chapter 3 : Hantu disini

335 127 75
                                    

.
.
.

"Izinin aku menceritakan sebuah kisah" kata Zoe dan semua orang berkumpul di sekelilingnya di lantai.

"6 tahun yang lalu, seorang gadis bernama Juliet Mana Sikana pernah belajar disini. Dia adalah gadis yang pendiam dan pemalu, dia bahkan tidak punya banyak teman. Tidak ada yang berbicara dengannya dan dia terlihat sangat sadis. Suatu hari yang tidak terduga dia kerasukan. Dia mendorong mejanya,dan membanting kursi. Dia mulai menjambak rambutnya sendiri, lalu akan berteriak. Dia terus mengatakan kata-kata seperti,

'Dia disini untuk mendapatkan saya!Dia disini!'

Tidak pernah tahu siapa itu yang di maksud, tapi dia terus berteriak. Dia bertingkah tidak masuk akal. Katanya dia berada di bawah kutukan Jin. Semua orang menjadi takut dan memutuskan semua segala jenis hubungan dengannya ataupun mendekatinya. Dia mengalami depresi. Dan suatu hari dia pergi ke kelas yang ditinggalkan dan gantung diri dari kipas angin, menyalakan kipas angin dengan tongkat, dan mayatnya berputar - putar, menyipratkan darahnya ke segala arah di kelas tersebut" Zoe menyelesaikan ceritanya. Semua orang menatapnya dengan ketakutan di mata mereka, ini adalah kisah nyata yang terjadi di sekolah mereka sendiri.

"Wah! Itu cerita yang sangat tidak menyenangkan, tidak sama sekali" seru Jesslyn.

"Astaga..., kelas tempat dia bunuh diri dikabarkan berhantu. Orang bilang mereka mendengar suara-suara dari kelas itu. Gak ada yang datang ke bagian sekolah itu karena alasan ini" Zoe menambahkan.

"Ke-kelas mana itu?" Flaybe tergagap. Dia menggigit kukunya, ketakutan, matanya berkaca-kaca.

"Di-diam. Oke!?" Teriak Claudy, "ini gak benar. Itu semua bohong. Kau mencoba menakut-nakuti kami" Dia berdiri, terengah-engah.

"Oh ya!? Lalu kenapa kita dikurung di ruang kelas yang ditinggalkan sekarang?" Kata Zoe sambil berdiri dan berteriak di wajah Claudy. Segera setelah dia selesai, lampu mulai berkedip, hidup, mati, dan hidup, seperti itu berkali-kali. Ini aneh tiba-tiba gelap dan dingin.

"Gelap!" Flaybe berteriak, mengulurkan tangan untuk mencari seseorang untuk diajak berbicara.

"Tolong! Dimana kalian?" Windy berteriak, mereka bahkan tidak bisa melihat wajah mereka satu sama lain, mutlak gelap gulita. Segera lampu menyala kembali dan semua orang menghela napas lega. Tapi ada sesuatu yang salah.

"Ada tulisan di papan" ucap Esther gemetar sambil menunjuk papan.
Semua orang mengalihkan pandangan mereka ke papan yang ditulis dengan kapur putih:

'Hantu ada disini. jangan datang kesini'

Semua orang mengalihkan perhatian mereka ke arah papan dan menjadi panik. Menjerit, berteriak, dan menangis.

''Bangsat, sialan.Siapa sih. Yang nulis itu!?" Jesslyn frustasi bertanya, dengan amarah.

"Apakah ini semacam lelucon atau prank yang di mainkan salah satu dari kalian. Pada kami. Jika ya, ini sama sekali gak lucu!" Ucap Mayleen sambil mengangkat tangannya ke atas.

"Tidak seorangpun dari kami yang menulisnya" Esther menambahkan dengan tegukan dan sedikit bisikan dalam suaranya.

Zoe mengeluarkan tawa aneh. "Ini gila. Kita dikurung di ruang kelas yang ditinggalkan dan lampu padam. Sekarang tidak ada dari kalian yang menulis sialan itu di papan tulis. Satu hal yang pasti. Kita akan mati hari ini" Zoe tertawa seperti orang gila seolah-olah dia telah kerasukan.

Plak

Dan Claudy menampar wajah nya dengan keras.

"Aku menyuruhmu diam!" Claudy menggeram, tatapan matanya menusuk ke matanya. Saat dia menjatuhkannya. Dia di atas Zoe dan mencekik lehernya.

"Berhentilah bertengkar. Kita harus keluar dari sini." Windy angkat bicara.

"Dan gimana cara nya?" Tanya Esther frustasi.

"K-kita arrgh.... melompat dari jendela?" Windy berhasil mengatakan yang lebih mirip pertanyaan. Semua orang memandangnya dengan kebingungan tertulis di wajah mereka. Windy benar-benar gila. Sialan Mereka akan dihukum oleh sekolah jika memecahkan jendela dan tidak ada yang akan percaya sepatah kata pun yang mereka katakan. Ditambah, jendela nya terbuat dari kaca yang kuat, kaca nya tidak pecah, dan mereka akan kelelahan. Semuanya akan sia-sia. Semua orang menjatuhkan diri ke lantai dengan menyerah saat mereka masing-masing menatap dinding yang tertutup debu.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Fanny.

"Ini......" Mayleen melihat arlojinya dan kemudian kekhawatiran tertulis di wajahnya, "jam lima sore"

"Apa?!, argh...ottoke! gimana ini bus sekolah kita akan pergi tanpa kita" Jesslyn menjerit dan mulai menangis.

"Dan aku juga sangat lapar" Flaybe menangis membenamkan kepalanya di lututnya. Windy mengeluarkan kotak bekalnya dari tasnya dan memberikannya pada Flaybe. Itu adalah sandwich yang setengah dimakan.

"Berbagi itu indah" Jesslyn berbisik sambil menyeka air mata dari matanya. Flaybe mengangguk dan membagi dua Sandwich dan menyerahkannya kepada Jesslyn. Semua orang lapar tapi semangat pengorbanan ada di dalam diri mereka sehingga mereka bertiga yang membagi Sandwich yang setengah dimakan menjadi tiga dan mulai memakannya.

"Kita gak akan pernah mendapat kesempatan untuk lulus sekarang. Tidak ada lagi pesta, tidak bahkan belum pernah nonton konser Treasure, menikah dengan Jaemin, bertemu saja belum, dan yang paling penting tidak bisa bertemu keluarga kita lagi, Ayah, ibu" Zoe menangis sambil berbaring di lantai.

"Argh... tadi siang aku bertengkar dengan ibuku di telpon. Tapi pagi tadi sebelum bertengkar, ibuku telah berjanji kepada ku bahwa dia akan membuatkan kue coklat untukku ketika aku akan kembali ke rumah. Mungkin dia akan menyimpan kuenya sampai aku kembali ke rumah. Aku merasa bersalah, Aku sekarang sangat merindukannya" Mayleen mengendus melihat keluar jendela saat air mata mengalir di matanya.

"Coba tebak? Hari ini aku bertengkar dengan adik laki-laki ku di pagi hari. Aku menamparnya dan dia menangis. Dia mengatakan kepadaku bahwa dia membenci ku dan dia berharap aku tidak pernah kembali ke rumah. Aku mengatakan kepadanya, bahwa keinginannya akan dikabulkan dan aku tidak akan kembali ke rumah. Dia pasti sedang menangis sekarang, berdoa kepada Tuhan bahwa dia membutuhkan satu-satunya kakak perempuannya kembali. Aku hanya ingin pulang dan meminta maaf atas perilaku yang kasar" Fanny membenamkan kepalanya di lutut, isakan pelan tangis nya akan terdengar.

"Kita kacau!" Claudy mendengus sambil menggelengkan kepalanya dan memainkan blazer seragamnya.

"Aku merindukanmu ibu. aku menyayangimu" Mayleen berbisik pada dirinya sendiri. Esther bangkit dan memeluknya di ikuti oleh Jesslyn. Segera semua gadis dipeluk dalam pelukan kelompok, seperti teletubbies.

Lampu mati lagi. Hari mulai gelap di luar. Sinar matahari sekecil apapun tidak bisa dilihat. Satu-satunya suara yang terdengar adalah detak jam.

Kali ini tiba-tiba tawa aneh terdengar. Itu bukan tawa biasa, bukan tawa satu pun gadis. Itu adalah tawa seram, misterius, dan angin dingin memeluk ruangan dalam kegelapan malam.

.
.
.
Tbc.

Minimal Vote! :D , Thank You :)

{Credit picture for right owner from pinterest}

Terkunci di Kelas Angker(END✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang