2🌼

318 2 0
                                    

"Bukan gitu ra, I think I just want to change" ucap sabil pelan dengan wajah tertunduk, mendengar bahasa sabil yang membuatnya tak mengerti aurora menyuruh sabil mengulangi bagian perkataannya yang terakhir, dan dia akan bertanya kepada si paling tahu segalanya dimuka bumi alias google , cerdas sekali aurora ini batinnya bangga.

"Tentu bisa dong bestie lo punya sahabat sebaik dan secantik gue, tenang gue bakal jadi private teacher glow up lo, dari ujung rambut sampai ujung kaki" aurora menepuk dadanya bangga, sabil menganggukkan kepalanyaa semangat.

Dia yang tadinya akan pasrah mendengar ucapan aurora tadi membuatnya menjadi sadar, jika kita ingin menjadi cantik pasti membutuhkan usaha juga effort yang tinggi dan yang paling utama yaitu uang. Mereka berdua memutuskan untuk pulang dan aurora akan menyusun strategi untuknya, itu yang dia katakan sebelum berpisah tadi.

Sekarang sabil sedang menunggu bus karena abang juga sopirnya tidak bisa menjemputnya, karena ada urusan lain yang harus mereka urus, sebenarnya dia dilarang keras oleh sang bunda juga abangnya untuk naik kendaraan umum, dikarenakan dia pernah hilang terbawa bus karena tertidur dan hal itu mengakibatkan keluarganya menjadi protektif kepadanya. Dia tukang tidur dimanapun itu, jika kepalanya menemukan sandaran yang nyaman dimanapun itu bisa dipastikan dalam jangka waktu 1 menit saja dia bisa langsung tertidur dengan pulas.

Brrmmm...Brmmmm

Bus yang ditunggu akhirnya tiba, sabil memakai earphone-nya, dalam hati dia merapalkan doa bahwa dia tidak boleh tertidur lagi kali ini, dia harus bisa melawan traumanya kali ini, kalimat itu yang selalu ia rapalkan namun realita memang tidak selalu sesuai apa yang kita harapkan. Keadaan bus lumayan lenggang, hanya beberapa anak sekolah dan para pekerja yang mulai pulang ke rumah yang memenuhi bus sore itu. Sabil mendapat tempat duduk disamping jendela, kepalanya ia sandarkan ke kaca, tatapannya menatap awan yang mulai menangis dari lambat menjadi semakin deras, dia menghembuskan nafas.

Huft...

Ternyata kegiatannya menarik perhatian seorang pria berseragam SMA yang berdiri tak jauh dari tempat duduknya, laki-laki itu memiliki postur wajah sempurna, tanpa minus namun dia memiliki aura mengintimidasi yang sangat kuat.

Tatapannya begitu tajam, hidung yang mancung serta ahhh mata yang begitu indah terbingkai bulu mata lentik yang menggoda, bibir yang berwarna pink alami heyyy hentikan sabil come on sadar !! Ingatnya agar terbangun dari imajinasi yang mulai tak karuan.

"Silahkan duduk" tawar sabil ramah

"Terimakasih, tidak perlu" balasnya cuek, laki-laki itu sibuk dengan handpone dihp-nya, tidak perduli dengan tatapan kaget sabil. Gagal kenalan sama cogan nih batin sabil

Sabil kembali memandang ke arah luar, menikmati rintik hujan serta hawa dingin serta bau tanah yang mulai menyerang indra penciuman-nya, matanya lama kelamaan mulai mengantuk, tidurnya begitu pulas seperti bayi yang tak berdosa.

Saros memijat kepala juga meregangkan bahunya yang lelah, laki-laki yang berbicara dengan sabil adalah saros kakak sepupu aurora, sahabatnya juga sahabat dari nouvan abangnya, saros terkekeh melihat kepala sabil yang terbentur kaca berulang kali, namun tak membuatnya bangun karena saking pulasnya dia tertidur.

Saros melirik seorang laki-laki paruh baya yang hendak menempati kursi kosong disebelah sabil, tangannya dengan reflek menghalangi agar pria tersebut memilih tempat duduk lain, dia duduk dengan tenang bahkan ketika kondisi bus mulai sesak hiruk piruk manusia dan keramaian, dia tetap tidak terbangun sama sekali.

Saros melihat sekitar, dia akan turun dipemberhentian selanjutnya dia tidak bisa meninggalkan wanita ini dengan kondisi tertidur menyerupai orang pingsan, bisa-bisa dia menjadi korban perampokan atau pemerkosaan nantinya.

"Hey bangun" saros menepuk pundak sabil agar terbangun

3x dia membangunkan dengan pelan namun tidak ada respon sama sekali, hanya deru nafasnya yang terdengar stabil. Saros mendekatkan bibirnya ke telinga sabil dan dia berteriak.

"BANGUN BABI" teriaknya dengan kesal dengan gelagapan sabil membuka matanya, dia menatap kesal laki-laki yang membangunkan-nya tanpa perasaan.

"Iyaa iyaa bang, santai ngegas banget gue gak budek anjir" sabil merapikan penampilannya dan melihat area sekitar halte bus karena seprtinya dia harus turun dihalte bus ini.

"Heh babi, gue udah bangunin lo tiga kali jangankan ngerespon gerak aja kagak, sebenernya lo tidur apa mati sih" sembur saros dengan nada ketus, sabil hanya menundukkan wajahnya karena malu.

"Cakep banget sih kalau marah bikin jantung sabil jedag jedug" batin sabil

"Amit-amit dahhh ketemu cewek babi ini lagi" batin saros

"Iya iya maaf, terimakasih ya bang udah mau bangunin sabil, jangan judes-judes jadi cowok entar gak laku loh" saros memandangnya dengan sinis

"Cowok se ganteng gue gak laku hanya karena judes ? mata lo rabun ya atau otak lo yang gak beres, gak laku itu kayaknya berlaku buat elo deh, bukan buat gue" sabil hanya menunduk tak membalas ucapan saros, kan dia hanya bercanda kenapa laki-laki ini begitu jahat kepadanya.

Sabil diam menunduk dan turun dari bis tanpa berkata apapun, dia hanya berpikir, kenapa semua orang selalu memandang rendah fisiknya, toh fisiknya tidak ada hubungannya dengan mereka bukan ? Selama berminggu-minggu sabil tetap murung, membuat tanda tanya keluarga juga sahabatnya karena tidak biasanya sabil yang ceria mendadak jadi pendiam seperti ini. Bahkan nafsu makan-nya menurun drastis dia sempat pingsan ketika disekolah membuat abang juga sahabatnya kalang kabut karena khawatir.

"Lo kenapa sih bil, kalau ada masalah itu cerita lo anggap gue apa ?" aurora menangis karena begitu menghawatirkan keadaan sabahatnya yang seperti ini, yang ditanya hanya menunduk dengan mata berkaca-kaca.

"1 bulan lalu aku naik bis sendiri, terus ada cowok ganteng banget mukannya keliatan judes juga dingin, aku pikir cuman tampang luarnya aja yang kayak gitu, ternyata setiap kalimat yang dia lontarkan nyakitin aku ra..hikss...aku kan gak kenal dia hiks...kenapa dia jahat ya, dan aku juga benci kalau kenyataan-nya, aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama dia" cerita sabil dengan terisak.

"Lo jatuh cinta pada pandangan pertama, sama orang yang udah jahat sama elo ? Fuck you sabill lo gila" umpat aurora kesal

"Hiks...jangan marah dong gi mana sihh, bantu mikir kek biar aku bisa dapetin cowok yang aku mau" rengek sabil dengan menggoyangkan tangan aurora manja.

"Fine gue juga udah pernah janji bakal bantu make over elo, tapi tujuan lo kalau berubah hanya karena cowok gue gak sudi bantu" tatapan aurora menusuk, yang ditatap hanya mengangguk setuju

"Oke deal, kamu mau masuk SMA mana ? Kita masuk sekolah yang sama yuk" ajak sabil

"Boleh, tapi bantu gue belajar ya dan dapet piala lagi, biar gue bisa bebas milih sekolah yang gue mau" semua keputusan dalam hal apapun selalu ditentukan orang tuanya, jika dia bisa membuktikan dirinya sendiri dia bisa keluar dari rumah dan mencari tujuan hidupnya sendiri.

"Aku juga mau belajar mandiri mulai sekarang, kalau aku udah diterima di SMA abang, aku mau tinggal diapartemen aja deh biar lebih bebas" sabil bergumam sambil menerawang rencanannya.

"What the fuck !! Lo mau masuk SMA Jupiter ? Bisa jadi ayam geprek lo disana kalo tetep jadi sabil yang selalu ngalah dan bodoamat kayak gini" pasalnya di SMA Jupiter terkenal akan siswa-siswinya yang unggulan, baik dari segi prestasi maupun segi keungan, tak ayal aurora begitu kaget mendengar ucapan sabil.

"Aku kan udah bilang mau berubah aurora gi mana sih" nahh kan sabill tetap lahh sabil sahabatnya yang paling dia sayang dan jaga sepenuh hati.

"Lo sembuh dulu terus kita shopping, cari semua kebutuhan buat make over elo dan setiap pagi gue bakal ajak lo ke gym buat ngebentuk badan lo, juga badan gue hehehe" ajak aurora dengan semangat

"Aku mau les juga dong, ikut kamu ra habis ini kan kita mau ujian" pinta sabil.

MISS WORLD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang