Interogasi

2K 14 0
                                    

Terdengar suara robot yang berkata
"Pengkhianat ditemukan"
Setelah saat itu laki laki dengan tubuh tinggi dan postur ideal terlihat pingsan.

Di dadanya terdapat tulisan "S". Tempat ini adalah sebuah kantor polisi dan S adalah tersangka pengkhianatan

"Tidak mau bicara?" Tanya polisi di hadapannya.

"Saya tidak tau apapun" jawab S

"Kami bisa membuatmu mengaku" Polisi itu tersenyum sinis dan pergi

Di ruangan tersebut gas ditembakkan membuat kesadaran S perlahan menghilang, hingga dia kembali pingsan.

Waktu demi waktu berlalu, S mendapati dirinya terikat di sebuah kursi, dengan kaki kanannya terikat kuat membuatnya tak bisa menggerakkan kakinya.

"Kami tunggu satu jam lagi, dan mengakulah cepat" polisi itu pergi meninggalkan S dengan kondisi tak berdaya.

Tiba tiba dua buah tangan robot muncul dan mulai menggaruk telapak kaki S dengan perlahan.

Rasa geli yang dirasakannya tidak dapat ditahan karena tubuh dan tangannya yang terikat, kakinya yang merasakan geli menjadi lemas. Hanya kaki kirinya yang tak terikat mencoba menendang alat tersebut namun hal itu sia sia karena kaki kanannya tertahan oleh besi yang menahannya dengan kuat.

"Ahhhh, hentikan... Hahaaa ahhhh" S mendesah karena kegelian akan tangan robot yang terus menggaruk telapak kakinya dengan perlahan. Dia tidak tertawa karena kegelian itu tidaklah intens, namun dia tetap merasa geli di telapak kakinya sehingga membuatnya tersiksa.

"Udah... Aku gak kuat lagi... Ahhh... Mmhhh... Hehe..." Dia terus cekikikan karena kakinya yang tenpa henti digaruk oleh tangan robot itu.

Timer yang sudah diatur untuk satu jam berbunyi, menandakan telapak kakinya sudah digelitik selama itu. Telapak kaki yang sudah memerah dan cairan lengket terlihat membasahi selangkangannya.

Sang polisi yang melihatnya memiliki ide lain

"Baiklah, kami akan memberimu waktu lagi"

"TIDAK, AKU BUKAN PENGKHIANAT" S berteriak

"Tidak perlu mengaku secepat ini, nanti kami juga akan mengetahuinya. Nikmati saja hari ini" jawab polisi itu.

Dia keluar dan menutup pintu, membuat tangan robot yang tadinya menggelitiki telapak kaki S mulai beroperasi kembali

"OH TIDAK..." S yang sudah kelelahan menendang penahan kakinya sekuat tenaga, tetapi hal yang dia lakukan sia sia lagi.

"Ampun... Jangan kakiku lagi" ucapannya tidak lain hanyalah angin lalu, tangan robot itu kemudian meneteskan minyak di telapak kaki S dan terus memijat, menggaruk, dan menggelitikinya. Membuat S bergerak kesana kemari di dalam ikatan yang menahannya.

Penahan besi itu kemudian lepas sehingga jari kaki S terlihat.

"ahhhh hahaaa mhhh lephahass..." S terlihat senang, karena mengira kegelian ini akan berakhir dengan segera.

Namun S terkejut setelah merasakan ada yang menggelitikinya dengan sikat.

Terdapat sikat yang berputar dioperasikan di sekitar jari kaki S, di sela sela, bantalan kakinya, dan di bawah kuku kakinya.

"TIDAK! KENAPA BEGITU SENSITHIHIHIF HAHAHAHA" S mencoba menggerak gerakkan kakinya kesana kemari, namun penahan kakinya lebih kuat, bahkan kaki kirinya mencoba menendang penahan itu dan hasilnya juga sia sia.

"JANGAN DIGARUK HAHAHAAA, BERHENTIHIHI MENGGELITHIHIK!!!" air mata S berjatuhan karena rasa geli yang luar biasa. Telapak kaki S semakin memerah dan semakin sensitif.

Is It Ticklish???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang