Chapter 6

926 99 10
                                    

⚠️⚠️ANDA BERADA DI ZONA BAHAYA YANG MUNGKIN MENYEBABKAN KETIDAK NYAMANAN BAGI BEBERAPA PEMBACA⚠️⚠️

.

Taehyung menatap Jisoo dengan tatapan datarnya. "Ma-maafkan aku, a-aku hanya penasaran-"

"Penasaran?" Tanya Taehyung seraya berjalan mendekati Jisoo, "Jisoo-ssi, apa kau tahu salah satu penyebab seseorang kehilangan nyawanya adalah rasa penasaran?" Taehyung mengulurkan tangannya memegang wajah Jisoo, dengan wajah datarnya dia menatap Jisoo.

Jantung Jisoo berdetak lebih kencang, rasa takut kembali muncul di dalam dirinya.

"Ma-maafkan aku ... A-aku tidak akan bertanya lagi ...." Jisoo menunduk takut. Tetapi selang beberapa detik tiba-tiba Taehyung tertawa membuat Jisoo menatap Taehyung takut sekaligus tak percaya. "Ah maaf-maaf, apa kau benar-benar ketakutan? Maafkan aku." Taehyung berjalan kembali mendekati ranselnya, dia berjongkok lalu membuka resleting ranselnya.

"Sebentar lagi musim dingin, aku tadinya ingin memberikan beberapa baju hangatku pada tunawisma yang ada di stasiun, mereka pasti kedinginan." Ujar Taehyung seraya memperlihatkan beberapa baju hangatnya.

"Aku sudah lama tidak memakainya, karena bajunya masih lumayan bagus jadi aku mau memberikannya pada orang yang lebih membutuhkannya, berat badanku juga sepertinya naik, baju-bajuku yang sudah tidak terpakai menjadi lebih kecil." Lanjutnya sambil menyunggingkan senyum lebarnya.

Jisoo tertawa canggung, "Ah iya kau benar, mereka pasti kedinginan," sahut Jisoo.

Jisoo mengalihkan matanya ke arah jendela. "kelaparan di saat musim dingin juga rasanya sangat tidak enak," Jisoo menatap Taehyung lalu tersenyum, "aku juga ingin memberikan mereka makanan, atau setidaknya cemilan untuk menggenjal perut mereka,"

Taehyung tertegun dengan apa yang di dengarnya dari mulut Jisoo, dia menunduk lalu sedikit menarik ujung bibirnya.

"Taehyung-ssi," panggil Jisoo. Taehyung menatap Jisoo sambil mengangkat kedua alisnya. Jisoo menatap Taehyung tanpa berkata apapun sesaat, setelahnya dia tersenyum tipis, "Tidak-tidak," seraya menggelengkan kepalanya.

Taehyung tertawa kecil, dia berdiri lalu berjalan mendekati Jisoo. "Sudah makannya?" Tanya Taehyung. "Memangnya ada apa?" Tanya Jisoo balik.

Taehyung tersenyum lalu memindahkan piring berisi gorengan itu ke dekat kompor  lalu mengecupi wajah Jisoo. "Bukankah kau seharusnya sudah tahu?" Tanyanya yang kembali mengecupi wajah Jisoo.

"Bolehkah?" Tanya Taehyung meminta izin. Untuk sesaat Jisoo menatap kedua mata Taehyung bergantian, perlahan dia tersenyum lembut dan mengangguk.

Setelah mendapat persetujuan tentu saja Taehyung melepaskan satu-persatu kancing kemejanya lalu melepaskan dan melempar kemejanya ke lantai.

Taehyung melepas kacamatanya dan menyimpannya di atas meja kecil sebelah kasur, dengan tidak sabaran dia kembali melumat bibir Jisoo sembari menindih tubuh Jisoo.

"Pe-pelan-pelan, tubuhku masih sedikit sakit," lirih Jisoo. Taehyung membelai wajah Jisoo, dia tersenyum dan mengangguk. "Aku mengerti." Taehyung membuka satu-persatu pakaian yang Jisoo kenakan lalu melemparnya ke lantai, tangannya merogoh saku celananya dan mengeluarkan satu pengaman.

Wajah Jisoo memerah ketika dia melihat Taehyung yang menggigit pengaman yang masih tertutup oleh plastiknya, sedangkan kedua tangannya membuka celananya. "Ta-tampan," ujar Jisoo tanpa sadar.

Taehyung menyeringai dengan masih menggigit pengaman itu dan melempar melempar celananya ke lantai. Saat ini mereka sudah tidak memakai sehelai benang pun.

Jisoo sedikit terkejut ketika melihat burung Taehyung yang sudah besar dan menegang, wajahnya kini merah dan hangat karena malu.

Taehyung membuka plastik pengamannya lalu memasangkannya pada burungnya, setelah selesai satu tangannya dia gunakan untuk menyisir rambutnya kebelakang membuat Jisoo lagi-lagi terkesima, dia menyeringai ketika melihat reaksi Jisoo.

Her Last Desire | VSOO | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang