesuatu, "eh kenapa hp Peter ada di lo?" Ia memiringkan kepalanya "setau gue lo ngga seposesif itu ke dia"

Untuk detik itu juga, Rosalyn menekan tombol pause dan menjawab serena dengan menopang dagu

"Hp gue disita bokap, jadi gue harus hubungin supir gue supaya nggausah jemput"

"Gue mau pulang bareng Peter soalnya"

Serena memutarkan kedua bola matanya malas "dih bucinya ngga ketolong memang kalian bedua"

THIS IS HOW WE "END" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang