Terlepas

1.2K 15 3
                                    

S yang sudah tidak sadarkan diri setelah kejadian sebelumnya sudah mulai membuka matanya, dia mendapati dirinya sedang tergeletak di tengah hutan yang dia sendiri asing dengan tempat tersebut

"Agh... Aku dimana" S memegang kepalanya dan mencoba berdiri, dia berjalan tanpa tujuan dengan tidak menggunakan busana sama sekali.

Saat dia berjalan pandangannya tertuju ke sebuah buah yang bentuknya sedikit aneh, S yang kelaparan kemudian melihat buah tersebut dan mengupas buah itu dengan kedua tangannya. Sebelum mencoba memakannya, S menggesekkan buah tersebut ke kulit dadanya dengan tujuan apakah buah tersebut beracun atau tidak.

Waktu terus berjalan, mengetahui buah itu tidak memberikan reaksi yang berbahaya dia segera mencicipi sedikit dari buah itu. Dan tetap saja, buah itu tidak memberikan reaksi sama sekali.

S yang merasa buah tersebut tidak berbahaya sama sekali, dia langsung memakan buah itu dengan lahap. Nahas baginya, tak beberapa lama dia memakan buah itu suatu hal terjadi.

Penis S mendadak menjadi tegang walaupun dia tidak merasa terangsang. Tiba tiba badannya lemas dan perlahan dia kehilangan kesadarannya. Saat itu dia merasakan ada sesuatu yang menariknya.

Kesadarannya yang hilang pun kembali, dia mencoba bergerak namun terhalang oleh sesuatu. Dia pun mencoba melirik kanan dan kiri namun yang hanya bisa dia lihat adalah pepohonan yang rimbun. Dia juga berada di dalam sebuah batang pohon pada posisi terduduk dengan kaki lurus ke depan dan tangannya tertahan ke atas. Pohon itu hanya menahannya dengan telapak kaki, penis, perut, dada, ketiak, dan mata yang terbuka berada di luar pohon.

"MPPPFFFFF" dia mencoba berteriak, namun mulutnya berada di dalam pohon sehingga menahannya untuk berteriak.

Tiba tiba S merasakan sesuatu masuk ke dalam penisnya, saat dia melihat ternyata itu adalah bagian dari akar pohon itu. Akar itu menyerap air kencing serta air mani di dalam penisnya. S mencoba menggerak gerakkan tubuhnya namun pohon yang menahannya terlalu kuat dan kokoh. Membuatnya tak dapat melakukan apapun untuk mempertahankan dirinya sendiri.

Ranting pohon itupun bergerak menusuk dan menggelitiki dada serta perut S yang membuatnya merasakan geli. Rasa geli yang dialaminya hanya dapat terlihat dari matanya yang terlihat bergerak tanpa henti dan jari kakinya yang bergerak kesana kemari.

Akar pohon juga menarik jari kaki S sehingga membuatnya tak berdaya secara keseluruhan, beberapa ranting dan akar juga menggelitiki telapak dan jari kakinya.

"HMMPPPHHHHHHH" dia berteriak sekuat tenaga mencoba mencari pertolongan ke sekitar.

Suara lain menyambung

"HMMMMPPHHH" menandakan ada orang lain yang juga digelitiki oleh pohon yang misterius ini.

S yang lelah akibat digelitiki berjam jam berharap untuk pingsan saja daripada harus digelitiki tanpa henti oleh makhluk tak jelas seperti ini.

Tubuh S yang berkeringat menetes ke bagian pohon yang lain, dengan cepat membuat lumut tumbuh di pohon itu.

S yang tidak tahan ingin orgasme mencoba menggerak gerakkan pinggulnya, hal itu membuahkan hasil karena tiba tiba sebuah tangan dari kayu menggenggam penis S dan mengocoknya ke atas dan bawah, tangan lainnya muncul menggosok serta memainkan testis milik S yang membuatnya merasakan kenikmatan dalam gelinya gelitikan yang dia alami.

Tak sampai disitu, tangan lainnya muncul dang menggelitikki ketiak S yang tak berdaya, S merasakan geli hingga mengeluarkan air mata.

S yang akhirnya akan mencapai orgasme menjadi gagal karena tangan tersebut berhenti. S heran bagaimana sebuah pohon dapat mengetahui tentang orgasme, S yang tak berdaya hanya bisa mencoba menggerak gerakkan pinggulnya berharap penisnya dikocok kembali oleh pohon itu.

Pohon misterius itu menyerap air mani yang berada di dalam penisnya tanpa harus mengeluarkannya sehingga pohon itu dapat terus mendapatkan air mani dan urin secara terus-menerus.

S terus bergerak dan bergerak, rasa ingin orgasme serta tubuh yang terus digelitiki membuatnya berkeringat lebih banyak. Dia hanya berharap bahwa dia pingsan ataupun lainnya sehingga dia tidak perlu merasa digelitiki secara terus menerus. Namun, setiap dia merasa lelah pohon itu selalu bergetar dan hal itu membuatnya rasa lelah, lapar, dan haus yang dialaminya tiba tiba menghilang.

Dia melihat pohon yang lapuk akibat keringatnya kemudian menyadari bahwa  pohon itu lemah dengan air.

Pohon itu kemudian kembali mengocok penis S yang sudah mulai lemas, membuat S kembali merasakan siksaan dari kenikmatan yang tidak mencapai puncak.

"HMPPPHHHHHHH" S yang sudah tidak tahan digelitiki mencoba untuk berteriak lagi. Tentu, hal itu tidak membuahkan hasil.

Dengan gelitikan yang tak henti hentinya membuat S hilang kendali, hal itu terhenti saat dia mendengar suara petir di dekatnya merasa senang karena mengira hujan akan turun dan menghancurkan pohon ini.

S yang terus digelitiki hingga tubuhnya memerah, telapak kakinya menjadi semakin sensitif akibat gelitikan yang dia rasakan, serta rasa ingin orgasme yang tak tertahankan membuatnya terus meronta ronta.

Ranting yang terus menggaruk telapak kaki S bergerak semakin cepat, membuat S semakin merasakan geli yang amat kuat.

Cuaca yang tadinya mendung kembali cerah, membuat S yang sedang menangis akibat lelah dengan gelitikan yang dia alami menjadi kesal karena hujan tidak kunjung turun. Tiba tiba pohon yang menutup mulut S pecah akibat S yang terus menerus tertawa dan berteriak.

"HAHAHAHA STOP..." Mata S memerah, air matanya terus mengalir. S sudah tidak tahan dengan semua ini, dia menangis karena merasakan geli yang tak kunjung berhenti. Suara tawanya diikuti oleh gerangan dan tangisan, tubuhnya dipenuhi oleh keringat yang terus bercucuran.

"Heh... Haha... HAHAHAA. CUKUP!!!"

Kejadian itu terjadi hingga dua hari lamanya. S yang saat itu tak henti hentinya menangis karena merasakan geli selama itu akhirnya bisa mematahkan kayu yang menahan badannya.

Keringatnya selama dua hari cukup untuk membuat kayu itu menjadi mudah untuk dihancurkan. Dia bergerak kesana kemari berharap tangan dan kakinya terbebas dengan ranting dan tangan kayu itu terus mengikuti tubuhnya untuk terus menggelitikinya.

"HAHA, INI BERHASIL... HAHAHA" dia terus menggerakkan tubuhnya, sayangnya yang berkeringat adalah tubuh dan telapak kakinya sehingga membuat penahan kakinya tidak ikut rusak. Namun, jari kakinya berhasil terbebas membuat setidaknya dia dapat menggulung jari kakinya guna untuk menghindari sedikit gelitikan pohon itu.

Sekian lama dia mencoba bergerak dan terus bergerak sehingga usahanya membuahkan hasil, tangan dan kakinya terbebas dari pohon itu. Dirinya yang sudah tidak tahan meraih orgasme akhirnya hanya bisa terbaring lemas di samping pohon itu sambil terus mengocok penisnya dengan cepat.

Tak lama, air mani terus keluar dari penisnya yang tegang dan berwarna merah. S yang terbaring kelelahan akibat gelitikan pohon itu akhirnya bisa menarik napas dengan lega tanpa adanya rasa geli di sekujur tubuhnya.

"Hah... Hah... Akhirnya..."

Saat dia mencoba untuk beristirahat, terdengar suara di balik pohon lainnya.

"HMPPHHHHH!!!!"

Is It Ticklish???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang