THIS IS HOW WE "END" : BAGIAN 9
"Adakah disini yang bisa jawab soal di papan?" Bu Ratih selaku guru matematika, bertanya pada anak anak kelas dua belas ipa yang sedari tadi hanya diam saja memperhatikan tanpa mengerti semua perkataan yang diajarkan pada mereka.
Hanya saling bertukar pandangan. Sepertinya semua orang yang berada dikelas ipa, tidak ada satupun yang berani dan mampu maju untuk menyelesaikan satu soal yang bu Ratih berikan karna takut salah saat mengerjakannya
Bu Ratih dikenal sebagai guru matematika yang khiler dengan cara mengajarnya yang sadis dan juga bertele tele, cara penyampaian guru tersebut salah. sehingga mampu membuat semua anak anak dikelas tidak mengerti apa inti dari rumus yang dia sampaikan. Bahkan anak rangking satu dikelas ipa juga pun, sama halnya tidak mengerti apa yang bu Ratih ajarkan
Mungkin metode mengajar ia saja yang salah? Entahlah, hal itu membuat semuanya kebingungan dan bersusah payah untuk memahi pelajaran matematika, tidak jarang juga wanita paruh baya ini akan mengamuk jika tidak ada satupun yang mengerti. Akan memaki maki seruluh kelas dan memberikan hukuman pada per orangan yang bisa dibilang cukup berat.
Seperti memberi tugas 100 soal, lari keliling lapangan, membersihkan toilet bawah sampai dengan lantai tiga, memijat pundak bu Ratih dan menjadi asistennya selama satu minggu.
Kegalakan bu Ratih melebihi guru BK
"Lo ngerti sama apa yang diajarin si gendut?" Serena bertanya pada Rosalyn karna tampaknya wanita itu sibuk mencatat
Ia menoleh "buta lo? Gue cuman asal coret coret buku doang!"
Serena mendelik "ya kirain lo ngerti"
"Kagak sama sekali sumpah!"
"Kalo bu Ratih nunjuk lo, gue sih wassalam yah" Rosalyn sedikit menjahili Serena oleh perkataan ia yang bermakna bahwa guru itu akan segera menunjuk Serena untuk kedepan
"JANGAN SAMPE!"
Selain julukan guru khiler. bu Ratih juga punya julukan yang lain, yaitu si gendut tong kosong, sedikit kasar memang. Tapi betul adanya julukan yang dibuat khusus oleh anak anak ipa dikelas Rosalyn dan Serena, untuk sang guru
Gaya sosialiata nya yang selangit dan muka tebal bagai aspal karna make up yang berlebihan. membuat semua murid sekolah ini punya embel embel tersendiri untuk menjuluki berbagai macam dan mengolok ngolok satu orang tersebut. Selagi tidak ketahuan, semua akan aman dan berjalan dengan lancar
Sudah cukup lama menunggu jawaban dari anak anak karna pernyataan dirinya, bu Ratih dibuat kesal dan jengkel oleh semua murid di kelas ipa tersebut. Sedari tadi tidak ada yang menjawab dia lalu yang lain hanya fokus pada ponsel masing masing, tidak memperhatikan dirinya dalam pelajaran yang diajarkan
BRUK!!!
"Monyet dah itu apaan!" Ucap teman Rosalyn yang latah
Semua mata berusaha mencari dari mana asal suara tersebut, bukan hanya Rosalyn dan Serena saja yang terkejut mendengar suara lemparan benda itu. melainkan semua yang ada dikelas siang ini, tidak main kagetnya
ternyata asal suara itu tidak lain muncul karna bu Ratih, dia melemparkan penghapus papan tulis pada tembok disebelah kiri yang dekat dengan jendela luar. Semua yang melihat kejadian itu dibuat merinding karna kelakuan gurunya yang tidak bisa ditebak. Mungkin ia marah karna tidak ada yang berani ke depan untuk menyelesaikan soal
Rosalyn langsung memegangi teman sebelahnya, mengcengkram lengan Serena kuat demi menyalurkan rasa takutnya pada bu Ratih. Yang lain pun tampak sama tegangnya dengan Rosalyn
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS IS HOW WE "END"
Teen Fictionterimakasih Alvin. Dari semua kisah ini tertulis, kamu telah mengambil sebagian babnya menjadi "kita". tapi belum sempat kita merangkai ulang cerita itu. semesta tidak berpihak, nyatanya aku harus melepaskan kamu sebelum kisah kita benar benar dimul...