"Eh...." Bocah itu menunduk dengan wajahnya yang memerah.
S tersenyum jahat dan langsung mengangkat bocah itu ke kursi dengan cepat, dia mengikat tangan bocah itu ke belakang. S segera mencium leher bocah itu dengan nafsunya, penisnya bergerak sambil mengeluarkan precum yang terus mengalir.
"hah... stop..." ujar bocah itu dengan suara yang bergetar.
"DIam! kau menyukainya kan?" S perlahan membuka selangkangan bocah itu, saat kedua kakinya terbuka, tangan kanannya mengusap pinggul bocah itu dengan tangan kanannya di paha kirinya. tangannya menarik celana bocah itu hingga terlepas.
S memegang penisnya sambil mengocok sedikit demi sedikit lalu perlahan memasukkannya ke pantat bocah itu.
"Hentikan! AH!!! Sakit!" bocah itu berusaha menolak, namun tangannya yang terikat dan kakinya yang dipegang erat oleh S membuatnya tak dapat memberontak. bocah itu melihat wajah S yang dipenuhi keringat dan napas yang terengah engah melihat ke arahnya dengan tajam. bocah itu baru menyadari S memiliki wajah yang lumayan tampan dengan tubuh yang atletis. Dalam hatinya dia juga menginginkan S sehingga dia mencoba untuk menikmati setiap dorongan yang diberikan S.
"kamu enak juga ya... tapi maaf, ini memang agak sakit pertama kali," S mengucapkannya sambil memegang lengan bocah itu dengan kencang, mata mereka saling menatap dengan senyum tipis di wajah S yang penuh keringat.
Perlahan tangan S naik mencari celah untuk masuk ke bawah pakaian bocah itu, detak jantung mereka menjadi semakin cepat. S mendongak ke depan sambil mengarahkan bibirnya ke bibir bocah itu tanpa adanya keragu raguan. Nafasnya semakin pendek sambil tubuhnya mendekat dengan kepalanya mulai merunduk mendekati leher bocah itu, dia mendesah perlahan merasakan lehernya yang terasa asin akibat keringat dijilat dan digigit oleh S. Pinggul S yang bergerak gerak diikuti bibirnya yang terus turun, mencium dan menggigit puting bocah itu dengan tangannya yang masuk dari bawah pakaiannya, perlahan S mengusap perut dan mencengkram dada bocah itu.
"Siapa namamu?" tanya S sambil menggigit dan menjilati dada bocah itu.
"From... eh..." dia menjawab dengan sedikit desahan yang keluar dari mulutnya.
"From? aku S" S menyebut namanya, From... dia tersenyum dan terus melanjutkannya.
Suara S semakin berat, suaranya menggelitiki telinga From.
"Heh.... S... Bantu aku..." From memberi isyarat kepada S untuk menyentuh penisnya yang sudah tegak daritadi.
"Banyak maunya" S menjawab dengan berbisik sambil tersenyum jahat. S menjangkau penis From dan meletakkan telapak tangannya tepat di batang penisnya From.
"Aku suka melihatmu berhasrat seperti ini..." ucap S.
"Sekarang kau milikku, From." dia berbisik ke telinga From dengan suara penuh nafsu, tangannya semakin keras mengenggam penis From dan menggerakkannya ke atas dan ke bawah dengan tangannya yang lain mencubit puting From.
"Sekarang kamu milikku, aku bakal ngelakuin apapun yang kumau!" dia berbisik setelah mendengar suara From yang mendesah kecil, S menundukkan badannya sekali lagi dan mengecup leher From yang sudah dibasahi keringat.
From mulai gelisah, tubuhnya bergetar, dan dia mencoba menggerak gerakkan selangkangannya.
"Nanti ya, kamu boleh keluar setelah aku bilang boleh" S berbisik di telinga From sambil memeluknya, tangannya bergerak perlahan dan jempolnya bermain di atas kepala penis From.
"hmm... kamu bahkan enggak ngelawan" nafas S yang hangat berhembus pada leher From.
"Udah... nghhh..." From mencoba melepaskan ikatan di tangannya, hal itu hanya membuat S jengkel.
"Oh... mencoba kabur? Cobalah" S tertawa kecil, tangannya memegang tangan From dengan kuat sambil terus menggerakkan pinggulnya.
"Ahhhhh..." suara S yang pelan terdengar oleh From yang merasakan adanya cairan hangat keluar dari penis S yang berada di dalam pantat From. tangan S yang memegang penis From semakin kuat seiring dengan dorongan yang diberikan oleh S. From bisa merasakan cairan itu keluar dan mengalir ke kulitnya. S kembali memeluk From dan menciumnya.
"Sekarang giliranku... tolong," ucap From dengan wajahnya yang memerah.
"Kamu banyak maunya ya... Kamu boleh aja keluar, tapi tunggu lebih lama sedikit" tangannya kembali memeinkan kepala penis From yang sudah bergetar dan mengeluarkan banyak precum.
"Please... apa aja asal jangan ini!" From mencoba merengek untuk mendapatkan perhatian S
"Udah capek?" S hanya tersenyum jahat dan mencium From, tangannya terus mengocok dan memainkan penis From.
"Kalo aja kamu keluar tanpa aku suruh, awas aja!" S meletakkan jarinya tepat di kepala penis From dan memutarnya, membuat From semakin meronta ronta.
"Sekarang, kamu jadi anak baik, nurut aja kata aku... nikmatin aja apa yang aku kasih." ucap S sambil berbisik.
"Please, kak! apa aja asal jangan diginiin akunya..." From terus merengek.
"hahaha... Kamu ngerengek mulu perasaan, yaudah... terserah kamu," dengan senyum jahatnya, dia berbisik di telinga From. Genggaman S pada penis From semakin kuat, dia terus mengocok penis From sambil menggigit lehernya.
"ahhh... aku keluarin ya kak?" tanya From.
"Terserah kamu, tapi kalo aku belum bilang boleh awas aja, aku siksa kamu" S menjawab dengan tegas, namun hal itu sia sia, From tiba tiba keluar akibat kocokan dari S. From yang tidak sengaja keluar akhirnya mencoba memberontak mencoba untuk melepaskan ikatan di tangannya, tetap saja hal itu sia sia.
"Kamu anak nakal, udah aku bilang kan jangan keluar dulu!" S melepaskan genggamannya sambil membersihkan sperma yang mengalir dari penis From.
"Kamu gabakal bisa kabur..." dengan suara yang dingin dan senyuman jahat, S mendongak ke arah From dan memegang batang penisnya, tangannya yang lain kemudian dia letakkan di kepala penis S yang sudah dia gesek sebelumnya. Penis From bergerak gerak setelah keluar yang membuatnya semakin sensitif.
"Kak, kamu mau ngapain!?" From yang melihat S mencoba melepaskan ikatannya dan berteriak.
"Ngga... coba ngerengek lagi minta lepas!" S menlanjutkan menggesekkan telapak tangannya ke kepala penis From yang sedang sensitif, From mendesah kencang sambil mengerang merasakan geli, nikmat, dan sakit bertujuan agar penisnya tetap tegang.
"Kak! Udah!" From yang merengek diabaikan oleh S, genggaman S semakin kuat dan tangannya terus menggesek kepala penis From hanya untuk menggoda dan menyiksanya.
"PLEASE!!! KAK!!! LEPASIN!" From berteriak, namun S tetap tidak berhenti.
"Keren... tapi kan aku cuma bilang buat ngerengek, aku ga bakal bilang kamu aku lepasin langsung," Suara S yang mengancam sambil tersenyum.
"ARGHHH, KAK!!! UDAH!!!" Suara From yang meminta ampun tidak membuat S berhenti, namun From tidak sengaja kencing di tangan S yang membuat S kaget dan melihat ke tangannya. Tangan S dibasahi oleh air kencing milik From yang hangat, S tersenyum puas akan reaksi From.
"Kamu pikir aku bakal berhenti?" ucap S sambil tersenyum lebar.
"Kak, Sensitif banget disitu, aku gak kuat... please... aku bakal lakuin apa aja buat kakak" From merengek.
"Ow... apapun? kamu nantang?" S mendongak ke arah From dengan suara yang menggodanya.
"Udah..." Ucap From.
"Oke.... aku berhenti, tapi pertama tama..." S menggoda From, mengabaikan From yang merengek, S menggelitiki From yang membuatnya bergerak kesana kemari.
"Kamu nakal ya, gelian lagi" ucap S menjahili From.
"Kak, udah..." From memohon.
"Kakak boleh nanya sesuatu gak sama kamu?" tanya S.
"iya..." From mengangguk.
"Kamu sebenernya suka gak sama kakak? soalnya kakak suka sama kamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Ticklish???
Fiksi IlmiahTerperangkap dalam sebuah tempat dan terus mendapatkan siksaan bertubi tubi harus membuatnya bertahan, apa yang harus dia lakukan? (tw//Tickle Fetish//Feet//Bondage//Edge//18+)