Chapter 2

1.1K 113 15
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

"Hei! Kim Jisoo! Kemari kau dasar jalang sialan!" Minwoo mengejar Jisoo yang terus berlari menjauh darinya.

"Hei! Kim Jisoo sialan! Berhenti kau!" Teriak Minwoo lagi. Jisoo tak melihat kebelakang dan hanya fokus berlari menjauh. Dia terus berlari hingga menemukan sebuah kantor polisi.

Minwoo berdecak kesal, dia menambah kecepatan larinya dan tepat sebelum Jisoo mendekati kantor polisi, tubuhnya diseret oleh Minwoo ke belakang bangunan.

Minwoo yang sudab sangat marah lantas memukuli Jisoo hingga Jisoo tak berdaya. "Jika kau mengulangi perbuatanmu lagi, aku akan menyiksamu lebih dari ini, aku bahkan akan membunuhmu, ikuti permainanku dan kau akan aman, apa kau mengerti?"

"Jawab aku dasar jalang tidak tahu diri!" Geram Minwoo yang kini memegang dagu Jisoo dengan kuat. Jisoo mengangguk dengan rasa sakit di tubuhnya. Minwo menangguk sambil menghela napasnya, tak lama dia pergi meninggalkan Jisoo yang sudah terbaring lemas.

Sekujur tubuhnya kini dipenuhi oleh luka lebam dan rasa sakit yang teramat seiring dia menggerakkan tubuhnya. Jisoo berusaha bangun dan berusaha berjalan meminta bantuan, yang untungnya malam itu datanglah mobil polisi yang sepertinya baru pulang berpatroli.

Saat kedua polisi patroli itu melihat keadaan Jisoo yang memprihatinkan mereka segera mengantar Jisoo ke rumah sakit dan dengan mantap melaporkan kejadian itu kepada polisi yang mengantarnya.

Polisi segera melaporkan ini pada divisi kekerasan dan untungnya karena kejadiannya masih baru seorang detektif menyarankan untuk Jisoo segera melakukan visum dan membuat laporan agar Minwoo cepat ditangani.

Selama beberapa hari Jisoo diharuskan dirawat inap karena ternyata beberapa tulangnya ada yang retak cukup parah dan harus beristirahat penuh.

Saat keesokan harinya dia sudah diperbolehkan pulang, dia kebingungan karena pakaian yang dia pakai sebelumnya sudah tidak layak pakai lagi, apalagi dia hidup sebatang kara saat ini.

Awalnya dia hendak meminta tolong pada tetangga atau pemilik apartemennya, tapi dia tidak dekat dengan salah satu dari mereka.

Dia mau meminta tolong pada rekan kerjanya, tapi dia keluar dari rumah sakit besok pagi. Lalu dia juga hendak menghubungi paman dan bibinya, namun mereka pasti tidak akan datang karena dirinya sudah kabur dari rumah paman dan bibinya.

Ketika dia tengah dilanda rasa bingung, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan entah kebetulan atau bagaimana, ternyata yang menghubunginya adalah Taehyung.

Jisoo menggeser tombol hijau dilayarnya lalu menempelkan ponselnya ke telinganya. "Halo, Taehyung-ssi?"

"Ah, Jisoo-ssi, apa besok kau ada waktu? Kebetulan ada yang ingin aku bicarakan denganmu,"

"Itu ... Taehyung-ssi, ma-maafkan aku sebelumnya, tapi saat ini aku berada di rumah sakit, aku-"

"Di rumah sakit? Apa kau sedang sakit?"

"Ah, aku ... Aku mengalami kecelakaan, jadi sepertinya aku tidak bisa bertemu dengan-"

"Di mana?"

Jisoo terdiam ketika ucapannya di potong oleh Taehyung. "Ya?" Tanya Jisoo. "Di mana rumah sakit tempatmu saat ini?" Tanya Taehyung balik. "Ah itu .... Di rumah sakit xx," jawab Jisoo. Tak lama sambungan telepon mati.

"Halo, Taehyung-ssi?" Panggil Jisoo. Dia segera melihat layar ponselnya, tak lama dia menghela napasnya. Selang beberapa menit kemudian pintu ruang inapnya terbuka dan muncul Taehyung dengan wajah khawatirnya.

Her Last Desire | VSOO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang