chapter 2 : Terjebak

375 132 61
                                    


> Danielle Newjeans : Esther
> Yeji Itzy : Mayleen
> Sullyoon Nmixx : Flaybe
> Yiren Everglow : Zoe
> Liz Ive : Aera
> Heejin Loona : Jesslyn
> Sakura Lesserafim : Claudy
> Winter Aespa : Fanny
> Soodam Secret number : Windy

================================

''Aku punya cerita" kata Windy dan semua orang menoleh kearahnya dan dia mulai berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


''Aku punya cerita" kata Windy dan semua orang menoleh kearahnya dan dia mulai berbicara. Windy selalu pandai bercerita dan tidak sekalipun dia gagal menghibur teman-temannya dengan dongengnya.

"Suatu kali, kami pergi ke rumah desa kakek di pegunungan. Saat itu musim panas dan kami berada disana untuk liburan dan cuacanya cukup panas. Rumah itu sangat besar dan tidak ada yang tinggal di dekatnya. Aku pergi kesana selama beberapa hari dengan orang tua dan sepupu ku. Sangat sedikit orang yang menemani dan benar-benar membosankan,

Saat itu hampir malam dan matahari terbenam. Suara gagak bisa di dengar. Kakekku mengajak orang tua ku untuk menunjukkan pada mereka hasil panen dan membuat mereka bertemu dengan sedikit orang yang tinggal di sekitar. Aku ditinggalkan sendirian bersama sepupuku di rumah kakek. Dia satu atau dua tahun lebih tua dariku dan kami tidak memiliki banyak pekerjaan karena kami tidak di izinkan keluar rumah. Kami tidak melakukan apa-apa jadi dia mengeluarkan laptopnya. Kami sedang menonton beberapa film ketika terjadi mati lampu dan seluruh rumah menjadi gelap. Listrik telah padam. Kami sedikit takut dan terus menonton film di laptop kami.

Itu benar-benar gelap dan sunyi dan sejujurnya aku takut. Terlepas dari itu semua. Sepupuku perlu buang air kecil jadi dia menggunakan senter hp nya untuk pergi ke kamar mandi, sementara aku duduk diam dan menonton film. Aku sangat fokus menonton film, sehingga aku tidak memperhatikan apapun. Beberapa saat kemudian aku mendengar dia berteriak, 'buka pintunya! Windy buka pintunya! Ini gak lucu, buka!'

Aku sangat terkejut. pintunya dikunci dari luar. Aku tidak tahu siapa yang mengunci dari luar karena hanya kami yang ada di rumah dan dia tidak mungkin mengunci pintu kamar mandinya sendiri. Aku membukanya dan sepupu ku melangkah keluar, wajah nya pucat. Aku tidak tidur malam itu karena aku ingin tahu siapa yang bertanggung jawab mengunci pintu kamar mandi. Benar-benar tidak ada orang selain kami di rumah saat itu"

Para gadis itu dengan serius mendengarkan ceritanya dan Claudy menjadi takut. Dia meringkuk dan semua orang menatapnya tertawa. Claudy terlihat tertawa di luar, tapi di dalam ia ketar-ketir ketakutan.

"Aku juga akan menceritakan sesuatu" Zoe berbicara. "Mari kita mulai di bagian ini" Dia berkata sambil berdehem. "Kalian tahu tentang pohon di sudut gerbang sekolah lama kita?"

Semua orang menganggukkan kepala.

"Yah, aku telah mendengar banyak orang mengatakan bahwa mereka telah mendengar suara-suara yang berasal dari pohon itu. Bukan suara yang gitu-gitu tapi kayak suara-suara aneh yang pastinya bukan suara manusia." Zoe menjelaskan.

"Suara?" Tanya Esther.

"Pohon itu berumur 400 tahun dan bahkan tidak ada yang pergi kesana atau berdiri di dekat sana." Jelas Aera.

"Suara-suara apa?" Tanya Esther.

"Menangis. Orang-orang di sekolah kita telah mendengar suara tangisan dari sana. Katanya hantu dan jin tinggal disana." Zoe berbicara dengan nada seram.

"Huh! Aku gak percaya dengan omong kosong itu'' Mayleen mengguncang melihat ke arah lain.

Ibu jari Claudy ada di mulutnya dan Jesslyn menatapnya masih penasaran. Cerita ini seperti tidak nyata, Mayleen pura-pura tidak mendengarkan apapun karena dia menghabiskan separuh waktunya dengan membolos di bawah pohon itu.

"Aku juga sudah mendengarnya" Jesslyn angkat bicara. Tiba-tiba terdengar guntur yang keras dan gadis-gadis itu berkumpul di dekat jendela dan melihat ke luar. Terdengar suara. Batu putih kecil seperti tetesan jatuh. Mayleen dengan berani membuka jendela dan mengulurkan tangannya dan mengumpulkan beberapa. Yang bertekanan dan keras segera jatuh di tangannya, yang menyebabkan garis merah terlihat dan darah mengalir keluar darinya.

"Apa-apaan?" Dia menjerit kesakitan. Dia dengan heran melihat tangannya dengan cemas dan menyeka darah dari tangannya yang lain dan menggigit bibirnya.

"Seharusnya gak terlalu sakit" Flaybe angkat bicara dan Mayleen menatapnya. Tentu saja, itu hanya setetes air yang membeku, tidak menyebabkan luka besar atau banyak darah mengalir keluar.

"Masukin tanganmu" kata Zoe dan Mayleen menurut. "Tutup juga jendelanya" semua orang berkumpul kembali di tempat duduk mereka. Hujan dan hujan es terdengar saat guntur meraung di langit yang gelap. Ada lagi keheningan canggung di ruangan itu saat hujan turun mengenai jendela.

"Benarkah ketika kita berbicara tentang jin dan hantu, mereka mendengar kita dan datang ke kita?" Tanya Fanny.

"Ya! Ya itu benar" jawab Aera sambil mengusap dagunya.

"Mereka mungkin mendengarkan kita sekarang tapi kita gak bisa melihat mereka" jawab Esther.

"Kita harus keluar. Aku jadi sangat takut" kata Claudy berdiri dan buru-buru keluar ke pintu. Dia mengulurkan tangannya dan memutar gagang pintu. Tapi tidak terbuka. Dia mencoba lagi dan lagi tetapi sepertinya pintu itu terkunci. Dia mulai mengguncang pintu. Claudy memandang ke arah para gadis lainnya. Wajahnya pucat dan bibirnya bergetar.

"Pintunya gak bisa dibuka!" Teriak Claudy menarik perhatian semua orang. Semua orang bangkit dari tempat duduk mereka dan mulai berteriak. Mereka mencoba mendobrak pintu, membantingnya dengan kursi, mengetuknya dengan keras tetapi tidak ada gunanya. Fanny berjalan menuju jendela.

"Kita terkunci, jendelanya juga gak bisa dibuka" Fanny frustasi meluncur ke pintu dan jatuh ke lantai. Claudy sedikit mengendus dan menahan air matanya. Semua orang berteriak ketakutan. Tapi segera semua orang menerima kebenaran pahit dan berdiri di sana dalam diam saling memandang dengan wajah pucat.

"Tapi gak ada yang datang ke kelas ini dan bagian sekolah ini. Area ini ....arghh.....benar-benar ditinggalkan" Aera mengangkat tangannya ke udara. Tidak peduli seberapa keras mereka berteriak dan berteriak, tidak ada yang bisa mendengar apa pun.

"Siapa yang mengunci kita?" Tanya Flaybe.

"Sudah kubilang. mereka akan datang. JIN, berbicara tentang mereka, adalah ide yang salah. Sekarang mereka udah menangkap kita" Aera menangis saat dia meluncur ke dinding.

Mereka menggedor dan mengetuk pintu tetapi tidak ada gunanya. Ada banyak teriakan dan isak tangis yang terdengar. Mereka takut karena tidak bisa keluar dari kelas. Claudy bersender di pintu menyerah setelah ketukan terakhirnya di pintu dan mulai menangis dengan sedihnya.

"Aku bakalan cerita kan kenapa kita bisa terkunci disini sekarang" kata Zoe dan semua orang berkumpul di sekelilingnya.

Tbc.

Minimal Vote! :D , Thank You :)

{Credit picture for right owner from pinterest}

Terkunci di Kelas Angker(END✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang