"No mami renata hari ini cuek sama abil" adunya dengan muka sendu, lylia membawa anak bungsunya ini ke dalam pelukannya, sabil hanya diam dan mendengarkan apa yang mereka bahas itu renata adiknya ?.
"Sabil, lo mau bolos atau mau balik ke sekolah mumpung masih jam 9 pagi" tanya saros pada akhirnya, kalau dia sih akan bolos saja, dirinya sudah tidak ada mood untuk kembali ke sekolah.
"Balik aja deh kak, gue mau kasih peritungan ke mantan lo" ucap sabil dengan tenang. Abil mendongakkan wajahnya dari pelukan lylia, dia terpukau dengan wanita cantik yang sedang meminum teh dengan anggun.
"Hai kakak cantik, kakak cantik banget sihhh" ucap abil dengan terpukau, bahkan saros mengeraskan rahangnya, sial adiknya benar-benar cari mati sekarang, hey bukan abil yang salah, tapi salahkan sabil yang selalu bisa memukau setiap orang yang melihatnya.
"Kamu juga ganteng hehehe" sabil mengelus pipi abil dengan pelan, tubuh abil seketika lemas dan terduduk ke lantai.
"Kamu kenapa dek ?"
"Aduhh mii adekk mleyott, tangan kakak cantik ini halus banget, fixs adek gak mau mandi nanti" sabil tertawa renyah, sedangkan lylia terkekeh mendengar ucapan anaknya, masih kecil sudah terlihat bibit-bibit buaya-nya. Ciihh dirinya saja tak pernah dielus sabil seperti itu, kenapa adiknya dielus seperti itu.
"Heh bocah sana mandi, lo bau" saros hendak menyeret adiknya agar segera pergi dari sini, entah kenapa dia merasa panas dan marah melihat sabil didekati laki-laki lain, meskipun yang mendekatinya seorang bocah.
"Apaan sihh bang, cemburu yaa gak pernah dielus sama kakak cantik ini, anda iri kan ? MAKAN TUH IRI"nah kan adiknya semakin songong saja. Saros ingin sekali menyumpal mulut lemes adiknya, bahkan sabil sudah tertawa terbahak-bahak.
"Bang udah, yakali kamu cemburu sama adek kamu sendiri"
"Aku gak cemburu mi, apalagi sama anak monyet satu ini" tunjuknya kepada abil yang tengah memeletkan lidah, sialan.
"Heh kalau adek kamu anak monyet, mami jadi ibu monyet dong dan kamu jadi abangnya monyet" lylia tertawa.
"HAHAHAHAHA" tawa abil menggelegar, dia sampai brguling-guling mendengar ucapan maminya, lihat saja muka saros sudah memerah karena kesal.
Sabil berhenti tertawa tanganya menggapai tangan saros dan menggenggamnya sebentar, saros seketika menolehkan wajahnya, tangan sabil menggenggamnya diam-diam, ah imut sekali wanita ini jadi pengen bawa ke kamar.
"Tante aku mau balik ke sekolah dulu ya, kapan-kapan kalau ada waktu aku mampir lagi, rumah mamaku deket kok, masih satu komplek sama tante" sabil tersenyum ramah, dia berdiri dan hendak kembali ke sekolah.
"Kak kalau kakak belum punya pacar tunggu abil 13 tahun lagi ya, nanti abil bakal lamar kakak" abil mengedipkan matanya.
"Iya semoga nanti kakak belum punya anak ya hehehe" sabil mencubit pipi abil dengan gemas. Saros mengepalkan tanganya, enak saja adiknya akan mendahului start-nya, ini tidak bisa dibiarkan.
"Wait aku juga mau balik ke sekolah deh, tunggu ya" saros mengacak rambut sabil dengan sayang, kemudian dia berlari ke arah kamarnya, meninggalkan sabil yang merona diperlakukan seperti itu, lylia hanya tersenyum, sepertinya anak sulungnya menyukai gadis cantik ini.
"Apa kalian berdua menjalin hubungan sayang ?" lylia bertanya pada akhirnya, karena dia merasa penasaran.
"Ehhh, enggak tante kak saros udah punya pacar dan pacarnya selalu cari ribut sama sabil, katanya sabil genit juga centil ke kak saros" lylia mengangguk mengerti.
"Pacaran sama abil aja kak kalau gitu hehehehe" abil tersenyum menampilkan semua giginya, sabil hanya terkekeh.
"GAK ADA, LO MASIH BOCIL GAK AKAN BISA BARENG SAMA DIA" dari arah tangga tiba-tiba saros berteriak dengan kesal, baru juga ditinggal sebentar. Kenapa lagi saros kali ini, raut wajahnya terlihat tidak menyenangkan.
"Yakali kamu cemburu sama adek kamu bang ?" lylia tak habis pikir jika saros juga cemburu, bahkan dengan ucapan omong kosong dari adiknya.
"Lagian abil halunya tinggi banget, udah deh mi saros berangkat dulu ya bye" saros mencium pipi maminya dan mengajak sabil berangkat.
"Sabil berangkat dulu ya tante, bye abil kapan-kapan kita main lagi ya"
Cup
Sabil mencium pipi abil yang membuat wajah bocah kecil itu memerah, sedangkan saros dengan kasar menarik tangan sabil, sialan baik adiknya juga wanita ini suka sekali memancing amarahnya.
"Pelan kak sakit tau" keluh sabil ketika saros menarik tangannya dengan kasar. Saros masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata pun, dihembuskan nafasnya yang terasa menyesakkan. Dia menghidupkan mobilnya, dilajukannya mobil itu dengan kecepatan sedang keheningan menyelimuti mereka berdua.
"Kenapa lo nyium adek gue ?" dengan nada tenang nan menusuk, kalimat itu terlontar dari mulut saros.
"Hah ? Gak kenapa-kenapa, emang perlu banget ya mau nyium anak kecil pakek alasan dulu, pertanyaan kakak gak masuk akal sama sekali" saros menatap tak percaya ke arah sabil, serius nih sabil membela adiknya ?
"Lo genit banget jadi cewek, semua cowok mau lo embat ya ?" nahh kan salah lagi dia, saros ini kenapa sih menyebalkan sekali.
"Iya kenapa masalah buat kakak ?" dengan kesal sabil menjawab.
"Bangsat"
Ckitt
Saros membanting setirnya menepi ke arah jalan yang lumayan sepi, dia mengunci mobilnya agar sabil tak bisa keluar, dilepasnya sabuk pengaman yang mmebelit tubuhnya, dia memajukan badannya, diturunkan-nya sandaran jok kursi yang diduduki sabil.
Wajah mereka berdua begitu dekat, bahkan sabil bisa merasakan nafas saros yang begitu segar, jangan lupakan bau parfum yang begitu menggoda indra penciumannya.
"Ka...kkk..jangan begini" tangan sabil mencegah, agar badan saros tak terlalu menempel pada tubuhnya.
"Kenapa sih lo begitu cantik bill" tangan saros mengelus rambut nakal sabil, matanya mengunci tatapan sabil.
Cup
Saros memajukan tubuh-nya untuk mencium bibir pink sabil, dia melumat bibir itu dengan lembut, tangannya menahan tengkuk sabil yang ingin menjauh, tubuh sabil melemas tangannya meremas baju saros.
"Ehmm"
"Ahhh"
Kedua insan itu mulai terhanyut ke dalam lautan gairah, kecupan ringan yang mereka lakukan sekarang menjadi lumatan juga pertukaran air liur yang sangat membara, tangan saros bahkan sudah mulai meremas payudara sabil, dia tidak bisa mengontrol akal sehatnya lagi.
"Uhhhh stoopp...bajingan" sabil menghentikan saros yang semakin beringas.
"Damn't, you so sexy sabil" saros akhirnya mundur dan merapihkan penampilannya, jika diteruskan bisa masuk kuburan dia, karena dia yakin nouvan tidak akan diam saja.
"Jangan kayak gini lagi" mata sabil menatap saros dengan tajam, dulu ketika sabil masih mempunyai perasaan, laki-laki itu menghinanya dengan kata-kata kasar sekarang justru laki-laki itu yang selalu mengganggunya, bahkan dia tidak suka ketika sabil didekati laki-laki lain.
"Gue gak boleh, sedangkan laki-laki lain boleh, bangsat ya lo" ucap saros marah.
"Karena lo adalah orang yang ngehancurin kepercayaan diri gue bangsat, gue gak akan sudi buka hati buat orang kayak elo" setelah mengucapkan itu sabil membuang mukanya ke arah jendela. Dia sadar jika perkataanya begitu kasar, tapi saros tidak akan mau mengerti jika dia tidak kasar seperti ini.
"Sial, gue anterin lo ke sekolah" raut muka saros terlihat tidak senang, ternyata luka yang dia goreskan membuat wanita yang dia suka jadi seperti ini, ini termasuk karma untuknya kan ? Andai waktu bisa diputar kembali, dia tak akan mengatakan kata-kata kejam dan menyakitkan itu. Dia tidak tahu jika kata sepele menurutnya, bisa mempengaruhi mental seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS WORLD (REVISI)
Подростковая литератураSinopsis : Penyesalan memang selalu datang terlambat ketika dia hadir kita seolah tak perduli namun ketika dia yang tanpa sadar membawa hati untuk ikut pergi begitu terasa jika hadirnya begitu berharga apalagi ketika dia justru terlihat lebih bahagi...