13. Gagal Night Ride

882 150 9
                                    

Isagi sedang berjalan-jalan dengan Noa sesuai janjinya. Malam terasa begitu dingin padahal ia menggunakan kaos tebal dan di balut oleh hoodie yang tebal juga, tetapi ntah kenapa ia merasa menggigil.

Karena tak kuat, ia memeluk Noa dari belakang, "Izin ya kak, dingin banget soalnya."

Noa tersenyum, tentu itu membuatnya senang bukan main! Noa menggenggam kedua tangan Isagi yang memeluknya, tangannya Isagi sangat dingin.

"Dingin banget ya?" Noa memastikan kondisi Isagi di belakangnya. Tanpa Noa sadari Isagi memejamkan matanya karena kepalanya yang tiba-tiba pusing.

"Iya .."

"Mau pulang aja?"

"Iya kak, maaf ya."

Noa mengangguk. Satu tangannya masih menggenggam kedua tangan Isagi yang masih memeluknya. Ia berharap, setidaknya Isagi merasa sedikit hangat di kedua tangannya.

Lima belas menit berlalu, Noa kemudian menghentikan motornya tepat pada pinggir gerbang rumah Isagi. Mata Isagi merasa berat sejak perjalanan pulang.

Isagi turun dari motor Noa, ia sedikit tertatih. Noa khawatir, ia kemudian menstandarkan motornya untuk memapah Isagi. Setidaknya sampai ke kamarnya.

"Gak apa-apa kak. Lagian aku member Avengers, gak selemah itu buat dipapah."

"Kakak takut kamu jatuh. Kakak khawatir sama kamu, Sagi."

"Santai kak. Kalo jatuh mah bangun lagi, lagian jatuhnya gak ke langit, ini."

Noa menarik napas panjang, ia tak menyangka Isagi masih bisa melawak dengan keadaanya yang seperti ini. Bahkan ia kini terkekeh kecil.

"Aku gak apa-apa kak. Ini mah butuh tidur doang, besok juga sehat. Apalagi kalo ada yang transfer seratus miliar. Detik ini juga langsung sehat.

Noa memeluk Isagi. Ia sedikit terkekeh kecil ketika mendengar penuturan dari laki-laki yang di peluknya ini. Isagi sempat terkejut, tetapi ia tetap membalas pelukan Noa.

"Jangan sakit, Sagi .."

"Aku bukan firaun yang gak pernah sakit, kak. Aku besok sehat, tenang aja."

Setelah melepas pelukannya pada Isagi, Noa berpamitan untuk pulang. Sejujurnya Noa masih enggan pergi dari rumah Isagi, ia masih khawatir dengan kondisi Isagi yang seperti ini.

"Kalo ada apa-apa, telepon kakak aja ya."

"Siap komandan!"

Setelah Noa menjauh dari dari pandangannya, Isagi mulai membuka gerbang rumahnya. Sejujurnya kepalanya sangat sakit, serta pusing dalam waktu bersamaan. Ia berjalan dengan sedikit tertatih, dan setelah sampai di pintu rumah, Isagi langsung berjongkok.

"Pusing banget asu!"

Isagi meremas rambutnya kuat-kuat. Ia berharap, setidaknya rasa pusingnya bisa tertahan hingga sampai di kamarnya.

"Sagi!"

Seruan dari Nagi tak membuat Isagi bergeming. Ia tetap memejamkan matanya dengan posisi berjongkok karena tengah menahan rasa pusingnya.

Nagi sudah berada di samping Isagi, ia kini berjongkok seraya memastikan Isagi baik-baik saja atau tidak.

"Kenapa? Apa ada yang sakit? Kalo aku cium, sembuh gak?"

Napas Isagi tersengal-sengal. Rasanya ingin sekali Isagi memukul Nagi dengan gas elpiji di saat-saat seperti ini.

"Lo diem, atau gue acak-acak organ dalem, lo?"

Nagi sedikit mengerucutkan bibirnya. "Ayo aku antar sampai kamar."

"Gak usah. Gue secara ajaib langsung sehat detik ini juga."

Random | KaisagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang