Typo bertebar.
.
.Sudah dua minggu thiara berada di rumah ayah kandungnya tersebut.
Dia merasa sedikit canggung di sana.
Bukan karna papanya, bukan juga istri papanya itu.
Melainkan damian.
Laki-laki itu selalu menatapnya dengan tatapan dingin, sedih, kecewa.
Thiara tidak mengerti dengan tatapan itu, padahal damian tidak terlalu mengenalnya selamanya ini, kenapa pria itu seakan tak Terima bahwa dia adalah adiknya.
Dengan embel-embel dia menyukainya.
Dia gila.
Tapi.... Tatapan kecewa itu, saat melihat tatapan itu, perasaan thiara menjadi tak enak.
Damian seperti anak kecil yang menyedihkan.
Sekarang thiara duduk di taman rumah papanya, rumah tersebut sangat luas. Sampai-sampai thiara capek untuk mengelilingi rumah tersebut.
"Ra" Panggil seseorang.
Thiara menoleh dan ternyata itu Damian.
"Kenapa bang?" Ucap thiara, dia akan berusaha untuk tidak canggung dan menerima bahwa mereka saudara.
Damian mendengar thiara memanggil nya seperti itu, dia berusaha untuk tersenyum.
"Gue harap lo bakal ingat, alasan kenapa gue sangat tak Terima bahwa kita bersaudara" Ucap Damian.
'Ingat? Ingat apaan' batin thiara bingung.
Damian pun ikut duduk di sebelah thiara.
"Dulu ada dua anak yang sangat dekat, bahkan salah satu dari anak tersebut selalu mengatakan bahwa dia akan selalu bersama dengan anak yang satunya" Ucap Damian mengingat kenangan itu.
Damian memandang thiara, pria itu tersenyum.
"Gue bakal Terima kenyataan kalau kita saudara. asal lo ingat siapa gue, dan kenangan kita dulu" Setelah mengatakan itu, Damian pergi dari sana.
Thiara memandang kepergian Damian dengan tatapan bingung.
Apa yang tidak dia tau selama ini? Apa dia dulu pernah dekat dengan Damian? Kenapa begitu banyak plot twist di kehidupannya sekarang.
Berusaha mengingat hal itu, kepala thiara menjadi sakit.
"Akkh, kepala gue kenapa pusing gini" Ucap thiara memegang kepalanya yang pusing nya luar biasa.
Pelayan yang di sekitar sana melihat hal itu pun menghampiri thiara dengan panik.
"Astaga non, non kenapa?" Panik pelayan itu.
"Ini pusing aja kok bik"
"Kita ke rumah sakit aja ya non, bibik takut terjadi apa-apa sama non"
"Ini gapapa kok bik, kita kedalam aja ya" Pinta thiara.
Akhirnya mereka masuk kedalam rumah, thiara di bawa ke kamarnya, dia disuruh untuk tiduran dulu.
Agar sakitnya hilang.
.
.
.Setelah beberapa jam dia tertidur, sakitnya mulai hilang.
Dulu sewaktu smp, dia juga sering mengalami sakit kepala seperti tadi jika di paksa mengingat sesuatu.
Thiara mulai berpikir.
Apa yang tidak dia ketahui? Kehidupan keduanya ini sungguh berbeda sekarang, seperti begitu banyak hal yang tidak dia ketahui dulu terungkap di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
antagonis happy ending |\ (Hiatus)
Teen FictionTHIARA LACEY CARDO yes its me gadis barambut hitam gelap, kulit putih seputih salju, wajah halus, body oke, and mata indah seakan bisa menghipnotis orang untuk terus memandangnya. sayangnya... sikap nya tak secantik parasnya, dia bagaikan evil yg...