chapter 21 : Pengorbanan

138 92 25
                                    

>POV claudy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

>POV claudy

Setelah aku memberi tahu mereka rencanaku, kepercayaan diri mereka meningkat dan mereka memiliki senyum yang sangat lebar di wajah mereka. Aku telah berpikir keras tentang rencana ini, ini adalah balas dendam dari kami sekarang. Balas dendam, karena merenggut nyawa kami, teman kami, ibu kami dan semua yang pernah kami miliki. Kami hanya ingin bertemu Hera. Kami mulai berjalan di tikungan ketika sesuatu menarik perhatian kami. Itu adalah Zoe. Dia berdiri di sana seperti orang mabuk mengawasi kami.

"Zoe, ya tuhan akhirnya ki-" Flaybe terpotong oleh jeritan keras yang keluar dari bibir Mayleen. Aku bingung pada awalnya tetapi kemudian, hatiku hancur berkeping- keping. Zoe terbaring mati di lantai, dengan pisau di punggungnya. Saat dia jatuh, latar belakang mengungkapkan satu- satunya, yang kami tunggu- tunggu, Hera.

 Saat dia jatuh, latar belakang mengungkapkan satu- satunya, yang kami tunggu- tunggu, Hera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu keluar, tiga lagi." Dia mencibir, di sini menatap kami. Aku menelan ludah tapi kemudian aku berbagi pandangan dengan Flaybe dan Mayleen dan memberi isyarat agar mereka tidak takut. Mereka mengangguk.

Hera tersenyum jahat, melayangkan sebuah meja, siap melemparkannya ke kami bertiga. Kami meluncur terdorong menabrak lemari dan dinding. Kami meringis kesakitan.

Tapi kami kembali berdiri berpegangan tangan, menahan rasa sakit, aku menatap tajam Hera.

Hera mulai melayangkan pisau. Bukan hanya satu, tapi tiga sekaligus, pisau tajam yang siap membidik kami.

Aku pikir ini akan menjadi akhir perjuangan kami bertiga, akan ada sedikit penyesalan karena kami sudah berjuang sejauh ini. Tapi mungkin akan ada sedikit rasa bangga karena kami melalui ini semua dengan selalu bersama - sama. Persahabatan kami akan abadi, meninggalkan luka yang indah.

Pisau itu mulai melayang meluncur ke arah kami, kami memejamkan mata.

Dengan cepat angin berhembus, aku membayangkan kami mati tertusuk, dan semuanya berakhir begitu saja.

Tapi ketika aku membuka mataku, aku tersentak, aku melihat seseorang berambut pirang melindungi kami dari pisau tajam, tiga pisau sekaligus tertancap di punggungnya.

Terkunci di Kelas Angker(END✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang