Bocah (Pt. 1)

1K 19 1
                                    


S yang terbaring lemas tiba tiba mendengar suara jeritan di balik pohon.

"Mppphhh"

Mendengar itu, S kemudian perlahan berjalan menuju arah munculnya suara itu.

S yang semakin dekat melihat seorang laki laki yang lebih muda darinya sedang tertawa. Dia mengira bahwa laki laki itu bernasib sama dengannya, setelah beberapa langkah dia menyadari bahwa dirinya ternyata salah.

"AAAAAAAAAAHHH!" Laki laki itu terkejut melihat S sudah di depannya. Tubuh S yang lebih besar membuat laki laki itu harus mendongak untuk melihat S.

Pembicaraan mereka belum terjadi, namun laki laki itu segera berlari dan berkata "HATI HATI!!!".

S yang kebingungan akhirnya menyadari bahwa dirinya sedang disergap, sebuah jarum yang ditembakkan mengenai S dan membuatnya tak sadarkan diri.

S yang saat itu pingsan tiba tiba terbangun dengan mata tertutup, tangannya terikat ke belakang dengan kakinya tertahan oleh sebuah alat pasung dengan jari kakinya yang diikat ke belakang membuat kakinya sepenuhnya tidak berdaya.

Sayup sayup terdengar suara seorang laki laki dari jauh yang mulai mendekat.

"Badannya bagus, kakinya juga lembut. Dia akan menjadi sampel yang bagus," ucapnya.

"Hei, aku ada dimana?" S bertanya.

"Kamu ada di markas kami, tenang. Kami tidak akan menyakitimu..." Suara itu membalas.

"Apa yang ingin kamu lakukan?" S bertanya.

"Kami hanya ingin mengetes produk kami, hanya sebuah gel yang tidak berbahaya," jawabnya

Pria itu kemudian menggunakan satu jari untuk menggelitiki ketiak S.

"Hei! Heh apa yang kamu lakukan!" S mencoba menghindari jari pria itu.

"Hahaha, baiklah... Kita coba gunakan gel ini," pria itu kemudian berjalan menuju kaki S yang tidak berdaya. Meletakkan gel yang ada di sebuah wadah ke telapak kaki S.

"HEI APA ITU!!!" S yang kaget dan merasakan telapak kakinya diusap oleh pria itu menjadi histeris. Pasalnya kakinya menjadi semakin sensitif terhadap sentuhan.

"Tenang, ini hanyalah gel sensitif. Kakimu akan menjadi sepuluh kali lebih sensitif setelah menggunakan gel ini," jawab pria itu setelah mengoleskan gel itu ke telapak kaki S.

Kaki S bergetar, setiap angin yang berhembus terasa bagaikan bulu yang terus menari di atas telapak kakinya. Semakin lama, gel tersebut semakin efektif. Gel yang awalnya lembab menjadi kering, membuat kaki S yang tidak berdaya harus menerima rasa geli yang luar biasa.

"Hei bersihkan gel itu!" S berteriak.

"Tunggu lah sebentar lagi..." Jawab laki laki itu.

S yang merasa geli mencoba untuk melepaskan dirinya dari penahan tersebut, dirinya bergerak kesana kemari dengan sedikit senyuman dan tawa yang terlihat muncul sesekali dari wajahnya. Keringat bercucuran sedikit demi sedikit membasahi telapak kakinya.

"Tolong hentikan...." S memohon untuk dilepaskan dengan napas yang terengah engah diikuti sedikit tawa yang tak sengaja keluar dari mulutnya

"Nanti! Kami akan melepaskannya sesaat kami selesai melakukan tes" jawabnya

"KENAPA AKU!??" Tanya S dengan kesal.

"Menyewa orang begitu mahal, menculiknya tidak." Jawab pria itu dengan nada mengejek.

S yang mencoba untuk melepaskan diri terkejut karena dia merasakan ada yang bergerak di kakinya.

"HEI!!! JANGAN GELITIKI AKU!!!" S tertawa dengan keras, merasakan kakinya digelitiki dengan dahsyat. Terus dia tertawa dan berteriak, suara penahan kakinya yang terdengar akibat S terus mencoba menggerakkan kakinya tanpa henti membuat ramai ruangan tersebut.

Is It Ticklish???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang