4. Why me?

108 22 1
                                    

Tidak ada yang peduli dengan sosok meringkuk di belakang sekolah. Tubuhnya gemetar dengan bibir yang sama gemetarnya. Nafasnya tersengal-sengal tak menentu dan hampir berhenti.

Apa yang terjadi padanya?

Hal yang biasa terjadi. Selalu menjadi makanannya sejak tiga bulan yang lalu. Pukulan, makian, hinaan dan tamparan.

Mulutnya bahkan lebih akrab dengan rasa darah daripada makanan dan minuman. Asam lambung menjadi salah satu pelengkap rasa berkarat di rongga mulutnya. Dongju tidak pernah merasakan keadaan dimana ia bersyukur bisa bernafas, tetapi tiga bulan terakhir ini dia merasa bahwa ia ingin mati saja.

Dongju terpaku pada tangannya yang kurus. Hanya tersisa kulit tipis yang menutup tulang-tulangnya. Dongju berpikir bagaimana bisa dia berakhir seperti ini.

Apakah karena dia termakan kebaikan salah satu seniornya? Dia mengatakan bahwa Dongju sangat manis dan jika saja ia seorang wanita, pasti senior itu akan menjadikannya pacar.

Apakah Dongju salah mengartikannya?

Tatapan jijik dari mata mirip rubah itu masih tersimpan di kepalanya. Berputar bersama dengan makian dan hinaan. Tamparan dan pukulan di sekujur tubuhnya.

Orang miskin sepertinya yang bisa bersekolah karena mengorbankan masa depan saudara kembarnya. Orang yang tidak memiliki orang tua sepertinya yang termakan akan kasih sayang sesaat orang asing. Dia seharusnya sadar, bahwa dia paling tidak pantas mendapatkan itu semua.

Dongju meremat kedua tangannya yang terluka dimana-mana. Mata sendu itu menatap langit. Apakah dia menyerah saja? Dia terlalu lelah.

Tuhan salah memilih objek untuk pencobaannya. Dongju tidak sekuat itu, dia tidak selayak itu. Dia hanyalah manusia lemah yang memiliki banyak ketakutan.

Dia bukanlah seseorang yang akan bersyukur bila mengahadapi pencobaan ini. Dia hanya bisa mengeluh dalam hatinya.

Kenapa aku?

Kenapa aku?

Kenapa aku?

Kenapa tidak orang lain?

Apa salahnya?

Apa karena dia adalah pendosa yang memendam perasaan pada sesama jenisnya?

Lalu, apakah ini hukuman untuknya?

Mengapa sepertinya hukumannya berat sekali?

Bagaimana jika saja dia tidak mengatakan perasaannya pada orang itu?

Apakah hidupnya akan berbeda?

Dongju menutup matanya yang terasa sangat berat. Bau darah menutupi hidungnya. Terlalu dekat. Kening Dongju mengkerut bingung, tetapi tidak membuka matanya.

Dia ingin tidur sebentar saja.









To be continued

The Demon's Bride [LeeOn] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang