Irene menghela nafasnya dan keluar dari ruang ganti, kepalanya terus menunduk menatap lantai sembari berjalan tanpa mengangkat kakinya.
Dia tidak memiliki tenaga untuk menjadi energik setelah membaca catatan kecil yang kini kusut di suatu tempat di lantai ruang ganti.
Seulgi mengejutkannya dengan melompat ke atas punggungnya "Aww!" teriaknya sambil mendorong Seulgi menjauh dari tubuhnya.
Seulgi mengerutkan kening, menggaruk belakang kepalanya "Dasar Nenek!" gumamnya.
Irene menoleh ke belakang dan memberikan tatapan maut pada gadis itu.
Seulgi tertawa canggung dan mengangkat tanda damai "hehe, Hanya bercanda"
Irene terus berjalan sampai dia kembali tempatnya tadi, Seulgi mengikutinya dan duduk di sampingnya, masih bertanya-tanya "Hei, kamu harusnya berkencan dengan Jisoo. Kalian berdua membutuhkannya" dia terkekeh sambil membungkuk untuk menyentuh jari kakinya.
"Apakah kamu benar-benar bodoh?" Irene mendecakkan lidahnya "Tidak bisakah kau lihat aku tidak menyukainya lagi? Dia membuatku muak"
Seulgi mencibir "Ya, aku tidak bisa. Karena berdasarkan reaksimu tadi, cukup jelas bahwa kamu masih bucin padanya" dia tertawa, membungkuk lagi untuk jari kaki lainnya.
Irene memutar matanya dan menggelengkan kepalanya sebelum melihat Seulgi kesulitan disana "Hei, aku butuh bantuan di sini" erang Suelgi.
Irene berlutut dan pergi ke belakang Seulgi lalu mendorong bahunya ke depan untuk melakukan peregangan dan semakin mendapatkan erangan keras lainnya dari gadis itu.
Irene tertawa "Siapa neneknya sekarang?" dia berhenti mendorong Seulgi dan memikirkan sebuah ide.
Lalu dia perlahan-lahan menyentuh Seulgi dari bahu hingga ke pinggang membuat gadis itu terkesiap.
Irene lalu mencondongkan tubuhnya lebih dekat ke arah belakang telinga Seulgi dan membisikkan sesuatu dengan suara berani sebelum memberikan kecupan di pipinya.
Dia berdiri dan meninggalkan Seulgi yang membeku dan tersipu di tempatnya.
•••
Ini adalah minggu kedua ketika Jisoo secara rutin pergi ke SM Ent, berharap untuk bisa bertemu dengan Irene.
Tapi tidak ada sedikit pun petunjuk tentang gadis itu.
Dia menghela napas, dan menatap makanan yang dibelinya hari ini.
Saat dia akan mengirimkan pesan kepada Seulgi untuk turun tetapi gadis itu sudah berlari ke arahnya.
"Hei Jis" dia tersenyum dan mengambil tas berisi makanan dari tangan Jisoo "ini akan sampai padanya, terima kasih!" dia memberi Jisoo kecupan di pipi sebelum berlari kembali.
Jisoo menghela nafasnya, satu-satunya orang yang dia temui selama dua minggu penuh adalah Seulgi.
Dia bahkan membuat dua porsi makanan setiap hari sebagai ucapan terima kasih untuknya.
Apakah keputusannya ini tepat untuk terus mengejar Irene? Jisoo kemudian berbalik, kepalanya menunduk, ketika tiba-tiba dia menabrak seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Met You
FanfictionTidak ada yang baru, hanya Irene yang meminta nomor Jisoo kepada Jennie. Seberapa sulitkah saat semua orang memperhatikannya kecuali Jisoo? NOTE: Cerita ini bukan karya saya. THIS STORY isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA INI...