6. Kedatangan Noa

1.1K 150 16
                                    

Seperti biasa Isagi berangkat bersama Bachira. Jika ada yang bertanya kenapa tidak bersama Kaiser, bule pirang itu pulang pukul 22.10 karena katanya Ness mengacau di rumahnya.

"Isagi, NT, ya?"

Tanpa memperdulikan pertanyaan yang di lontarkan Bachira, Isagi memilih untuk membenamkan wajahnya kepada meja, dan kedua tangannya ia jadikan tumpuannya.

"Isagi, selamat pagi." Nagi mengacak rambut Isagi, tetapi Isagi mengabaikannya. Ia tak mempunyai banyak energi untuk meladeni Nagi, bahkan Bachira saja ia cuekan.

Nagi menolehkan pandangannya kepada Bachira, Bachira seolah mengerti kemudian mengedikan bahunya. "Mungkin efek NT," tebak Bachira, tentunya tertuju untuk menjawab kepenasaran Nagi.

"Isagi, kenapa kita gak pacaran aja? Aku beneran udah putus sama Reo."

Tanpa merubah posisinya Isagi menjawab, "Gak dulu."

Lagi-lagi Nagi di tolak, padahal dulu Reo tak seperti itu kepadanya. Ini sungguh tidak adil!

"Daripada sama kamu, dia lebih cocok sama Shidou," kata Nagi lagi, ia mencoba memanas-manasi pria berambut nevy itu.

Isagi masih memejamkan matanya, ia bingung, kemarin Bachira menyinggung soal kedekatan Shidou dan Hanum ia tampak cemburu, bahkan moodnya menjadi berantakan. Tetapi kali ini ketika Nagi membahas Shidou dan Hanum, Isagi mulai baik-baik saja. Baik-baik saja bukan berarti tak cemburu, hanya saja ada sisa kecemburuannya sedikit, tetapi ia tak kacau seperti sebelumnya.

"Gue lagi gak mau bahas mereka," ucap Isagi.

Nagi lagi-lagi memberi tatapan pertanyaan kepada Bachira. "Dia kayanya mulai suka si Kaiser. Kemarin mereka ketemu, kayanya sempet skidipapap," jawab Bachira enteng, ekspresi wajahnya sangat polos seperti kertas HVS.

Isagi kemudian terduduk tegak, ia memberi tatapan membunuh kepada teman sebangkunya ini. "Lo gak usah kaya asu! Gue kagak ngapa-ngapain sama si Kaiser."

Ekspresi wajah Nagi menjadi datar, sangat terlihat jika ia tak suka informasi yang di bicarakan oleh Bachira.

"Isagi punya gue, sampai seterusnya," ucapan Nagi seperti mutlak adanya. Mungkin jika Kaiser ada, si bule pirang itu akan meledakan Nagi dengan jurus nya Deidara.

Isagi menaikan sebelah alisnya, "Gue? Gue mah punya Tuhan."

Bachira berdecak, "Ckckck, sama-sama NT."

Seisi kelas sibuk dengan kegiatannya masing-masing, bahkan Kunigami dan Chigiri tampak romantis setiap hari, termasuk di pagi hari ini.

Yang lainnya sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, ada yang sedang main Uno, ada yang sedang sibuk dengan ponselnya, bahkan ada juga yang tertidur pulas.

Keributan dari seisi kelas seketika berhenti ketika melihat mantan kakak kelasnya yang tiba-tiba datang ke dalam kelas. Noel Noa, pria yang sangat di kagumi bahkan oleh tiga angkatan sekaligus. Dari zaman Isagi kelas 10, Noa lah yang menjadi sasaran dari dua gender sekaligus.

Noa tersenyum, tentu pada Isagi. "Selamat pagi, Isagi."

Isagi tersenyum kikuk, "Pagi, kak."

"Malem sempet ke super market," ucap Noa. Ia kemudian memberikan keresek putih yang ukurannya sedang kepada Isagi.

Isagi menerimanya, "Makasih banyak, Kak. Lain kali gak usah repot-repot."

Noa terkekeh geli, mana mungkin ia merasa di repotkan oleh orang yang ia sukai, "Santai aja, ini gak termasuk list ngerepotin."

Isagi lagi-lagi tersenyum kikuk, "Makasih sekali lagi ya, Kak."

Noa mengangguk kecil, "Kalo gitu kakak pergi dulu ya, ada rapat organisasi di kampus," lanjutnya. Sebelum meninggalkan kelas Isagi, Noa sempat mengacak rambut Isagi dengan gemas. Sejujurnya Noa ingin memiliki lebih banyak waktu dengan orang yang ia sukai, tetapi tugas dan organisasi kampus tak mungkin ia tinggalkan begitu saja.

Random | KaisagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang