PART 8

3.6K 132 3
                                    

HAPPY READING

📖📖📖

Pagi harinya diruang makan keluarga Pradipta terlihat sebuah keluarga yang sepertinya sudah selesai dengan acara sarapan paginya sampai ada suara yang membuka percakapannya.

" Btw, kak Cha kenapa seragam lo sama kayak gue?" Tanya Rey penasaran.

" Gue satu sekolah dengan lo berdua. " Jawab Charlista sambil menunjuk ke arah double R.

" Serius lo??" Tanya si kembar dengan kompak.

" Hmm..ya." Jawab Charlista dengan singkat.

" Apa lo bakalan satu kelas dengan gue? " Tanya Rey dengan wajah berharapnya.

" Gak ya kak Cha harus satu kelas dengan gue. " Ujar Reyna dengan nada tidak setujunya.

" No, kak Chaca harus sekelas sama gue!" Ujar Rey dengan nada tidak mau kalah.

" Gue!!"

" Gak, sama gue pokoknya!!

" Gue titik gak pakek koma. "

" No, gue pokoknya. "

" Stop kalian berdua pagi² sudah bikin mommy pusing saja!" Ujar tante Eira sambil memijat kepalanya yang sedikit pusing.

" Dia duluan mom!" Ujar si kembar dengan kompak dan saling menunjuk satu sama lain, sedangkan Charlista yang melihat akan terjadinya perang dunia ketiga pun langsung berdiri dari duduknya dan berlalu dari ruang makan menuju ke arah halaman depan rumah pamannya tak lupa dia sudah berpamitan dengan om tante dan kakak sepupunya yang melebihi dinginnya di gunung everest itu.

" Stop, apa kalian mau daddy potong uang jajanmu hemm?" Ujar om Rendi sambil melihat ke arah kedua anak kembarnya yang beda identik itu, si kembar yang mendengar uang jajannya akan dipotong pun sontak menghentikan perdebatannya.

" No dad!!" Ujar keduanya dengan kompak.

" Yasudah sana berangkat, kalian sebentar lagi akan telat. Gak mau ya daddy mendapat laporan dari guru kalau kalian membolos. " Ujar om Rendi sambil menatap tajam ke arah si kembar.

" Iya dad iya, kami berangkat sekarang. " Ucap Rey dengan muka masamnya. Tanpa kata si kembar pun menghampiri ke dua orangtuanya untuk berpamitan berangkat sekolah, setelah berpamitan dengan orang tuanya serta kakaknya pun mereka berdua langsung melangkahkan kakinya menuju ke halaman depan rumahnya dimana mobilnya berada.

" Oya boy, kamu berangkat sekolahnya biar om sama tante antar." Ujar om Rendi sambil menatap ke arah Regan dengan tatapan lembut.

" Oke om. " Ujar Regan dengan muka polosnya.

" Yasudah kita berangkat sekarang saja takutnya terlambat nanti. " Ucap tante Eira dengan nada lembutnya, dan disetujui oleh keduanya.

" Son, kamu tidak berangkat ke kantor? Biasanya juga pagi² buta sudah berangkat?" Tanya om Rendi kepada putranya yang masih sibuk makan buah apel.

" Hemm..nanti jam 9. " Jawab Orion dengan nada dinginnya, sedangkan orang tuanya yang mendengar nada dingin putranya pun hanya menggelengkan kepalanya.

TRANSMIGRASI CHARLISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang